Bismillah….
Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu’anhu menceritakan sebuah kisah pendidikan yang dilakukan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam kepada seorang anak yang beranjak remaja beragama Yahudi:
كَانَ غُلَامٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرِضَ فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُهُ فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَقَالَ لَهُ أَسْلِمْ فَنَظَرَ إِلَى أَبِيهِ وَهُوَ عِنْدَهُ فَقَالَ لَهُ أَطِعْ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْلَمَ فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ مِنْ النَّارِ
“Seorang anak Yahudi yang bekerja sebagai pembantu Nabi shallallahu’alaihiwasallam sedang menderita sakit. Lantas Nabi shallallahu’alaihiwasallam menjenguknya. Kemudian beliau duduk di dekat kepalanya lalu bersabda, “Masuklah Islam”.
Anak itu memandangi bapaknya yang berada di dekatnya, lalu bapaknya berkata, “Ta’atilah Abu Al Qasim (yaitu Rasul Muhammad Shallallahu’alaihiwasallam)”.
Maka anak itupun masuk Islam.
Saat keluar, Nabi shallallahu’alaihiwasallam keluar bersabda, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak itu dari neraka”. (HR. Bukhari)
Pelajaran dari Hadis:
- Mendidik adalah proses yang tidak instas. Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu’alaihiwasallam kepada anak Yahudi itu, dari dia bekerja bersama Nabi sampai terbuka hati dan pikirannya untuk masuk Islam, tentu proses strategi dan langkah-langkah yang tidak instan.
- Pendidik yang berhasil adalah yang mampu menentukan tujuan pendidikan dengan matang serta berfikir tentang manfaat yang jauh kedepan.
- Setelah menentukan tujuan, tentu saja pendidikan yang bagus adalah yang mampu menentukan langkah-langkah yang terukur untuk menggapai tujuan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu’alaihiwasallam, menerima si anak Yahudi bekerja kepada beliau, untuk dapat melihat keteladanan dan keseharian Nabi shallallahu’alaihiwasallam, lalu mengajaknya masuk Islam.
- Jangan pernah merasa rugi melakukan ikhtiar mendidik saat ini, meskipun sederhana. Karena buah dari mendidik tidaklah dipetik saat ini, namun akan dipetik di masa yang akan datang.
- Pendidik yang sukses adalah yang tidak mudah putus asa untuk mengubah orang lain menjadi lebih baik. Dia berpegang pada tekad yang teguh untuk menjadi pendidik sejati dan mengupayakan berbagai sebab yang bisa mengantarkan pada pendidikan yang berhasil. Sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam berupaya menyampaikan nilai-nilai pendidikan dengan upaya yang mungkin tak pernah terbetik dalam benak para pendidik, yaitu menjenguk anak didik yang sakit.
- Pendidikan adalah sebuah proses yang sangat identik dengan nilai-nilai kemanusiaan, seperti kepedulian, kasih sayang, perhatian dan kelembutan, seperti yang dilakuan Nabi kepada si anak Yahudi dengan menjenguk beliau saat sakit. Sehingga pendidik yang baik bukan yang hanya mampu menyampaikan maklumat ilmu, namun juga menyertakan rasa-rasa kemanusiaan di dalam prosesnya mengajar.
Wallahulmuwafiiq.
Referensi:
As-Shuri, Yusuf Khotir Hasan. Asaalib Ar-Rasul fi Ad-Da’wah wat tarbiyah (Hal. 35). Shunduq At-Kakaful.
Penulis: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com