Bismillah…
Ada satu hadis agung yang menjadi pegangan banyak ulama, diriwayatkan dari Ibnu Abbas -radhiyallahu’anhuma-. Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya:
يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ، احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ.
“Wahai anak muda, sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta, maka mintalah hanya kepada Allah. Jika engkau memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah, seandainya seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, mereka tidak akan mampu memberikannya kecuali dengan sesuatu yang memang telah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka semua berkumpul untuk menimpakan suatu mudarat kepadamu, mereka tidak akan mampu menimpakannya kecuali dengan sesuatu yang memang telah Allah tetapkan atasmu. Pena-pena telah diangkat, dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR. at-Tirmidzi, no. 2516, Hasan Shahih)
Hadis ini jika direnungkan, sungguh menenangkan hati. Sebab manusia sering kali terlalu berharap kepada sesama manusia, atau terlalu takut kepada mereka. Padahal hakikatnya, semua sudah dalam genggaman Allah. Kalau seluruh umat berkumpul untuk menolongmu, mereka hanya bisa menolong sesuai dengan apa yang Allah tetapkan. Dan bila seluruh umat sepakat mencelakaimu, mereka tidak akan mampu kecuali sebatas yang Allah izinkan.
Inilah makna iman kepada takdir. Bukan hanya sebuah teori, tapi keyakinan hidup. Keyakinan ini membuat seorang mukmin tidak lagi takut pada manusia, tidak silau oleh pujian, dan tidak tenggelam dalam cemas. Ia tahu, segala sesuatu berada di bawah kendali Allah ﷻ.
Ketika engkau ditolong orang lain, hakikatnya Allah yang menggerakkan hati mereka. Maka jangan berhenti pada ucapan terima kasih, arahkan syukurmu kepada Allah. Dan ketika engkau dizalimi atau dijatuhkan orang lain, sadarilah bahwa itu pun bagian dari takdir Allah. Maka jangan habiskan energi untuk dendam, arahkan hatimu kepada Allah, karena Dialah tempat bergantung.
Itulah rahasia kekuatan generasi salaf. Mereka tidak gentar menghadapi musuh, karena yakin dengan firman Allah:
وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka tipu daya mereka sama sekali tidak akan membahayakanmu. Sesungguhnya Allah Maha Meliputi apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali Imran: 120)
Hadis ini seharusnya mengubah cara kita memandang dunia. Kita tidak lagi bergantung pada manusia, tidak lagi takut oleh ancaman mereka. Kita hanya menjadi hamba Allah, menggantungkan hati sepenuhnya kepada-Nya. Dan di situlah letak ketenangan seorang mukmin.
Kata Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- bersabda:
رفعت الأقلام وجفت الصحف — pena sudah diangkat, lembaran telah kering. Semua telah ditulis oleh Allah.
Wallahu a’lam.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com