Bismillah…
Syahid adalah cita-cita mulia yang diimpikan oleh banyak orang beriman. Namun, tidak setiap orang yang mati di medan perang otomatis mendapat derajat syahid di sisi Allah. Yang menentukan bukan semata keberanian, bukan pula darah yang tertumpah, melainkan niat yang tersembunyi di dalam hati.
Rasulullah ﷺ pernah ditanya tentang orang-orang yang berperang dengan niat yang berbeda-beda: ada yang karena mengharap harta rampasan, ada yang ingin disebut pemberani, dan ada yang sekadar mencari nama. Maka Nabi ﷺ menjawab dengan kalimat yang jernih, membimbing hati agar tidak salah arah:
Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: الرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلْمَغْنَمِ، وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِلذِّكْرِ، وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِيُرَى مَكَانُهُ، فَمَنْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟
Seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ lalu bertanya: “Ada orang yang berperang untuk mendapatkan harta rampasan, ada orang yang berperang demi ketenaran, dan ada pula orang yang berperang agar kedudukannya terlihat, maka siapakah di antara mereka yang benar-benar berjuang di jalan Allah?”
Rasulullah ﷺ menjawab:
مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ.
“Barangsiapa berperang agar kalimat Allah menjadi yang paling tinggi, maka dialah yang berjuang di jalan Allah.” (HR. Bukhari)
Syahid Dunia dan Akhirat
Mereka adalah orang yang benar-benar berjuang di jalan Allah. Ia maju tanpa mundur, rela kehilangan jiwa demi tegaknya kalimatullah, dan tidak membawa niat duniawi dalam hatinya. Mereka inilah syuhada yang hakiki, yang dimuliakan Allah di dunia maupun akhirat.
Syahid Dunia
Ada pula orang yang terbunuh di medan jihad, tetapi niatnya bukan untuk Allah. Ia mungkin menginginkan ketenaran, harta, atau sekadar ingin dianggap gagah berani. Di dunia, jenazahnya diperlakukan seperti syuhada, tidak dimandikan dan tidak dishalatkan. Namun di akhirat, ia akan dipertanggungjawabkan atas niat busuknya. Betapa meruginya, berkorban begitu besar tetapi balasannya justru murka Allah.
Syahid Akhirat
Tidak semua syuhada harus gugur di medan perang. Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa ada orang-orang yang tetap mendapat pahala syahid di akhirat, walaupun di dunia jenazah mereka tetap dimandikan dan dishalatkan. Mereka adalah:
-
orang yang meninggal karena tha‘un,
-
sakit perut,
-
tenggelam,
-
tertimpa reruntuhan,
-
serta orang yang terbunuh saat membela hartanya.
Dalilny adalah hadis-hadis berikut:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ: الْمَطْعُونُ، وَالْمَبْطُونُ، وَالْغَرِيقُ، وَصَاحِبُ الْهَدْمِ، وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ.
“Orang yang mati syahid itu ada lima: (1) orang yang meninggal karena wabah tha‘un, (2) orang yang meninggal karena sakit perut, (3) orang yang tenggelam, (4) orang yang tertimpa runtuhan, dan (5) orang yang gugur di jalan Allah.”
(Hadis Muttafaq ‘alaih – disepakati keshahihannya oleh al-Bukhari dan Muslim)
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
“Tha‘un (sebuah wabah penyakit kulit menular) adalah syahid bagi setiap Muslim.”
(Hadis Muttafaq ‘alaih)
Dari Sa‘id bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
“Barangsiapa terbunuh karena mempertahankan hartanya, maka ia mati syahid.”
(Hadis Muttafaq ‘alaih)
Saudaraku, yang membuat seseorang menjadi syahid bukanlah kondisi lahiriah semata, melainkan niat yang lurus dan amal yang benar. Banyak orang mengira bahwa syahid hanya untuk mereka yang mengangkat senjata, padahal Rasulullah ﷺ telah menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah.
Yang lebih penting bagi kita adalah menjaga hati agar ikhlas dalam setiap amal. Jangan sampai amal yang tampak besar di mata manusia justru hancur di sisi Allah karena niatnya bercampur dengan dunia.
Syahid adalah kemuliaan, tetapi lebih utama dari itu adalah keikhlasan. Karena tanpa ikhlas, bahkan pengorbanan terbesar sekalipun bisa menjadi sia-sia.
Wallāhu a‘lam.
Referensi:
Islamweb. (n.d.). الشهادة أنواعها والفروقات بينها. Islamweb. https://www.islamweb.net/ar/fatwa/26390/%D8%A7%D9%84%D8%B4…
Penulis: Ahmad Anshori, Lc., M.Pd
Artikel: Remajaislam.com