Setiap waktu yang di dalamnya kita punya kesempatan untuk berbuat baik, maka isilah dengan kebaikan di dalamnya. Karena setiap waktu kita akan ditanya pada hari kiamat. Para ulama sampai menyebut orang yang menyia-nyiakan waktu termasuk berbuat ‘uquq (durhaka).
‘Abdur Rauf Muhammad Al-Munawi rahimahullah berkata, “Setiap waktu yang berlalu tanpa diisi dengan menunaikan hak, kewajiban, hal penting, tanpa diisi pula dengan syukur pada Allah, dengan kebaikan dan ilmu, orang yang waktunya seperti berarti telah mendurhakai hari dan menzalimi dirinya sendiri.” (Faidh Al-Qadir, 6: 228)
Semoga Allah mudahkan untuk mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat dan tidak mendurhakai waktu.
—
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel RemajaIslam.Com
assalaamu’alaikum warahmatulahi wa barokatuh.
Ustadz Abduh,ana ingin bertanya.
1.Ada yang mengatakan bahwa rezeki itu bermacam-macam jenisnya;rezeki yang sudah dijamin,ada juga rezeki yg jumlahnya tergantung ikhtiar kita;artinya makin ngotot ikhtiar makin besar rezekinya.Mohon penjelasan,yaa Ustadz.
2.Apakah benar hutang yg terlanjur ada itu adalah termasuk rezeki kita?Sementara keadaannya semakin sulit untuk membayar hutang.Jika sampai meninggal belum lunas hutang,bagaimana ustadz.Padahal harta yg dimiliki jauh dari cukup untuk melunasinya.Mohon doanya juga dari ustadz dan yg lainnya.
Jazaakumullahu khoiran wa katsiran
wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh
1- pembagian rezeki spt itu, kami tdk tahu dasarnya.
2- rezeki dari utang adalah rezeki, namun wajib dilunasi.
Semoga Allah angkat setiap utang-utangnya.