Setan akan mengerahkan segala upaya dan cara untuk dapat merusak manusia, khususnya remaja sebagai manusia emas karena mereka berada di puncak potensinya sebagai manusia.
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
ثُمَّ لَآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَائِلِهِمْ
وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, (16) kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al- A’raf: 16-17)
Perlawanan menjadi lebih sulit, karena setan akan selalu waspada mengintai kelemahan remaja, dia akan menyerang dari arah yang bahkan tak pernah disadari. Sebagaimana dikabarkan oleh Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam-,
إن الشيطان يجري من ابن آدم مجرى الدم
“Setan itu mengalir di dalam tubuh manusia mengikuti aliran darah.” (HR. Muslim)
Dalam menyesatkan remaja, setan tidak mengajaknya pada gelapnya dosa dengan sekaligus, namun dia akan bergerak dengan lembut dan sangat rapi. Dia akan mulai mempengaruhi manusia agar menyedidikitkan amal kebajikan. Kemudian setan akan membuat manusia nyaman dalam istirahat dan kemalasan. Mulailah dia meninggalkan ibadah-ibadah yang sunnah. Jika sudah nyaman dengan keadaan ini, selanjutnya setan akan mengkondisiakan manusia untuk buang-buang banyak waktu melakukan hal-hal yang mubah, hingga ia lupa dengan ilmu dan belajar. Langkah selanjutnya setan mulai mengajaknya rusak dengan melakukan dosa-dosa dan meninggalkan kewajiban-kewajiban. Hingga sampai pada titik ia berusaha mencari dalil dan argumen yang bisa mendukung kerusakannya.
Bila diperinci, tahapan setan dalam merusak remaja melalui tahapan-tahapan berikut:
(1) Mempengaruhi pikiran, inilah yang disebut syubhat.
Setan mempengaruhi pikiran seorang agar lunak kemudian condong kepada sebuah kesalahan.
(2) Merasuk pada ucapan benak manusia.
Di tahap ini setan berusaha mengulang-ulang nasehat agar yang awalnya hanya sebatas lintasan pikiran, menjadi ucapan yang dia hembuskan ke dalam jiwa manusia untuk menceramahi seorang berbuat buruk, dengan berulang kali.
(3) Menjadi ucapan.
Langkah selanjutnya manusia menjadi sangat terbiasa dengan bisikan-bisikan yang dia dengar dalam hatinya, hingga bisikan itu muncul menjadi ucapan. Dia mulai berani mengucapkan ucapan-ucapan yang batil, yah meskipun baru sebatas bercanda, hati-hati bercanda dengan kemungkaran adalah awal kehancuran.
(4) Berwujud tindakan.
Setelah setan berhasil mempengaruhi remaja untuk berani mengucapkan yang batil, mulai dari bercanda hingga serius dan berulang-ulang, tahapan selanjutnya ia akan bertekad mewujudkan kesalahan itu dengan tindakan yang nyata. Di tahap ini biasanya setan menggunakan beberapa pendekatan:
- Mulai dijauhkan dari Al-Quran dan Hadis, tidak membacanya, tidak memahami terjemah dan tafsir/penjelasannya.
- Selanjutnya dibuat tidak betah dengan majlis ilmu.
- Tidak senang berkumpul dengan orang-orang baik.
- Berikutnya setan mulai menghiasi dan membuat manusia semakin cinta dengan kebatilan yang dia lakukan.
- Mengarahkan alur agar ia dekat dengan teman-teman yang satu warna. Setelah itu berlanjut pada tahap selanjutnya di bawah ini.
(5) Manusia menjadi ahli dalam melakukan kebatilah.
Di tahap ini, manusia tak lagi perlu bersusah payah untuk melakukan maksiatnya. Cukup dengan munculnya keinginan bermaksiat, segala sarana akan terbuka dengan mudah, sehingga dosa akan sangat mudah ia lakukan.
(6) Menjadi kebiasaan.
Selanjutnya setan akan mengkondisikan maksiat menjadi habit yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan seorang. Bila sudah sampai di tahap ini, tahapan selanjutnya amat mengerikan adalah….
(7) Dosa telah menjadi kepribadiannya.
Ini adalah tahapan yang paling berbahaya. Saat setan telah berhasil menggiring remaja sampai pada tahap ini, maka peluang bertaubat sangat kecil, peluang mati dengan membawa dosa ini hingga su-ul khotimah terbuka lebar, nas-alullah as salaamah, semoga Allah menjaga kita dari kengerian ini. Di tahap ini, dosa bukan lagi sekedar kebiasaan, namun sudah menjadi karakter yang menyatu. Indikatornya adalah saat seorang bukan lagi sembunyi-sembunyi atau malu-malu melakukan sebuah dosa. Namun ia sudah sampai membenarkan, memperjuangkan, dan mengajak orang-orang untuk ikut ke jalannya.
Saat sampai pada tahap ini, jadilah seorang yang disinggung dalam ayat di bawah ini:
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا
الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” (103) Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. “ (QS. Al-Kahfi: 104)
وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ
“Setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk. (QS. An-Naml: 24)
Ya Allah, lindungi kami dan anak keturuan kami dari godaan setan yang terkutuk.
Referensi:
Lahiq, Muhammad Ahmad (2022). إن الشيطان لكم عدوا فاتخذوه عدوا. Diakses dari https://ar.islamway.net/article/88409/%D.. Pada 24 Okt 2023.
As-Syami, Sholih bin Ahmad (2019). إن الشيطان لكم عدوا فاتخذوه عدوا. Diakses dari https://www.alukah.net/sharia/0/134790/%D8.. Pada 24 Okt 2023.
Penulis: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com