Bismillah…
Pandangan mata adalah pintu hati. Dari situlah banyak kebaikan bisa masuk, tetapi juga dari situlah banyak keburukan bermula. Karena itu, syariat Islam memerintahkan kaum beriman untuk menjaga pandangan, agar hati tetap bersih dan iman tetap kokoh. Allah ﷻ berfirman:
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada orang-orang mukmin laki-laki, hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nur: 30)
Menundukkan pandangan bukan hanya sekadar larangan dari melihat yang haram, tapi juga mengandung banyak manfaat besar bagi jiwa seorang muslim. Di dalam kitab “Hijab Al-Mar-ah Al-Muslimah” Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan bahwa siapa yang menundukkan pandangannya dari hal yang diharamkan, maka ia akan mendapatkan tiga manfaat besar berikut dalam hidupnya:
1. Mendapatkan Manisnya Iman
إحداها: حلاوة الإيمان ولذته التي هي أحلى وأطيب مما تركه لله، فإن من ترك شيئا لله عوضه الله خيرا منه.
Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan bahwa siapa yang menundukkan pandangannya dari hal yang diharamkan, Allah akan gantikan dengan manisnya iman yang jauh lebih indah daripada kenikmatan sesaat dari maksiat.
Hal ini sejalan dengan sabda Nabi ﷺ:
مَنْ تَرَكَ شَيْئًا لِلَّهِ عَوَّضَهُ اللَّهُ خَيْرًا مِنْهُ
“Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya.”
Ini berarti menahan diri dari pandangan haram bukanlah kerugian, justru Allah ganti dengan kebahagiaan batin yang lebih dalam dan abadi.
2. Cahaya Hati dan Kekuatan Firasat
وأما الفائدة الثانية من غض البصر: فهو يورث نور القلب والفراسة.. وكان شاه بن شجاع الكرماني لا تخطئ له فراسة وكان يقول: من عمر ظاهره باتباع السنة وباطنه بدوام المراقبة وغض بصره عن المحارم وكف نفسه عن الشهوات وأكل الحلال لم تخطئ له فراسة.
Menjaga pandangan membuat hati bercahaya dan memiliki ketajaman firasat. Disebutkan dari Syah bin Syujah al-Karmani, beliau dikenal tidak pernah salah firasat, lalu ditanya bagaimana bisa begitu? Ia menjawab:
مَنْ عمر ظَاهِرَهُ بِاتِّبَاعِ السُّنَّةِ، وَبَاطِنَهُ بِدَوَامِ الْمُرَاقَبَةِ، وَغَضَّ بَصَرَهُ عَنِ الْمَحَارِمِ، وَكَفَّ نَفْسَهُ عَنِ الشَّهَوَاتِ، وَأَكَلَ الْحَلَالَ، لَمْ تُخْطِئْ لَهُ فِرَاسَةٌ
“Siapa yang memakmurkan lahirnya dengan mengikuti sunnah, batinnya dengan selalu muraqabah (merasa diawasi Allah), menundukkan pandangan dari yang haram, menahan diri dari syahwat, dan makan dari yang halal, maka firasatnya tidak akan keliru.”
Orang yang menjaga pandangan diberi Allah cahaya yang membuatnya mampu membedakan kebenaran dari kebatilan, serta diberi ketajaman pandangan batin.
3. Kekuatan Hati dan Keteguhan Jiwa
الفائدة الثالثة: قوة القلب وثباته وشجاعته فيجعل الله له سلطان البصيرة مع سلطان الحجة، فإن الرجل الذي يخالف هواه يفرق الشيطان من ظله، ولهذا يوجد في المتبع هواه من ذل النفس وضعفها ومهانتها ما جعله الله لمن عصاه، وإن الله جعل العزة لمن أطاعه والذلة لمن عصاه .
Menundukkan pandangan juga melahirkan keberanian. Orang yang menahan hawa nafsu akan diberi wibawa dan keteguhan hati. Bahkan disebutkan, setan lari dari bayangan orang yang mampu menahan syahwatnya.
Sebaliknya, orang yang membiarkan pandangan bebas akan mudah diperbudak hawa nafsu, lemah di hadapan syetan, dan kehilangan izzah/aura kemuliannya. Allah ﷻ berfirman:
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَٰكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Padahal kemuliaan itu hanya milik Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman; tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui.” (QS. Al-Munafiqun: 8)
Kemuliaan ini diberikan kepada mereka yang taat, bukan kepada mereka yang tunduk pada syahwat.
Kemudian selanjutnya kami tambahkan….
4. Menutup Pintu Maksiat Lebih Besar
Pandangan adalah panah beracun dari iblis. Satu pandangan bisa menyeret hati kepada syahwat, lalu berujung pada perbuatan zina. Dengan menjaga pandangan, seorang muslim telah memutus jalan syetan sejak awal.
Rasulullah ﷺ bersabda:
النَّظْرَةُ سَهْمٌ مَسْمُومٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيسَ، مَنْ تَرَكَهَا مِنْ مَخَافَةِ اللَّهِ، أَثَابَهُ اللَّهُ إِيمَانًا يَجِدُ حَلاوَتَهُ فِي قَلْبِهِ
“Pandangan adalah salah satu anak panah beracun iblis. Siapa yang menundukkan pandangannya karena takut kepada Allah, Allah akan memberinya iman yang ia rasakan manisnya dalam hatinya.”
(HR. Al-Hakim, dinilai Dha’if oleh Al-Albani)
Penutup
Menundukkan pandangan bukanlah perkara kecil. Ia adalah penjaga hati, penolong iman, dan benteng dari banyak maksiat. Dengan menahan pandangan, Allah berikan balasan berupa manisnya iman, cahaya hati, keteguhan jiwa, dan perlindungan dari dosa yang lebih besar.
Mari berusaha melatih diri untuk menjaga pandangan, baik dari lawan jenis, tontonan, gambar, maupun segala hal yang menyalakan syahwat. Ingatlah, setiap kali kita tundukkan pandangan karena Allah, ada pahala besar dan kenikmatan iman yang menanti.
“Ya Allah, sucikanlah hati kami, jagalah pandangan kami, dan jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang bertakwa.”
Ditulis oleh: Ahmad Anshori, Lc., M.Pd.
Artikel: Remajaislam.com