Bismillah….
Kita akan merenungi sebuah nilai pendidikan dari hadis ini:
Dari Abu Hurairahb-radhiyallahu’anhu-, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَهَادُوا تَحَابُّوا
“Hendaklah kalian saling memberi hadiah, Niscaya kalian akan saling mencintai“
Kemudian dari sahabat Anas bin Malik -radhiyallahu’anhu-, Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- bersabda:
ما سُئل رسول الله على الإسلام شيئًا إلا أعطاه. قال: فجاءه رجل فأعطاه غنمًا بين جبليْن، فرجع إلى قومه، فقال: يا قوم أسلموا؛ فإن محمدًا يعطي عطاء من لا يخشى الفاقة
“Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- tidaklah dimintai sesuatu apapun demi dakwah Islam, melainkan beliau akan beri.”
Sahabat Anas bercerita, “Ada seorang datang kepada Nabi lalu beliau berikan kambing amat banyak yang ada di antara dua gunung. Orang itu lalu kembali ke masyarakatnya lalu berseru, “Masyarakatku sekalian, ayo masuk Islam, karena Muhammad adalah orang yang amat dermawan tanpa pernah takut miskin.” (HR. Muslim)
Hadis ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa:
1] Proses pendidikan bukan hanya kegiatan di dalam kelas atau di dalam masjid, namun pendidikan adalah suatu proses meningkatkan kualitas manusia yang melibatkan kehidupan yang lebih luas, terutama adalah nilai-nilai keteladanan dari sang guru.
2] Mendidik bukan hanya soal berceramah di depan murid atau di depan anak, namun mendidik diantara proses yang amat penting dan fundamental di dalam mendidik adalah upaya membuka hati anak didik agar mereka mau menerima ilmu yang disampaikan dengan penuh ketulusan, sehingga hati sang murid juga ia libatkan dalam proses belajarnya. Diantara cara yang dipakai oleh Rasulullah adalah, memberi hadiah. Saya sangat meyakini bahwa cara ini adalah cara terbaik untuk mengambil hati murid.
3] Hadiah atau kedermawanan mengandung dampak luar biasa di dalam membuka hati anak didik, yang barangkali tak akan bisa diraih dengan cara-cara lain. Hadis di atas menunjukkan bahwa saling bertukar hadiah akan menumbuhkan kecintaan, murid menjadi cinta dengan guru, murid semakin cinta dengan ilmu yang diajarkan guru. Dengan demikian, pendidikan yang berkualitas akan bisa diwujudkan.
4] Hadiah akan mengakrabkan hati. Oleh karenanya di dalam Islam salah satu orang yang berhak menerima zakat adalah muallaf, tujuannya agar hati mereka semakin dekat kepada Islam.
5] Sebuah kedermawanan yang luar biasa dari Nabi kita, yang tak mungkin dilakukan kecuali oleh orang-orang yang berjiwa besar dan berhati bersih. Beliau begitu mudah memberikan kambing yang amat banyak itu kepada seorang kepala suku, yang bukan kerabat beliau, bukan juga karib beliau, namun semata-semata dorongan dakwah atau mendidik umatnya, dari hadiah inilah sang kepala suku berubah menjadi output pendidikan yang unggul, dia beralih dari gelap kepada terang, dari kekufuran kepada Islam yang menetramkan, bahkan ia berupaya memperluas buah pendidikan yang beliau dapatkan dari Rasulullah dengan mengajak masyarakatnya untuk masuk Islam. Sungguh sebuah sikap yaang menunjukkan bahwa beliau adalah utusan Allah.
Shallallahu ‘alaihi wa sallam…. Semoga shalawat dan salam selalu melimpah kepada beliau.
Referensi:
- As-Shuri, Yusuf Khotir Hasan. Asalib Ar-Rasul fid Da’wah wat Tarbiyah. Sunduq At-takaful.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com