Apa saja yang dibolehkan bagi wanita haidh di bulan Ramadan?
Apa saja kiatnya kalau ia haidh agar tetap bisa mendapatkan lailatul qadar?
Masalah ini kembali pada apa saja ibadah yang masih dibolehkan pada wanita saat haidh.
Hal-hal yang masih dibolehkan bagi wanita haidh adalah:
Pertama, membaca Al-Quran asal tidak menyentuh mushaf Al-Quran secara langsung atau bisa menggunakan Al-Quran terjemahan
Baca selengkapnya: Solusi Wanita Haidh Membaca Al-Quran
Kedua, masuk masjid untuk mengikuti pengajian jika dibutuhkan dan tidak mengotori masjid
Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman bin Jibrin berkata, “Tidak ada dalil yang shahih dan tegas yang melarang wanita haidh untuk masuk masjid. Inilah yang tepat. Apalagi untuk zaman ini, sudah banyak pembalut yang dipakai oleh wanita haidh untuk mencegah darahnya agar tidak mengotori masjid. Apalagi jika masuk masjid terdapat hajat seperti mengikuti pelajaran (dars), belajar atau mengajarkan Al-Qur’an, atau wanita haidh harus masuk bersama temannya daripada ia hanya sendirian di luar, dan bentuk lainnya.” Lihat Syarh ‘Umdah Al-Fiqh, 1:156-157.
Baca selengkapnya : Yang Tepat, Wanita Haidh Masih Boleh Masuk Masjid
Ketiga, berdoa dan berdzikir masih dibolehkan pula.
Misal ia bisa mengamalkan suatu amalan ringan pada malam Lailatul Qadar atau mendapati sepuluh malam terakhir Ramadan sebagai berikut.
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).
Baca selengkapnya: Doa Malam Lailatul Qadar
Imam Nawawi rahimahullah dalam kitabnya At-Tibyan mengatakan, “Para ulama kaum muslimin sepakat bahwa membaca tasbih, tahlil, tahmid, takbir, shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dzikir-dzikir lainnya diperbolehkan bagi orang yang junub dan wanita haidh.”
Baca selengkapnya : Bolehnya Dzikir bagi Wanita Haidh
Bahkan wanita haidh bisa diterima amalannya pada malam Lailatul Qadar.
Sehingga tidak perlu putus asa tidak mendapatkan Lailatul Qadar
Juwaibir pernah mengatakan bahwa dia pernah bertanya pada Adh Dhohak, “Bagaimana pendapatmu dengan wanita nifas, haidh, musafir dan orang yang tidur (namun hatinya tidak lalai dalam dzikir), apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari lailatul qadar?” Adh Dhohak pun menjawab, “Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Siapa saja yang Allah terima amalannya, dia akan mendapatkan bagian malam tersebut.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 341)
Baca selengkapnya : Tanpa Melakukan Iktikaf Bisa Mendapatkan Lailatul Qadar
Masih banyak pula amalan lainnya yang bisa ditambahkan di bulan Ramadhan seperti sedekah, memberi makanan berbuka puasa, dan sibuk dengan amal saleh yang bermanfaat.
Semoga bermanfaat.
Your brother: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel RemajaIslam.Com