Bismillah…
Jadi gini, misalnya kamu udah planning untuk perjalanan jauh dan udah jamak taqdim shalat, seperti Dhuhur dan Ashar. Tapi, tiba-tiba rencana safarnya batal. Nah, pertanyaannya, apakah kamu perlu mengulang shalat Ashar yang udah kamu jamak taqdim itu, atau cukup nggak usah diulang?
Berikut ini ulasan jawabannya:
Jika jamak tersebut terjadi di saat ia sudah bisa disebut sebagai musafir, maka jamak tersebut sah dan shalat yang dijamak tidak perlu diulang. Sebagaimana keterangan yang disampaikan oleh Imam Ibnu Qudamah -rahimahullah- :
وإن أتم الصلاتين في وقت الأولى، ثم زال العذر بعد فراغه منهما قبل دخول وقت الثانية، أجزأته، ولم تلزمه الثانية في وقتها؛ لأن الصلاة وقعت صحيحة مجزية عن ما في ذمته، وبرئت ذمته منها، فلم تشتغل الذمة بها بعد ذلك، ولأنه أدى فرضه حال العذر، فلم يبطل بزواله بعد ذلك، كالمتيمم إذا وجد الماء بعد فراغه من الصلاة
“Jika seseorang melaksanakan dua shalat dalam waktu shalat pertama karena ada alasan tertentu (misalnya udzur), lalu setelah selesai shalat, alasan tersebut hilang sebelum masuk waktu shalat kedua, maka shalat yang dilakukannya sudah dianggap sah dan mencukupi. Dia tidak perlu mengulang shalat kedua di waktu aslinya, karena kewajibannya sudah terpenuhi. Shalat yang dilakukannya saat masih ada udzur dianggap sah, dan meskipun udzurnya hilang setelahnya, kewajiban itu tetap dianggap sudah selesai. Kasus ini mirip dengan orang yang bertayammum, lalu menemukan air setelah selesai shalat—tayammumnya tetap sah dan shalatnya tetap diterima.” (Al-Mughni 2/207).
Beliau juga menjelaskan di kesempatan yang lain:
(ولا يعيد من قصر)
بشرطه (ثم رجع قبل استكمال المسافة) ، لما تقدم أن المعتبر نية المسافة لا حقيقتها
“Seseorang yang mengqashar shalat tidak perlu mengulang shalatnya jika dia sudah memenuhi syarat qashar, lalu kembali sebelum menempuh jarak penuh yang ditentukan. Sebab, yang dianggap dalam hal ini adalah niat untuk menempuh jarak jauh, bukan jarak itu sendiri secara konkrit.”
Jadi nggak perlu diulang ya. Karena yang dihitung itu niat safarnya, bukan soal beneran jalan atau nggaknya. Jadi, selama niat safarnya udah ada saat menjamak, shalat Ashar yang sudah dijamak tadi tetap sah dan nggak perlu diulang lagi.
Nah, pertanyaan selanjutnya yang perlu kamu perhatiin adalah, sebenarnya gimana sih kondisi atau ukuran yang bikin seseorang itu bisa dianggap musafir?
Lanjut di tulisan ini ya… “Kapan Seorang Musafir Boleh Menjamak dan Mengqashar Shalat?”
Wallahua’lam bis shawab.
Referensi:
Al-Munajjid, Muhammad Shalih-Islamqa. جمع الصلاتين جمع تقديم ثم ألغى السفر. Diakses dari https://islamqa.info/ar/answers/283999/%D8.. pada 09/10/2025.
Diitulis di waktu Dhuha, Bantul, 09/10/2025.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com