Bismillah…
Setelah tanah ditimbun.
Setelah kain kafan tak lagi terlihat.
Setelah semua orang yang mengantar berpaling dan melangkah pulang—
maka dimulailah fase yang tidak bisa diulang: alam kubur.
Banyak orang hidup seolah kematian masih jauh.
Padahal, begitu napas terakhir berhembus, kita akan langsung menghadapi dua hal besar:
fitnah kubur dan azab kubur.
Apa Itu Fitnah Kubur?
Fitnah artinya ujian.
Fitnah kubur berarti ujian di alam kubur.
Bentuknya adalah pertanyaan dua malaikat:
“Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa nabimu?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“إن العبد إذا وضع في قبره وتولى عنه أصحابه وإنه ليسمع قرع نعالهم، أتاه ملكان فيقعدانه فيقولان له: ما كنت تقول في هذا الرجل محمد؟…”
“Jika seorang hamba telah dikubur dan ditinggalkan oleh para sahabatnya, ia akan mendengar suara sandal mereka menjauh. Maka datanglah dua malaikat, mendudukkannya, lalu bertanya: ‘Apa yang kau katakan tentang laki-laki ini (Muhammad)?’…”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ini bukan ujian hafalan.
Bukan juga sekadar mengucap dengan lidah.
Ini ujian kejujuran hati dan kualitas iman.
Kalau benar-benar beriman, jawabannya mantap:
“Dia hamba Allah dan Rasul-Nya!”
Lalu ditunjukkan tempat di neraka yang sudah Allah ganti dengan tempat di surga.
Tapi kalau hidupnya cuma ikut-ikutan,
agama hanya jadi tren,
syariat hanya jadi formalitas—
maka jawabannya kacau:
“Entahlah… aku cuma bilang kayak yang orang-orang bilang.”
Lalu palu besi menghantam.
Dan jeritannya terdengar oleh semua makhluk—kecuali jin dan manusia.
Siapa yang Selamat dari Fitnah Kubur?
Tidak semua orang diuji.
Ada yang langsung lolos tanpa interogasi.
Mereka adalah orang-orang yang mati syahid, dan yang meninggal dalam kondisi ribath—menjaga benteng Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“ما بال المؤمن يفتن في قبره إلا الشهيد؟ قال: كفى ببارقة السيوف على رأسه فتنة”
“Mengapa orang beriman diuji di kuburnya, kecuali orang yang mati syahid?”
Beliau menjawab: “Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya sebagai ujian.” (HR. An-Nasa’i)
Dan satu hari ribath—berjaga di perbatasan Islam; lebih baik dari sebulan puasa dan qiyam.
Kalau ia mati, amalnya terus mengalir, rezekinya terus diberikan, dan ia selamat dari fitnah kubur. (HR. Muslim)
Lalu Apa Itu Azab Kubur?
Azab kubur adalah siksa di alam kubur bagi mereka yang berdosa, kufur, atau munafik.
Dan ini bukan mitos.
Ia ditegaskan dalam Al-Qur’an dan hadis shahih.
ٱلنَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا
“Kepada mereka (pengikut Fir’aun) ditampakkan neraka pagi dan petang…” (QS. Ghafir: 46)
Dalam hadis lain, Rasulullah melihat dua orang disiksa di kubur:
Yang satu karena ghibah, dan yang satu karena tidak menjaga diri dari najis saat buang air. (HR. Bukhari)
Maka Jangan Anggap Remeh
Fitnah kubur bukan sekadar pertanyaan.
Azab kubur bukan sekadar horor.
Ini nyata.
Dan Rasulullah mengajarkan kita doa agar terhindar dari semua itu:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur.”
(HR. Muslim)
Kalau selama hidup kita sibuk pencitraan,
tapi lupa memperbaiki iman…
Kalau selama hidup kita kenal Nabi Muhammad cuma dari nama, bukan teladan…
maka kubur akan menjadi tempat yang menakutkan.
Tapi jika kita jujur dalam beragama,
tulus dalam ibadah,
konsisten dalam mengikuti sunnah—
maka kubur akan jadi taman dari taman-taman surga.
Dunia ini panggung ujian.
Kubur itu ruang evaluasi.
Akhirat itu hasil akhirnya.
Persiapkan dari sekarang.
Karena waktu itu terus berjalan.
Dan saat tubuh dibungkus kain putih—kita tidak bisa lagi pura-pura.
Ahmad Anshori, Lc., M.Pd.
Remajaislam.com