Manfaat Qiyamul Lail
Bismillah…
Anak muda sering merasa hidupnya penuh tekanan: tugas kuliah menumpuk, target kerja tak kunjung selesai, hati mudah gelisah, bahkan ibadah wajib pun terasa kering tanpa ruh. Dalam kondisi seperti ini, banyak yang mencari pelarian, ada yang sibuk dengan hiburan, ada yang larut dalam pergaulan, bahkan tak sedikit yang tenggelam dalam kesia-siaan.
Padahal, Islam sudah memberi solusi yang jauh lebih menenangkan hati: qiyamullail (shalat malam). Ia adalah kunci keteguhan iman, penolak dosa, serta sumber kekuatan dalam menghadapi kerasnya hidup.
Qiyamullail dalam Al-Qur’an
Allah Ta’ala memuji hamba-hamba-Nya yang rela meninggalkan nikmat tidur untuk bermunajat di hadapan-Nya:
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّا أُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءًۢ بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
“Lambung mereka jauh dari tempat tidur, mereka berdoa kepada Rabb mereka dengan penuh rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan. Maka tidak ada seorang pun yang mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang menyenangkan pandangan mata, sebagai balasan bagi apa yang mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah: 16–17)
Ayat ini menggambarkan bahwa menahan diri dari tidur demi shalat malam adalah bukti iman yang tulus. Balasannya bukan sekadar ketenangan di dunia, tapi juga kenikmatan abadi di akhirat.
Qiyamullail dalam Hadis Nabi ﷺ
Rasulullah ﷺ menegaskan keutamaan qiyamullail dengan sabda beliau:
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim, no. 1163)
Bahkan, beliau ﷺ menggambarkan qiyamullail sebagai kemuliaan seorang mukmin:
“Kemuliaan seorang mukmin adalah qiyamullail, dan kehormatannya adalah merasa cukup tanpa bergantung kepada manusia.” (HR. At-Thabrani dalam al-Mu‘jam al-Awsath, no. 8310, dinilai hasan oleh Al-Albani)
Perkataan Ulama tentang Qiyamullail
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bagaimana shalat malam menguatkan hati dan jiwa:
وَإِنَّ لِلصَّلَاةِ نَفْسًا وَرُوحًا وَقُوَّةً، وَقِيَامُ اللَّيْلِ مِنْ أَعْظَمِ أَسْبَابِ قُوَّةِ الْقَلْبِ وَالْبَدَنِ
“Sesungguhnya shalat itu memiliki ruh, jiwa, dan kekuatan. Dan qiyamullail termasuk sebab terbesar yang menguatkan hati dan badan.” (Ibnul Qayyim, dalam Zadul Ma’ad 4/276)
Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
مَا أَعْلَمُ شَيْئًا أَشَدَّ عَلَى النَّفْسِ مِنْ قِيَامِ اللَّيْلِ
“Aku tidak mengetahui sesuatu yang lebih berat bagi jiwa daripada qiyamullail.” (Ibn Rajab, dalam Latoif Al-Ma’arif, hlm. 34)
Tapi justru karena berat itulah, qiyamullail menjadi bukti keikhlasan dan cinta seorang hamba kepada Allah.
Bagaimana Memulai Qiyamullail?
Bagi anak muda yang terbiasa begadang untuk hal-hal sia-sia, memulai qiyamullail memang terasa berat. Tapi ada beberapa langkah ringan yang bisa dijalani:
1. Tidur lebih awal – Jangan biasakan begadang tanpa manfaat.
2. Pasang niat sebelum tidur – Rasulullah ﷺ bersabda, niat untuk bangun saja sudah ditulis sebagai pahala.
3. Bangun meski hanya untuk witir – Tidak harus panjang, 2 rakaat singkat ditambah 1 rakaat witir sudah termasuk qiyaqiyamullal.
3. Perbanyak doa dan istighfar – Waktu sahur adalah waktu doa mustajab.
Penutup
Qiyamullail bukan hanya ibadah tambahan. Ia adalah obat hati, sumber ketenangan, dan benteng iman. Saat anak muda lain mencari pelarian dalam kesenangan semu, seorang mukmin menemukan kedamaian sejati di sepertiga malam terakhir, ketika dunia sunyi dan hanya Allah yang mendengar doa-doa tulusnya.
Maka, jangan biarkan malam-malammu berlalu tanpa bermunajat. Karena di situlah letak kemuliaan seorang mukmin: ketika ia berani meninggalkan nikmat tidur demi meraih manisnya berdiri di hadapan Allah.
Wallahu a‘lam.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com