Doa Mereka Sama: “Ya Rabb, Terimalah…”
Syekh Ja’far ath-Thahawi -rahimahullah- pernah bilang hal yang sangat dalam:
“بنى الخليل وولده الكعبة وهما يتضرعان {رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ}[البقرة:127] وكان يحدو {رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ}[إبراهيم:40].
وكانت امرأة عمران تبتهل {.. رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ}[آل عمران:35]
وصفوة الخلق ينادي [رَبِّ تَقَبَّلْ تَوْبَتِي ..][ الترمذي وابن ماجه]
“Bapak para nabi, Ibrahim, bareng anaknya Ismail, bangun Ka’bah sambil berdoa:
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Ya Rabb kami, terimalah dari kami (amal ini). Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 127)
Mereka nggak merasa tinggi walau sedang ngerjain tugas mulia: bangun Ka’bah. Yang mereka pikirin cuma satu: “Semoga Allah terima.”
Lalu Nabi Ibrahim juga masih berharap:
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء
“Ya Rabbku, jadikan aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Rabb kami, terimalah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)
Lihat gimana seorang nabi tetap rendah hati. Padahal, beliau doain hal besar. Tapi tetap dengan bisikan penuh harap: “Tolong, Ya Allah… kabulkan.”
Lanjut ke kisah perempuan mulia: istri Imran, ibunya Maryam. Saat hamil, dia berdoa:
رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي ۖ إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Ya Rabbku, sesungguhnya aku menadzarkan anak dalam kandunganku untuk-Mu, agar jadi hamba yang merdeka (dari selain-Mu). Maka terimalah dariku…” (QS. Ali Imran: 35)
Dia nggak cuma berharap anaknya baik, tapi juga diterima amalnya.
Dan puncaknya, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, manusia paling mulia pun mengucap:
“رَبِّ تَقَبَّلْ تَوْبَتِي، وَاغْسِلْ حَوْبَتِي، وَأَجِبْ دَعْوَتِي…
“Ya Rabb, terimalah taubatku, bersihkan dosaku, kabulkan doaku…” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah)
Lihat? Semua orang-orang pilihan itu punya satu kalimat kunci yang selalu mereka ucapkan: “Ya Allah, tolong terima…”
Kita? Yang ibadahnya belum tentu khusyuk, amalnya nggak seberapa, dan taubatnya sering bolong—apalagi kita harus lebih sering minta: “Ya Allah, terima ya…”
Kalau kamu mau, bisa aku ubah jadi versi konten singkat untuk media sosial atau quotes carousel. Mau?
Penulis: Ahmad Anshori, Lc., M.Pd.
Artikel: Remajaislam.com