Bismillah…
Ada sebuah hadis yang berisi sejumlah kegiatan sederhana namun bermakna kebaikan yang sangat mulia. Hadis tersebut disampaikan oleh sahabat Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu-, beliau bercerita, “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bertanya,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ صَائِمًا
“Siapakah di antara kalian yang pagi ini sedang berpuasa?”
Abu Bakar menjawab, “Saya ya Rasulullah.”
Beliau bertanya lagi,
فَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ جَنَازَةً
“Siapa di antara kalian yang hari ini telah menghantarkan jenazah?”
Abu Bakar menjawab, “Saya ya Rasulullah.”
Beliau bertanya lagi,
فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مِسْكِينًا
“Siapa di antara kalian yang hari ini telah memberi makan orang miskin?”
Abu Bakar menjawab, “Saya ya Rasulullah.”
Beliau bertanya lagi,
فَمَنْ عَادَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مَرِيضًا
“Siapa di antara kalian yang hari ini telah menjenguk orang sakit?”
Abu Bakar menjawab, “Saya ya Rasulullah.”
Selanjutnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Tidaklah kegiatan-kegiatan ini terkumpulkan pada diri seseorang melainkan ia pasti akan masuk surga.” (HR. Muslim)
Hadis memberikan pelajaran kepada kita bahwa Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- memberikan perhatian yang besar kepada interaksi sosial. Terbukti dari empat pertanyaan yang beliau sampaikan, tiga diantaranya mengandung nilai sosial. Ini menunjukkan bahwa berislam yang utuh atau mengikuti sunnah beliau adalah dengan berusaha untuk baik dalam hal ibadah yang berkenaan hak Allah, hak Rasulnya dan hak sesama makhluk.
Selanjutnya, empat kegiatan yang disebutkan di dalam hadis ini, bila diwujudkan dalam bentuk rencana harian atau pekanan atau bulanan, lalu diwujudkan menjadi nyata, sungguh akan melahirkan hari-hari yang indah, produktif, penuh manfaat dan ada peningkatan progres kualitas hidup seorang.
Empat kegiatan tersebut adalah:
- Puasa
- Menjenguk orang sakit
- Takziah (shalat jenazah, mengantar ke makam)
- Sedekah.
Kata Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- tidaklah keempat kegiatan ini terkumpul dalam diri seorang melainkan akan memasukkannya ke dalam surga.
Luar biasa, subhanallah…
Ternyata kita bisa masuk surga dengan membantu orang lain. Surga dunia berupa kepuasan batin dan surga akhirat berupa surga Allah yang penuh kenikmatan.
Dan lebih menarik lagi saat kita baca penjelasan para ulama tentang makna hadis ini, mereka menerangkan bahwa yang dimaksud masuk surga karena sepap 4 amalan itu adalah, masuk surga tanpa didahului hisab dan tanpa didahului azab.
Imam Nawawi -rahimahullah- menerangkan:
مَعْنَاهُ دَخَلَ الْجَنَّة بِلَا مُحَاسَبَةٍ وَلَا مُجَازَاة عَلَى قَبِيح الْأَعْمَال، وَإِلَّا فَمُجَرَّد الْإِيمَان يَقْتَضِي دُخُول الْجَنَّة بِفَضْلِ اللَّه تَعَالَى
“Maknanya adalah, akan masuk surga tanpa hisab dan azab terhadap amal-amal buruknya. Jika bukan demikian maknanya tentu hanya sekedar dengan iman seorang akan masuk surga dengan kemurahan dari Allah.”
Kemudian di dalam Fatwa Islamwb dinyatakan,
وما جاء في أحاديث أخرى من قوله صلى الله عليه وسلم: وجبت له الجنة ـ كما قال شراح الحديث: أي ثبت له، واستحق دخولها مع السابقين أو بغير سبق عذاب، وعلى ذلك فوجبت من الصادق المصدوق صلى الله عليه وسلم تعتبر ضمانا لدخول الجنة، إذا توفرت الشروط من التوحيد وانتفت الموانع من الشرك.
“Keterangan yang terdapat di dalam hadits-hadits Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- yang berbunyi, “Wajib baginya surga.” sebagaimana telah diterangkan oleh para penjelas hadits (Syurroh) maknanya adalah, orang tersebut berhak masuk surga berssama kaum beriman yang terdahulu, dengan didahului azab. Maka ia jaminan dari orang yang jujur dan terpercaya; Nabi Muhammad -shallallahu’alaihi wa sallam- di dalam hadis-hadis tersebut tergolong sebagai jaminan untuk orang tersebut memasuki surga. Tentu saja jika terpenuhi syarat-syaratnya yaitu bertauhid dan tidak ada halangan-halangan yakni kesyirikan.” (https://www.islamweb.net/ar/fatwa/208414/%D8%AA%..)
Dalam penerapannya, keempat kegiatan di atas dapat kita klasifikasikan menjadi dua agenda:
- agenda rutin harian atau pekanan: sedekah dan puasa
- agenda insidental: menjenguk orang sakit dan takziah (sholat / memakamkan).
Selamat mencoba ya…
Semoga hari-hari sobat remajaislam lebih indah dan lebih berkah.
Penulis: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com