Gua Hira’ adalah satu dari banyak tempat yang bersejarah di kota Mekkah. Gua ini berada di gunung yang dikenal dengan sebutan Jabal [bukit] Nur, yang berada di utara kota Mekkah.
Dahulu Jabal Nur berada di luar kota Mekkah dengan jarak kira-kira 1 mil, namun sekarang kota Mekkah bertambah luas hingga mencakup wilayah Jabal Nur dan setelahnya.
Dengan ketinggian ± 600 m, maka pendakian Jabal Nur membutuhkan waktu ± 2 jam. Dan gua Hira’ ini berada pada ketinggian 50 m dari puncaknya. Gua Hira’ adalah sebuah lubang di lereng bukit panjangnya ± 180 cm dan lebarnya ± 80 cm, dengan posisi pintu menghadap ke utara.
Sebelum diutus sebagai nabi, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- banyak menghabiskan malam-malam beliau di gua ini untuk menyendiri dalam ibadah. Hingga kemudian Allah mengutus Jibril – ‘alaihissalam- dengan wahyu pertama, surat al-Alaq: 1-5.
Pelajaran dari Gua Hira
Allah Ta’ala telah memilih Thur Sina (Jabal Thur) sebagai tempat nubuwah Nabi Musa -‘alaihissalaam-, dan memilih gua Hira’ di Jabal Nur sebagai tempat turunnya wahyu yang pertama dan nubuwwah bagi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam-.
Dari tempat ini cahaya islam dan keimanan menebar keseluruh penjuru dunia. Cahaya yang menerangi jiwa-jiwa hamba di dunia dan pelita penunjuk di akhirat kelak. Meski demikian, tidak ada keutamaan khusus untuk mengunjungi tempat ini atau melakukan suatu ibadah di dalamnya.
Gua ini mengingatkan betapa pentingnya tafakkur alam semesta bagi seorang hamba guna membangun hubungan erat dengan Rabb Penciptanya. Selain itu ada pesan penting di gua ini yang menjadi titik tolak kejayaan umat, MEMBACA!
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, Menciptakan manusia dari darah yang melekat, Bacalah dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar dengan perantara pena, Mengajari manusia apa yang tidak diketahuinya.” [QS. Al-‘Alaq: 1-5]
Referensi:
Ketika Tanah Suci Berbicara (1435H). Indonesian Community Care Center. Penerbit Maktabah An-Nashim: Riyadh – Saudi Arabia.
Editor : Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com