Bismillah…
Mari kita renungkan kisah yang disampaikan oleh Abu Hurairah radhiyalllahu’anhu saat berguru kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam berikut:
يا رسول الله من أسعد الناس بشفاعتك يوم القيامة؟
“Ya Rasulullah, siapakah kiranya orang yang paling beruntung mendapatkan syafa’at engkau di hadi kiamat nanti?”
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menjawab:
لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلُنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ
“Aku telah menduga wahai Abu Hurairah, bahwa tidak ada orang yang mendahuluimu dalam menanyakan masalah ini, karena aku lihat betapa perhatian dirimu terhadap hadits. Orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya.” (HR. Bukhari)
Pelajaran dari hadis:
- Memberikan pujian kepada anak didik adalah upaya mendidik yang diperintahkan oleh agama, dan tentu termasuk sunnah/ajaran Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.
- Pendidik yang baik adalah yang mampu membaca bakat yang menonjol pada seorang anak, kemudian ia menjadikannya sebagai peluang yang strategis untuk memasukkan nilai-nilai pendidikan.
- Memuji anak didik bukanlah tergolong bentuk memuji yang terlarang. Karena pujian di dalam proses mendidik mengandung tujuan yang baik dan dampak yang positif. Pujian yang terlarang adalah pujian yang tidak didasari pengetahuan terhadap hakikat yang sebenarnya, atau pujian berlebihan berkenaan hal-hal yang tidak ada pada orang yang ia puji, kemudian bisa ditambahkan sebagai pujian yang tidak berdampak positif; seperti menimbulkan kesombongan dan keangkuhan.
- Pentingnya kemampuan menempatkan pujian pada situasi yang tepat dan juga sebaliknya; menempatkan kritikan pada situasi yang tepat bagi seorang pendidik. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam terkadang juga beliau menyampaikan kritikan atau arahan yang tegas kepada muridnya yang keliru, diantaranya beliau pernah bersabda,
لا تطروني كما أطرت النصارى عيسى ابنَ مريم، فإنما أنا عبدٌ، فقولوا عبد الله ورسوله
“Jangan kalian berlebihan menganggungkanku seperti yang dilakukan kaum Nasrani kepada Isa bin Maryam. Karena aku adalah hamba Allah, ucapkanlah Muhammad adalah hamba Allah dan Rasulnya.” (HR. Bukhari)
Pujian yang tepat dapat membantu anak-anak untuk:
-
- Mengenali kekuatan dan kemampuan mereka.
- Meningkatkan rasa ingin tahu dan semangat belajar.
- Membangun rasa percaya diri dan harga diri.
- Mendorong mereka untuk terus berusaha dan berkembang.
Namun, pujian yang berlebihan dapat membuat anak-anak menjadi:
-
- Sombong dan manja.
- Tergantung pada pujian orang lain.
- Mudah patah semangat ketika tidak dipuji.
Disamping itu, kritikan yang tepat akan bermanfaat untuk:
-
- Memberikan koreksi dan arahan.
- Membantu anak-anak untuk belajar dari kesalahan mereka.
- Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab.
Namun, kritikan yang berlebihan dapat:
-
- Menurunkan motivasi dan rasa percaya diri.
- Membuat anak-anak menjadi penakut dan tidak percaya diri.
- Menimbulkan rasa dendam dan kebencian.
Kami tambahkan keterangan dari Ibnu Batthol rahimahullah, tentang penjelasan pujian yang baik dan yang buruk:
حاصل النهي أن من أفرط في مدح آخر بما ليس فيه لم يأمن على الممدوح العجب؛ لظنه أنه بتلك المنزلة فربما ضيَّع العمل والازدياد من الخير اتِّكالاً على ما وُصف به؛
“Adanya larangan teledor melontarkan pujian kepada yang lain karena memuji sesuatu kelebihan yang sebenarnya tidak ada pada orang yang dipuji, itu akan menyebabkan munculnya sifat ujub, bisa didasari oleh intuisi/praduga kuatnya bahwa pujian itu akan menyebabkan orang yang dipuji lalai dari beramal dan meningkatkan kebaikannya, karena ia terlalu bersandar pada pada apa yang telah digambarkan padanya dengan pujian tersebut.” (Fathul Bari 10/477 di dalam Afatul Lisan hal. 83)
Tips berikut ini bisa ditempuh agar pujuan dan kritikan bisa bermanfaat di dalam proses mendidik:
-
- Gunakan pujian yang tulus dan spesifik. Hindari pujian yang berlebihan atau klise.
- Gunakan celaan dengan cara yang konstruktif. Fokus pada perilakunya, bukan pada dirinya sebagai pribadi.
- Gunakan humor dan kesabaran.
- Berikan pujian dan celaan secara seimbang.
Referensi:
As-Shuri, Yusuf Khotir Hasan. Asaalib Ar-Rasul fi Ad-Da’wah wat tarbiyah (Hal. 32). Shunduq At-Kakaful.
Al-Qohtoni, Sa’id bin Ali bin Wahb (1431H). Afatul Lisan Fi Dhouil Kitab Was Sunnah. Silsilah Mu-allafaat Sa’id bin Ali bin Wahb Al-Qohtoni ke 90.
Hakim, Muhammad Saifudin (2017). Parenting Islami (09): Dampak Pujian Dan Celaan Yang Ditujukan kepada Orang Tua, dikutp dari https://muslimah.or.id/9188-parenting-islami-09-dampak-pujian-dan-celaan-yang-ditujukan-kepada-orang-tua.html.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga/DISDIKPORA (2023). Pentingnya Memuji Siswa dalam Proses Pembelajaran. Dikutip dari https://disdikpora.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/55_pentingnya-memuji-siswa-dalam-proses-pembelajaran#:..
Aprilia, Nabila Putri (2023). Reinforcement in Action: Pemberian Pujian untuk Meningkatkan Perilaku Positif pada Siswa. Dikutip dari: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/12/20/reinforcement-in-action-pemberian-pujian-siswa#:.
Penulis: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com




