Godaan Iblis, Jalan Keluar dari Tipuan Abadi
Kadang kita capek sama diri sendiri. Salah, tobat, jatuh lagi. Seolah hidup ini nggak jauh dari siklus dosa. Tapi tahukah kamu? Justru di situlah godaan Iblis paling kuat bekerja—membuat kita merasa nggak layak kembali kepada Allah.
Apa Itu Godaan Iblis?
Sejak awal penciptaan, godaan Iblis sudah jadi ancaman nyata. Allah abadikan sumpah Iblis dalam Al-Qur’an:
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
“Iblis berkata: Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan duduk menghadang mereka dari jalan-Mu yang lurus.” (QS. Al-A‘raf: 16)
Bahaya Godaan Iblis terhadap Hati
Masalahnya, kita sering menganggap remeh dosa kecil. Padahal setiap kali mengikuti godaan Iblis, satu titik hitam ditorehkan dalam hati. Kalau dibiarkan, titik itu menutupi hati sehingga sulit menerima kebaikan. Allah berfirman:
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al-Muthaffifin: 14)
Cara Membersihkan Hati dari Godaan Iblis
Bahaya godaan Iblis justru karena sering terselubung dalam hal-hal kecil: menunda shalat, lalai berdzikir, candu hiburan, atau menganggap remeh maksiat ringan. Rasulullah ﷺ mengingatkan:
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ، فَإِنْ هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَتْ، فَإِنْ عَادَ زِيْدَ فِيهَا، حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللهُ تَعَالَى كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sesungguhnya apabila seorang hamba melakukan satu kesalahan, maka ditorehkan satu titik hitam di hatinya. Jika ia berhenti dan beristighfar, maka hatinya kembali bersih. Jika ia kembali berbuat dosa, maka ditambah titik hitam itu sampai menutupi hatinya. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah: ‘Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu menutupi hati mereka.’”) (HR. Tirmidzi, no. 3334; hasan sahih)
Artinya, hati bisa berkarat karena dosa. Tapi Rasulullah ﷺ juga mengajarkan cara membersihkannya:
إِنَّ لِلْقُلُوبِ صَدَأً كَصَدَإِ النُّحَاسِ، وَجِلَاؤُهَا الِاسْتِغْفَارُ
“Sesungguhnya hati itu bisa berkarat sebagaimana tembaga berkarat, dan pembersihnya adalah istighfar.” (HR. Al-Baihaqi, Syu’abul Iman)
Bayangkan, Rasulullah ﷺ yang ma’shum—tidak pernah berbuat dosa—justru memperbanyak istighfar setiap harinya. Dalam riwayat disebutkan:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah! Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari seratus kali.” (HR. Muslim, no. 2702)
Kalau Nabi saja beristighfar ratusan kali, bagaimana dengan kita yang mudah sekali lengah terhadap godaan Iblis?
Tulisan ini relate dengan tema istighfar, baca yuk:
Apa yang Dimaksud Taubat Nashuha?
Strategi Praktis Melawan Godaan Iblis
Kalau Iblis bersumpah akan terus menggoda, maka kita harus bersumpah untuk terus melawan:
-
Perbanyak istighfar. Minimal 70 kali sehari seperti yang dianjurkan Rasulullah ﷺ.
-
Jangan remehkan dosa kecil. Karena pintu besar Iblis sering berawal dari celah kecil.
-
Jaga orientasi hidup. Ingat bahwa dunia hanya tempat singgah.
-
Bawa kesadaran kematian. Semua orang akan meninggalkan dunia hanya dengan kain kafan.
Jangan Takut pada Godaan Iblis, Lawan dengan Istighfar
Godaan Iblis itu nyata, tapi bukan alasan untuk menyerah. Allah sudah berjanji:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللهُ بِكُمْ، وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya! Seandainya kalian tidak pernah berdosa, niscaya Allah akan melenyapkan kalian dan mendatangkan kaum yang berdosa lalu mereka beristighfar kepada Allah, maka Allah pun mengampuni mereka.” (HR. Muslim, no. 2749)
Maka pilihan ada di tangan kita: ikut bisikan Iblis atau melawan dengan istighfar. Karena Allah tak pernah bosan mengampuni, selama kita tak bosan kembali.
Wallahul muwaffiq.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com