Ada dua bentuk respon yang benar terhadap syariat Allah, yaitu:
- Untuk perintah dan larangan, direspon dengan dikerjakan dan ditinggalkan.
- Untuk kabar-kabar, maka direspon dengan dibenarkan.
Seorang muslim yang terampil merespon perintah larangan Allah dengan mengerjakan perintah/meninggalkan larangan, serta merespon kabar-kabar ghoib yang disampaikan dalam Quran dan Hadis, dialah muslim yang bertakwa kepada Allah. Karena hakikat takwa adalah menjalankan perintah dan meninggalkan segala yang dilarang berdasarkan ilmu.
Perintah Allah untuk menjadikan setan sebagai musuh, disampaikan kepada kita dalam dua bentuk syariat Allah di atas.
Perintah menjadikan setan sebagai musuh
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)
Larangan mengikuti langkah setan
وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168, 208 dan Al-An’am: 142)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ
وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَن يَشَاءُ
وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur: 21)
Kabar bahwa setan yang makhluk terlaknat
قَالَ اذْهَبْ فَمَن تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَّوْفُورًا
Tuhan berfirman: “Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup.” (QS. Al-Isra’: 63)
وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
“Kamu hai Iblis makhluk terkutuk hingga kiamat.” (QS. Al-Hijr: 35)
إِن يَدْعُونَ مِن دُونِهِ إِلَّا إِنَاثًا وَإِن يَدْعُونَ إِلَّا شَيْطَانًا مَّرِيدًا
لَّعَنَهُ اللَّهُ
وَقَالَ لَأَتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيبًا مَّفْرُوضًا
“Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka, (117) yang dilaknati Allah dan syaitan itu mengatakan: “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya).” (QS. An-Nisa: 117-118)
Perintah Allah kepada kita untuk menjauhi setan datang dalam bentuk perintah untuk kita laksanakan, dalam bentuk larangan untuk kita tinggalkan, meresponnya dengan menjadikan setan sebagai musuh, serta kabar bahwa setan makhluk terlaknat, meresponnya dengan meyakini dan membenarkan. Ini menunjukkan betapa pentingnya perintah ini, dan menunjukkan bahwa setan bukan musuh yang main-main, setan adalah musuh yang harus diwaspadai dilawan kapanpun.
Belum lagi permusuhan manusia dengan setan bukan dimulai saat kita telah ada di dunia, namun sudah dimulai sejak proses penciptaan ayahanda kita Adam ‘alaihissalam. Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Katsir saat menafsirkan surat Al-Baqarah ayat 30:
لما خلق الله آدم بيده من طين لازب (لازج طيب) قال: مكث أربعين ليلة جسدًا ملقى وكان إبليس يأتيه فيضربه برجله
فيصلصل أي (يحدث صوتا)، لأنه أجوف وليس بمصمت، ثم كان يدخل من فيه ويخرج من دبره، ويدخل من دبره ويخرج
من فيه، ثم يقول له: لست بشيء، ولشيء ما خلقتَ، لئن سلطت عليك
لأهلكنك، ولئن سلطت عليَّ لأعصينك.
“Di saat Allah telah menciptakan Adam dengan tanganNya dari tanah yang basah, jasad Adam tersimpan selama 40 malam. Di saat itu Iblis datang kepada jasad Adam menendanginya dengan kakinya hingga jasad Adam mengeluarkan suara. Karena jasad Adam ketika itu dalam keadaan berongga, bukan benda yang padat tidak berongga. Lalu Iblis masuk ke jasad Adam melalui mulut Adam dan keluar melalui dubur Adam. Masuk dari dubur Adam dan keluar dari mulut Adam. Kemudian Iblis berkata, “Kamu bukan siapa-siapa. Tak ada tujuan apapun kamu diciptakan. Di saat aku menguasaimu, aku bertekad akan mencelakakanmu. Dan di saat kamu menguasaiku, aku akan melakukan makar padamu.” (Tafsir Ibnu Katsir 1/96, penerbit Dar Al-Fikri).
Setelah ruh secara sempurna ditiupkan Allah kepada jasad Adam, Allah perintahkan Malaikat dan Iblis untuk memberikan penghormatan kepada makhluk yang baru ini dengan bersujud kepadanya. Malaikatpun sujud kepada Adam, namun Iblis makin menampakkan jelas kebencian dan kedengkiannya kepada Adam, Iblis enggan bersujud kepada Adam. Kisah ini Allah ceritakan di dalam Al-Quran.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ قَالَ أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا
قَالَ أَرَأَيْتَكَ هَٰذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلَّا قَلِيلًا
قَالَ اذْهَبْ فَمَن تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَّوْفُورًا
وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُم بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِم بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ وَعِدْهُمْ
وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ
وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ وَكِيلًا
Dia (iblis) berkata: “Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil”. (62) Tuhan berfirman: “Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. (63) Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. (64) Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga”. (QS. Al-Isra: 62-65)
Di saat setan adalah musuh ayah kita Adam, bahkan sejak Adam belum sempurna tercipta sebagai manusia, menunjukkan setan adalah musuh bebuyutan yang tidak bisa dikasihani. Ini menunjukkan permusuhan kita dengan setan adalah permusuhan yang paling kental, paling sengit dan paling besar dari segala musuh. Siapa yang tidak marah dengan sosok yang sedemikian kurangajarnya kepada ayah moyangnya?!
Lupa, lengah atau pura-pura lupa dengan kelicikan musuh yang satu ini, berakibat sangat mengerikan, Allah mengabarkan kengerian yang dirasakan oleh mereka yang kalah melawan setan,
فَإِن يَصْبِرُوا فَالنَّارُ مَثْوًى لَّهُمْ
وَإِن يَسْتَعْتِبُوا فَمَا هُم مِّنَ الْمُعْتَبِينَ
“Jika mereka bersabar (menderita azab) maka nerakalah tempat diam mereka dan jika mereka mengemukakan alasan-alasan, maka tidaklah mereka termasuk orang-orang yang diterima alasannya.” (QS. Fushilat: 24)
Semoga Allah melindungi kita dari tipu daya Iblis dan pasukannya….
Penulis: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com