Bismillah…
Nabi Idris lahir di kota Syusan, di negeri Persia. Beliau terlahir di tengah masyarakat yang rusak dan banyak yang melakukan kesyirikan. Namun Allah menyelamatkan Nabi Idris dari berbagai kerusakan itu dengan dikaruniai ilmu dan hikmah.
Setelah beranjak dewasa, beliau diangkat menjadi Nabi oleh Allah ta’ala. Kenabian beliau diceritakan oleh Allah di dalam surat Maryam ayat 56:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ إِنَّهُ كَانَ صَدِّيقًا نَّبِيًّا وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا
“Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat jujur dan seorang nabi.”
Beliaupun memulai mendakwahi masyarakatnya. Dalam dakwahnya, beliau memulai dengan mengenalkan kepada masyarakat tentang mentauhidkan Allah serta bahaya berbuat syirik. Sebagaimana yang dialami oleh nabi-nabi yang lain, dakwah beliau mendapatkan penolakan dan berbagai gangguan dari masyarakat beliau alami. Hingga beliau harus berhijrah ke negeri mesir bersama orang-orang yang beriman kepada beliau. Pada akhirnya, dengan kesabaran, keberanian dan kebijaksanaan beliau; setelah pertolongan Allah, banyak manusia yang beriman kepada ajaran yang dibawa Nabi Idris.
Nabi Idris wafat di kota Baitul Maqdis (Palestina), saat beliau sedang berjalan di kota ini, salah satu sayap Malaikat terjatuh dan mengenai beliau, kemudian beliaupun wafat, ketika itu umur beliau 300 tahun.
Nabi Idris dikaruniai oleh Allah banyak mu’jizat, untuk menunjukkan kepada manusia bahwa beliau adalah seorang Nabi yang mengajak manusia menyembah Allah semata, diantaranya, Nabi Idris dikenal sebagai sosok yang berilmu luas serta sangat terampil. Tak ada seorangpun ketiku itu yang seluas ilmu dan seterampil beliau. Beliau adalah manusia pertama yang bisa menulis dan mengajarkannya kepada manusia. Selain itu beliau pula orang pertama yang bisa menjahit pakaian, membuat berbagai alat yang memudahkan hidup manusia. Beliau pula Nabi pertama yang memperoleh As-Suhuf; yaitu lembaran-lembaran yang berisi wahyu, diturunkan oleh Allah ta’ala. Lalu Malaikat mengenalkan nama-nama Allah kepada beliau.
Selain itu, ada mu’jizat paling istimewa yang ada pada Nabi Idris adalah, Allah mengangkatnya ke langit keempat, lalu beliau hidup di langit keempat dalam waktu yang lama, dengan beribadah kepada Allah ‘azza wa jalla.
Pelajaran Tauhid:
(1) Keimanan kepada Allah.
Meskipun Nabi Idris lahir di tengah masyarakat yang banyak melakukan kesyirikan, Allah menyelamatkannya. Ini menunjukkan bahwa keimanan kepada Allah adalah fondasi yang kuat untuk melindungi seseorang dari pengaruh lingkungan yang buruk.
(2) Pentingnya Ilmu dan Hikmah.
Allah mengaruniai Nabi Idris dengan ilmu dan hikmah sebagai bentuk rahmat-Nya. Ilmu dan hikmah yang berasal dari Allah dapat menjadi pelita dalam kegelapan kesyirikan dan kebodohan.
(3) Kejujuran adalah bagian dari tauhid.
Karena mencerminkan integritas dan kepercayaan yang tinggi kepada Allah.
(4) Idris memulai dakwahnya dengan dakwah Tauhid.
Yaitu mengenalkan masyarakat tentang mentauhidkan Allah dan mengingatkan bahaya syirik (menyekutukan Allah). Inilah inti dari ajaran tauhid, yaitu mengesakan Allah dan menjauhi segala bentuk penyekutuan.
(5) Penekanan pada tauhid menunjukkan pentingnya menjadikan Allah satu-satunya tujuan dalam beribadah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun.
Pelajaran Akhlak:
(1) Ketekunan dan Ketabahan.
Nabi Idris menunjukkan ketekunan dan ketabahan dalam memegang teguh ajaran Allah meskipun berada di lingkungan yang tidak mendukung.
(2) Kebijaksanaan dalam Bertindak.
Hikmah yang diberikan kepada Nabi Idris menunjukkan bahwa kebijaksanaan adalah akhlak yang sangat penting dalam menghadapi berbagai tantangan dan cobaan.
(3) Meniru sikap jujur Nabi Idris.
Idris diangkat menjadi Nabi oleh Allah dan dikenal sebagai orang yang sangat jujur (صدِّيقًا). Hal ini menunjukkan bahwa kejujuran adalah salah satu karakteristik penting yang harus dimiliki oleh seorang nabi dan juga oleh setiap muslim.
(4) Keberanian Menegakkan Kebenaran.
Nabi Idris tetap teguh dalam tauhid meskipun hidup di tengah masyarakat yang rusak. Ini menunjukkan pentingnya keberanian dalam menegakkan kebenaran dan menghindari kesyirikan.
(5) Idris tetap berdakwah meskipun menghadapi penolakan dan gangguan dari masyarakatnya.
Ini menunjukkan akhlak mulia berupa keberanian, kesabaran, dan ketabahan dalam menyampaikan kebenaran.
(6) Kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan adalah salah satu akhlak terpuji yang dicontohkan oleh para nabi.
(7) Berhijrah adalah langkah para Nabi untuk mencari lingkungan yang dapat membuat mereka bisa mengamalkan serta mempertahankan tauhid dan agamanya.
Wallahulmuwaffiq.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com