Bismillah…
Ketika Allah berkehendak untuk memenangkan agama-Nya dan memuliakan Nabi-Nya ﷺ, serta menepati janji-Nya kepada beliau, Rasulullah ﷺ keluar pada musim haji untuk menawarkan dakwahnya kepada kabilah-kabilah Arab. Seperti biasanya, beliau melakukan ini setiap musim haji di tempat yang biasa digunakan orang Arab berkumpul. Di antara kisah menarik tentang strategi dakwah Nabi ﷺ tersebut diceritakan oleh A’sim bin Umar bin Qatadah, beliau mendapatkan kisah ini dari para sesepuh di kaumnya:
Rasulullah ﷺ menemui para kabilah yang datang, lalu mengajak mereka untuk masuk Islam. Nabi ﷺ menyapa mereka terlebih dahulu dengan menanyakan,
من أنتم؟
“Siapa kalian?”
Mereka menjawab,
نفر من الخزرج.
“Kami berasal dari kabila Khazraj.”
أمن موالي اليهود؟
“Apakah kalian dari penganut Yahudi?”
“Iya benar.” Jawab mereka.
أفلا تجلسون أكلمكم؟
Rasulullah ﷺ lalu berkata, “Maukah kalian duduk bersamaku dan mendengarkan apa yang aku tawarkan?”
Mereka menjawab, “Tentu silahkan.”
Mereka duduk bersama Rasulullah ﷺ, dan beliau menyampaikan ajaran Islam serta membacakan ayat-ayat Al-Qur’an kepada mereka. Sebenarnya, mereka tahu ajaran Islam karena orang Yahudi yang hidup di Madinah sudah mengabarkan mereka tentang akan datangnya seorang nabi. Mereka sering mendengar dari orang Yahudi bahwa waktu kedatangan nabi tersebut sudah semakin dekat. Jika terjadi suatu masalah di masyarakat Yahudi, orang-orang Yahudi selalu berkata,
إن نبيا مبعوثا الآن قد أظل زمانه نتبعه، نقتلكم معه قتل عاد وإرام
“Jika nabi ini datang kepada kami, kami akan mengikutinya dan kami akan memerangi kalian sebagaimana kami mengalahkan musuh-musuh kami sebelumnya.”
Ketika Rasulullah ﷺ menyampaikan ajaran Islam kepada mereka, mereka saling bergumam satu salam lain,
يا قوم تعلمون والله إنه النبي الذي توعدكم به يهود، فلا يسبقنكم إليه فأجابوه فيما دعاهم إليه، بأن صدقوه وقبلوا منه ما عرضه عليهم من الإسلام
“Wahai kaumku, kalian tahu, demi Allah, dia adalah nabi yang telah dikabarkan oleh orang-orang Yahudi kepada kalian. Jangan sampai mereka mendahului kalian untuk mengikutinya.”
Mereka pun menerima dakwahnya Nabi untuk masuk Islam dan menerima seluruh apa yang disampaikan dan membenarkan ucapannya.
Orang-orang dari suku Khazraj itu kemudian berkata kepada Nabi,
إنا تركنا قومنا ولا قوم بينهم من العداوة والشر ما بينهم وعسى أن يجمعهم الله بك فسنقدم عليهم فندعوهم إلى أمرك ونعرض عليهم الذي أجبناك إليه من هذا الدين فإن يجمعهم الله عليك فلا رجل أعز منك
“Kami telah meninggalkan kaum kami, di antara mereka ada permusuhan dan kebencian yang sangat mendalam. Kami berharap Allah akan mempersatukan mereka melalui Anda. Kami akan kembali kepada mereka dan mengajak mereka kepada ajaran Anda, serta menyampaikan kepada mereka apa yang telah kami terima dari agama ini. Jika Allah mempersatukan mereka di bawah bimbingan Anda, tidak akan ada orang yang lebih mulia darimu.”
Jumlah mereka adalah 6 orang yang berasal dari suku Khazraj, mereka adalah: As’ad bin Zurara, ‘Auf bin Harith, Rafi’ bin Malik, Qutbah bin ‘Amir, Jabir bin ‘Abdullah, dan Jabir bin ‘Abdi Allah.
Mereka kembali ke Madinah dan menjadi pendakwah agama Islam, sehingga tidak ada satu rumah pun dari kalangan Anshar yang tidak mendengar kabar tentang Rasulullah ﷺ.
Tahun berikutnya, datanglah 12 orang yang beriman, enam di antaranya adalah orang yang pertama kali ditambah Jabir bin Abdillah, Mu’adz bin Harits bin Rifa’ah, Dzakwan bin Abdul Qois, ‘Ubadah bin Shomit, Yazid bin Ta’labah, Abul Haitsam bin At-Tuhan dan Uwaimir bin Mali, mereka datang untuk bertemu Nabi dan menyatakan menerima ajaran Islam. Kemudian mereka mengucapkan sumpah setia kepada Nabi, itulah yang disebut Baiat Aqobah pertama. Disebut Aqobah karena peristiwa ini terjadi di sebuah tempat di dekat padang Mina yang Aqobah.
Isi baiat mulia tersebut diceritakan oleh sahabat ‘Ubadah bin Shomit -radhiyallahu’anhu- dimana beliau mendengarkan kembali isi baiat itu dari Rasulullah ﷺ,
بايعوني على أن لا تشركوا بالله شيئًا، ولا تسرقوا ولا تزنوا ولا تقتلوا أولادكم، ولا تأتوا ببهتان تفترونه بين أيديكم وأرجلكم ولا تعصوا في معروف، فمن وفى منكم فأجره على الله، ومن أصاب من ذلك شيئًا فعوقب به في الدنيا فهو كفارة له، ومن أصاب من ذلك شيئًا ثم ستره الله فهو إلى الله إن شاء عفا عنه وإن شاء عاقبه
“Baiatlah aku untuk tidak menyekutukan Allah dengan apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anakmu, tidak menuduh yang tidak-tidak antara tangan dan kakimu, serta tidak mendurhakai dalam hal yang baik. Barangsiapa di antara kalian yang memenuhi janji ini, maka ganjarannya ada pada Allah. Namun barangsiapa yang melakukan salah satu dari hal tersebut dan dihukum di dunia, maka itu menjadi penebus dosanya. Dan barangsiapa yang melakukannya, namun Allah menutupi aibnya, maka urusannya terserah kepada Allah, jika Dia menghendaki, Dia akan mengampuni, dan jika Dia menghendaki, Dia akan menghukumnya.”
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com