Bismillah…
Untuk menukur metode pendidikan apapun atau siapapun yang berhasil atau tidak, adalah dengan melihat kualitas outputnya. Pendidikan yang berhasil adalah yang menghasilkan output yang unggul dan berkualitas. Bila kita terapkan ukuran ini pada pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- maka akan kita dapati bahwa pendidikan yang dilakukan Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- menunjukkan keberhasilan, bahkan tak berlebihan bila dikatakan upaya pendidikan yang paling berhasil sepanjang sejarah manusia.
Karena Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- dengan perjuangan mendidiknya, mampu mengubah keterbelakangan orang-orang Arab, menjadi manusia yang ahli ibadah di malam hari dan pejuang tangguh di siang hari. Beliau telah berhasil menanamkan nilai “mencintai kebaikan pada saudaranya seperti mencintai kebaikan itu untuk dirinya sendiri”, bahkan dalam pratiknya, manusia-manusia didikan Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- mampu mengedepankan kepentingan saudarnya daripada kepentingannya sendiri (itsar). Keberhasilah pendidikan Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- ini diakui oleh lawan dan kawan, bahkan pencipta dan pemngatur semesta ini; Allah ‘azza wajalla mengakui bahwa manusia didikan Rasulullah, adalah sebaik-baik manusia yang pernah dilahirkan ke bumi ini, mereka memerintahkan pada yang baik dan mencegah dari kemungkaran.
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali Imran: 110)
Dialah Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- Sang Pendidik terbaik sepanjang masa, mampu menanamkan nilai-nilai kehidupan yang luhur dengan sangat kuat kepada murid-murid beliau; yakni para sahabat dalam waktu yang singkat, hanya 23 tahun beliau, waktu yang amat singkat untuk bisa menghasilkan manusia-manusia unggul sepanjang masa, bahkan keberkahan pendidikan beliau berkelanjutan dengan abadi hingga detik ini. Sebuah prestasi yang mustahil bisa diraih oleh orang lain meskipun mendidik ribuan tahun sekalipun. Kalau bukan Nabi yang melakukan, ini mustahil. Sunggu di sini kita merasakan tanda kenabian beliau -shallallahu’alaihi wa sallam-.
Melalui lisan beliau yang mulia beliau menyatakan bahwa beliau adalah pendidik. Di dalam hadis dari Jabir bin Abdillah, dari Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam beliau bersabda,
إِنَّ اللهَ لَمْ يَبْعَثْنِي مُعَنِّتًا، وَلَا مُتَعَنِّتًا، وَلَكِنْ بَعَثَنِي مُعَلِّمًا مُيَسِّرًا.
“Sesungguhnya Allah tidaklah mengutusku untuk mempersulit orang, tidak pula untuk mencari-cari kesalahan. Akan tetapi Allah mengutusku sebagai pendidik dengan sikap yang memudahkan orang.” (HR. Muslim, 1478)
Bahkan status beliau sebagai pendidik telah ditegaskan oleh Allah ‘azza wa jalla di dalam surat Ali Imran ayat 164,
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus kepada mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mendididik mereka tentang Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
Ini menunjukkan bahwa pekerjaan atau tugas paling mulia di bumi ini adalah menjadi pendidik. Karena manusia terbaik sepanjang masa adalah seorang pendidik.
Berlanjut insyaallah….
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com