Artikel ini adalah rangkaian dari artikel sebelumnya dengan judul: Membangun Diri #2: Mengusir Sifat Malas
Penjelasan hadis:
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu dia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta ‘ala daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; ‘Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu’. Tetapi katakanlah; ‘lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata ‘law’ (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan setan.” (HR. Muslim, no. 2664)
Di dalam hadis ini diterangkan bahwa iman kepada Allah sebagai obat untuk mengusir sifat malas. Makna ini ditunjukkan oleh kalimat pembuka hadis yang menyebutkan bahwa orang beriman yang kuat lebih dicintai Allah daripada orang beriman yang lemah.
Kuat dan lemah di sini maknanya mencakup:
- kuat secara iman
- kuat secara badan
- kuat secara amal.
Seorang manusia dengan ketiga potensi kekuatan ini, ia akan mampu memberikan manfaat dengan maksimal kepada kehidupan manusia. Dan kekuatan iman menjadi kekuatan yang utama atau central untuk menilai seorang manusia itu betul-betul kuat. Karena kuatnya iman akan memunculkan badan yang kuat fan aktivitas fisik yang luar biasa. Adapun sekedar kuat secara fisik atau amal namun imannya klemar-klemer (malas, lemes, lesu, lemah), maka tetap ia dipandang oleh agama sebagai orang yang lemah (Al-Fauzan & Al-‘Utsaimin)
Di saat hadis yang berisi motivasi perjuangan ini diawali dengan penyebutan iman, ini menunjukkan bahwa iman kepada Allah memiliki pengaruh yang luar biasa di dalam mengusir sifat-sifat yang kontra dengan nilai perjuangan, seperti malas, lemah dll.
Apa korelasi iman dengan mengusir sifat malas?
Korelasinya ada pada keyakinan yang kuat dan optimis. Orang yang baik imannya akan jauh dari mindset lemah atau menyerah. Karena dengan imannya ia pasrah bergantung kepada Tuhan yang maha Agung dan maha Kuat, Allah ‘azza wa jalla. Sehingga keyakinan ini akan menjadi sumber kekuatan yang dahsyat bagi manusia, dalam badannya dan dalam amalnya.
Imam Ibnul Qoyyim -rahimahullah- menjelaskan,
إن نفس الإيمان بالله تعالى وعبادته ومحبته وإخلاص العمل له وإفراده بالتوكل عليه هو غذاء الانسان وقوته وصلاحه وقوامه
“Jiwa yang beriman kepada Allah ta’ala, yang menyembahNya, yang mencintaiNya, yang ikhlas beramal karenaNya dan yang hanya bertawakal kepadaNya, adalah nutrisi, sumber kekuatan, maslahat dan ketangguhan bagi manusia.” (Ibnul Qoyyim, Thoriq Al-Hijrah hal. 101).
Iman kepada Allah akan memunculkan prasangka yang positif kepada masa depan dan sikap yang optimis. Sebagaimana sikap pesimis dan prasangka negatif kepada masa depan, adalah turunan dari lemahnya iman kepada Allah. Karena orang yang sehat imannya akan senantiasa berada dalam prasangka baik kepada Allah ta’ala. Prasangka baik kepada Allah inilah yang akan mengkondisikan pola hati dan pola pikir untuk optimis. Perasaan optimis kepada masa depan merupakan obat yang amat manjur untuk menyembuhkan kemalasan. Pola pikir dan pola hati seorang mukmin itu muncul dari peresapannya terhadap hadis qudsi berikut:
Allah berfirman,
أنا هلى ظني عبدي بي
“SikapKu kepada hambaKu sebagaimana prasangkaNya kepadaKu.” (HR. Muslim, hadis Abu Huraiarah).
Hadis ini menunjukkan bahwa prasangka seorang kepada ketetapan Allah bisa menjadi nasibnya. Dan prasangka orang mukmin kepada Allah itu selalu baik. Hal ini akan menjadi jalan yang baik untunya dalam mendapatkan kesuksesan. Allah maha kuasa atas segala sesuatu, tak ada yang mampu melemahkanNya.
Wabillahit taufiq wal hidayah.
Referensi:
- https://al-fatawa.com/fatwa/25253/%D9%85%….
- Al-Arba’un At-Tatwiriyah.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com