Salat sunnah rawatib itu salah satu amalan keren banget yang nilainya tinggi di sisi Allah. Tapi gimana dong kalau suatu waktu kita nggak sempat ngerjain gara-gara sibuk atau ada halangan? Boleh nggak sih diganti di lain waktu? Yuk kita bahas bareng pendapat para ulama dan dalil-dalilnya!
Gimana Kata Para Ulama?
Ternyata para ulama punya pendapat yang beda-beda soal ini. Ini dia rangkumannya:
- Mazhab Syafi’i:Gampangnya, mereka bilang boleh dan bahkan dianjurkan buat ganti salat rawatib yang ketinggalan. Mau siang, mau malam, gas aja.
- Mazhab Hanbali (yang paling terkenal):Mereka juga bilang boleh banget, apalagi kalau emang kehalang karena alasan yang syar’i.
- Mazhab Hanafi dan Maliki:Mereka lebih ketat, dan cuma ngasih izin ganti salat sunnah Subuh (fajar) kalau ketinggalan. Yang lainnya, ya udah lewat aja.
(Sumber rangkuman: Fatawa Islam (1425/2004), nomor 55961)
Dalil-Dalilnya? Nih Buktinya!
Ada banyak hadis yang nunjukin kalau Nabi ﷺ sendiri pernah ganti salat sunnah yang kelewat:
- Ganti Salat Sunnah Subuh Setelah Matahari Terbit
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bilang:
“من لم يصل ركعتي الفجر فليصلهما بعد ما تطلع الشمس”
“Yang belum sempat salat dua rakaat sunnah Subuh, boleh kok salat setelah matahari terbit.” (HR. at-Tirmidzi, disahihkan al-Albani) - Ganti Sunnah Zuhur Setelah Ashar
Dari Ummu Salamah:
“أن النبي صلى الله عليه وسلم صلى بعد العصر ركعتين…”
Nabi ﷺ pernah salat dua rakaat setelah Ashar, ternyata itu buat ganti sunnah Zuhur yang kelewat karena sibuk. (HR. Bukhari dan Muslim) - Ganti Sunnah Sebelum Zuhur
Aisyah radhiyallahu ‘anha bilang:
“كان إذا لم يصل أربعًا قبل الظهر صلاهن بعدها”
Kalau Nabi ﷺ nggak sempat salat empat rakaat sebelum Zuhur, beliau ganti setelah Zuhur. (HR. at-Tirmidzi) - Kaedah Umum: Amal Sunnah yang Rutin Boleh Diganti
Dari Abu Said al-Khudri:
“من نام عن الوتر أو نسيه فليصله إذا ذكره وإذا استيقظ”
Kalau kamu ketiduran atau lupa salat Witir, boleh kok ganti pas ingat atau bangun. (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Intinya? Kalau biasanya kamu rajin salat sunnah tapi kebetulan terlewat, masih boleh banget diganti. Bahkan dianjurkan.
Kapan Waktu Terbaik Buat Ganti?
Menurut pendapat terkuat (Syafi’i dan Hanbali):
- Bisa diganti kapan aja, nggak ada batasan harus siang atau malam
- Lebih bagus kalau langsung diganti setelah halangannya selesai
- Boleh juga digabung, misalnya semua rawatib yang kelewat dikerjain di waktu Dhuha
Gimana Kalau Ketinggalan Karena Lupa atau Lalai?
Kalau kamu kelewat salat sunnah karena lalai atau lupa tanpa alasan kuat, tetap boleh ganti, kok. Tapi jangan lupa juga buat taubat dan mulai lebih disiplin ke depannya ya!
Jadi Kesimpulannya Boleh Nggak? Jawabannya: BOLEH BANGET
Dalil dan praktik Nabi ﷺ nunjukin kalau salat sunnah rawatib boleh diqadha. Jadi kalau kamu biasanya rajin tapi pas hari itu kelewat karena sibuk, kamu masih punya kesempatan buat ganti dan dapat pahala insyaAllah.
Nabi -shallallahuálaihi wa sallam- berpesan:
إِذَا مَرِضَ العَبْدُ أَوْ سَافَرَ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا.
“Jika seorang hamba sakit atau safar, maka tetap dicatat baginya pahala seperti amal yang biasa ia kerjakan ketika sedang mukim dan sehat.” (HR. al-Bukhari no. 2996)
Hadis ini menunjukkan bahwa amal rutin (istiqamah) yang tertunda karena uzur syar’i seperti sakit atau bepergian, tetap ditulis pahalanya sempurna oleh Allah, seakan-akan dia tetap melakukannya.
Jadi benar, kalau kamu terbiasa jaga suatu amal, lalu kehalang karena uzur, Allah tetap kasih pahala seolah kamu ngerjain; asalkan uzurnya syar’i dan sebelumnya kamu rutin mengerjakannya.
Wallahua’lam bis showab.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori, Lc., M.Pd.
Artikel: Remajaislam.com