Bismillah…
Hai, sobat remaja islam!
Kita tahu bahwa Al-Qur’an ngasih tau tentang tiga tingkat kualitas spiritual yang berbeda, yang kamu bisa baca di Surat Fathir ayat 32.
ثُمَّ أَوۡرَثۡنَا ٱلۡكِتَٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصۡطَفَيۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۖ فَمِنۡهُمۡ ظَالِمٞ لِّنَفۡسِهِۦ وَمِنۡهُم مُّقۡتَصِدٞ وَمِنۡهُمۡ سَابِقُۢ بِٱلۡخَيۡرَٰتِ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡكَبِيرُ
“Lalu Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikandengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.”
Ayat ini menjelaskan tentang respon manusia terhadap perintah-perintah Allah, mari kita rangkum dari yang tertinggi hingga terendah:
-
Sabiqun bil Khoirot (bersegera melakukan kebaikan)
-
Muqtashid (pertengahan)
-
Dzolimun Linafsih (menzalimi diri sendiri)
Jadi, ada yang namanya Sabiqun bil Khoirot, yang itu adalah orang-orang yang rajin banget dalam menjalankan ajaran agama dan selalu semangat melakukan ibadah tambahan yang sunnah. Mereka juga hindari hal-hal yang dilarang dan yang enggak disarankan, supaya nggak terjerumus ke hal yang dilarang.
Terus ada juga yang disebut Muqtashid, yang ini lebih ke arah yang sedang-sedang aja. Mereka tetap taat sama perintah agama dan jauhi hal-hal yang dilarang, tapi mungkin agak kurang semangat dalam ngelakuin ibadah tambahan yang sunnah dan nggak terlalu peduli sama hal-hal yang enggak disarankan.
Yang terakhir, ada Dzolimun Linafsih. Mereka ini masih beriman tapi suka melakukan kesalahan, baik dalam menjalankan perintah agama atau melanggar larangan.
Meskipun ada perbedaan dalam tingkat keimanan, mereka semua tetap disebut sebagai orang-orang beriman karena mereka masih beriman sama Allah meskipun kadang-kadang ada kelemahan dalam melaksanakan ajaran agama. Dalil yang menunjukkan bahwa mereka masih orang beriman meski berada pada level yang bawah (Dzolimun Linafsih), adalah pada pembukaan ayat di atas berfirman,
ثُمَّ أَوۡرَثۡنَا ٱلۡكِتَٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصۡطَفَيۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۖ
“Lalu Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami…”
Allah masih menyebut mereka sebagai hambanya, dan tentu Allah tidak akan mewariskan kitabnya kepada orang kafir.
Jadi, jangan lupa bahwa keimanan dan kualitas spiritual kita bisa berkembang dan berubah sesuai dengan ketakwaan dan amal perbuatan kita, ya! Yuk sobat remaja selalu semangat menjadi yang terbaik di mata Allah.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com