Bismillah.
Oke, langsung aja ya…
Jadi gini, jawaban dari shalat istikharah tuh sebenernya udah ada dalam doanya sendiri. Intinya, kita minta sama Allah:
Kalau pilihan ini baik buat hidup kita (dunia & akhirat), Allah bakal kasih jalan, mudahkan, dan kasih berkah di dalamnya.
Kalau pilihan ini buruk, Allah bakal menjauhkannya dari kita dan kita dari pilihan itu, terus ngasih sesuatu yang lebih baik.
Seperti dalam doa istikharah berikut:
Doa Istikharah
اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ رَضِّنِى
“Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusan dunia dan akhiratku (atau baik bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku, dan berkahilah ia untukku.
Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku (atau jelek bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya.”
(HR. Ahmad, Al-Bukhari, Ibn Hibban, Al-Baihaqi, dan lainnya).
Jadi Jawaban Istikharah Itu Apa?
- Kemudahan dalam proses mewujudkan pilihan.
- Hati terasa lebih tenang dan condong ke pilihan itu.
Seperti kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah:
فَإِذَا اسْتَخَارَ اللهَ كَانَ مَا شُرِحَ لَهُ صَدْرُهُ وَتَيَسَّرَ لَهُ مِنَ الأُمُورِ هُوَ الَّذِي اخْتَارَهُ اللهُ لَهُ.
“Bila seorang telah melaksanakan shalat istikharah, pilihan yang menentramkan hati dan kemudahan yang ia dapatkan dalam mewujudkan pilihan tersebut, maka itulah yang menjadi pilihan Allah untuknya.”
(Majmu’ Fatawa 10/539).
Begitu juga menurut Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah:
إِذَا اسْتَخَارَ الإِنْسَانُ رَبَّهُ فِي شَيْءٍ وَانْشَرَحَ صَدْرُهُ لَهُ فَهَذَا دَلِيلٌ عَلَى أَنَّهُ هُوَ الَّذِي اخْتَارَهُ اللَّهُ تَعَالَى.
“Apabila seorang sudah melakukan shalat istikharah untuk memantapkan suatu pilihan, kemudian dadanya merasakan lapang pada pilihan tersebut, ini adalah tanda bahwa pilihan itulah yang menjadi pilihan Allah ta’ala.”
(Fatwa beliau bisa didengar di sini: https://youtu.be/iqvLYo_G-KY).
Mimpi Itu Wajib? Nope!
Banyak orang salah paham, dikira jawaban istikharah tuh harus datang lewat mimpi. Padahal, nggak gitu juga! Rasulullah ﷺ sendiri bilang kalau mimpi ada tiga jenis:
الرُّؤْيَا ثَلَاثٌ: حَدِيثُ النَّفْسِ وَتَخْوِيفُ الشَّيْطَانِ وَبُشْرَى مِنَ اللَّهِ.
“Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti setan, dan kabar gembira dari Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mimpi yang datang dari Allah pun harus benar-benar diperiksa dulu. Rasulullah ﷺ juga bersabda:
لَمْ يَبْقَ مِنَ النُّبُوَّةِ إِلَّا الْمُبَشِّرَاتُ
“Kenabian tidak ada lagi selain berita gembira.”
Sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud dengan berita gembira?”
الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ
“Mimpi yang baik.” (HR. Al-Bukhari no. 6990).
Dalam hadis riwayat Ahmad, juga disebutkan:
رُؤْيَا الرَّجُلِ الْمُسْلِمِ، وَهِيَ جُزْءٌ مِنْ أَجْزَاءِ النُّبُوَّةِ.
“Mimpi seorang Muslim, itu adalah bagian dari bagian-bagian kenabian.”
Jadi Kesimpulannya?
Jawaban istikharah itu bukan lewat mimpi, tapi dari hati yang tenang terhadap sebuah pilihan dan jalan yang dimudahkan.
Mimpi bisa saja menjadi jawaban istikharah, yaitu dari sisi kelapangan hati melanjutkan pilihan. Kalau memang pengen tahu arti mimpi yang dirasa “beda” alias ada korelasinya ama istikharah kita, pastikan konsultasi ke ulama atau ustadz yang paham tafsir mimpi dan punya akidah yang lurus. Kalau nggak, bisa jatuh ke khurafat atau malah jadi bingung sendiri.
Kalau nggak ketemu orang yang bisa bantu tafsir mimpi? Skip aja! Karena dalam Islam, mimpi bukan dasar utama buat ambil keputusan dalam urusan dunia maupun agama.
Jadi jangan dikit-dikit ketergantungan sama mimpi, karena nggak semua mimpi itu petunjuk dari Allah.
Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori, Lc., M.Pd.
Artikel: Remajaislam.com