Bismillah…
Di zaman yang serba modern ini, kita sering banget dengerin tentang pentingnya menjaga kesehatan mulut, kan? Nah, ngomongin soal membersihkan gigi, ada satu hal yang mungkin sering luput dari perhatian kita: siwak. Iya, siwak sebenarnya adalah salah satu sunnah Nabi yang penting banget!
Tapi, tunggu dulu, pertanyaannya sekarang: siwak itu harusnya pake kayu siwak beneran, atau bisa juga pake sikat gigi biasa?
Yuk, simak bareng penjelasannya biar kita bisa lebih paham sama keutamaan dan cara bersiwak yang benar!
Sobat remaja yang budiman…
Tentang siwak, ada beberapa hadis yang ngasih tahu kalo membersihkan gigi itu penting banget, ya kayak yang disabdakan Nabi shallallahu’alaihiwasallam:
السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِّ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
“Siwak itu buat ngebersihin mulut dan dapet pahala dari Allah.” (HR. Ahmad, Irwaul Ghalil no 66).
Tapi, muncul pertanyaan, harusnya pake kayu siwak gitu ga, atau boleh pake sikat gigi aja?
Nah, ulama punya pandangan berbeda-beda:
(1) Ada yang bilang, boleh pake apa aja yang bisa bersihin mulut. Yang penting, tujuannya bersihin gigi. Tapi kalo bisa pake kayu siwak atau yang mirip-mirip, itu lebih afdol. Yang bilang ini adalah mazhab Syafi’i dan Maliki.
Ini sumbernya mazhab Syafi’i, tertulis di dalam kitab Kifayatul Akhyar:
واعلم أنه يحصل الاستياك بخرفة وبكل خشن مزيل, والعود أولى, والأراك الأولى.
“Siwak bisa dilakukan dengan kain kasar atau benda lain yang bisa membersihkan mulut. Tapi lebih utama pakai ranting atau kayu siwak.” (Kifayatul Akhyar, hal. 15).
(2) Tapi ada juga yang ngomong, harus pake kayu siwak atau ranting tumbuhan yang khusus buat bersiwak. Yang megang pendapat ini mazhab Hanafi dan Hambali.
Dalam Hasyiyah Ibnu Abidin, rujukan fikih Hanafi:
والسواك بالكسر, بمعنى العود الذي يستاك به وبمعنى المصدر, قال في الدرر : هو المراد هنا فلا حاجة الى تقدير استعمال السواك
Siwak, dengan (huruf sin) dibaca kasrah, artinya sebatang kayu yang digunakan untuk bersiwak. Siwak juga bisa diartikan sebagai perbuatan bersiwak. Dalam kitab Ad-Durar dikatakan, “Makna yang dimaksud di sini adalah makna yang pertama.” (Hasyiyah Ibnu Abidin, 1/232).
Al-Buhuti, ulama Hambali, menjelaskan dalam Syarah Muntaha al-Iradat,
باب التسوك مصدر تسوك إذا دلك فمه بالعود ، والسواك بمعناه ، والعود يستاك به
Bab tentang siwak. Kata siwak berasal dari kata kerja tasawwuk, yang artinya menggosok gigi dengan ranting. Dan inilah yang dimaksud siwak. Sedangkan ‘uud adalah benda yang digunakan untuk bersiwak (ranting). (Syarah Muntaha al-Iradat 1/72).
Yang paling kuat pendapatnya mazhab Syafi’i dan Maliki. Mereka bilang, yang penting dari bersiwak itu tujuan membersihkan mulut, bukan benda apa yang dipake. Jadi, kalo misalnya pake sikat gigi, itu juga bisa dapet pahala kayak yang disebutkan dalam hadis tadi.
Jadi, intinya bukan cuma soal benda yang dipake, tapi lebih ke bersihin mulut dengan baik. Jadi pake apa aja yang bisa, kayak sikat gigi atau alat lain yang bisa bersihin, itu bisa dianggap sunah juga.
Kesimpulannya, yang penting buat kita adalah bersihin gigi dengan baik, dan semua mazhab sepakat kalo lebih bagus pake kayu siwak atau yang mirip-mirip.
Jadi, yang terbaik buat kita ya, sesuai dengan keadaan dan apa yang bisa kita pake untuk membersihkan mulut kita dengan baik.
Ayo jangan cuma dibaca, selamat mencoba.
Wallahua’lam bis showab.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com