Bismillah…
Kalau kita ditanya: “Tanggal berapa Nabi Muhammad ﷺ lahir?”
Ternyata jawabannya tidak sesederhana menyebut angka di kalender. Para ulama sirah, yaitu ahli sejarah kehidupan Nabi, berbeda pendapat dalam menentukan tanggal pastinya.
Mengapa bisa berbeda?
Karena ketika beliau lahir, orang-orang di Makkah belum tahu kalau bayi yang baru lahir itu kelak akan menjadi manusia paling mulia sepanjang sejarah. Beliau saat itu hanyalah seorang bayi kecil di tengah keluarga Quraisy. Maka, tidak ada catatan khusus tentang kelahiran beliau. Baru setelah usia 40 tahun, ketika Allah mengangkat beliau menjadi Rasul, orang-orang mulai menelusuri kembali kisah hidupnya: kapan beliau lahir, di mana beliau dibesarkan, dan bagaimana perjalanan hidup beliau sebelum diutus. Dari situlah detail tentang kehidupan Nabi ﷺ disusun, dicatat, dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Seorang ulama kontemporer, Dr. Muhammad ath-Thayyib an-Najjar رحمه الله, pernah mengatakan:
ولعل السر في هذا الخلاف أنه حينما ولد لم يكن أحد يتوقع له مثل هذا الخطر، ومن أجل ذلك لم تتسلط عليه الأضواء منذ فجر حياته، فلما أذِن الله أن يبلغ الرسول صلى الله عليه وسلم دعوته بعد أربعين سنة من ميلاده: أخذ الناس يسترجعون الذكريات التي علقت بأذهانهم حول هذا النبي، ويتساءلون عن كل شاردة وواردة من تاريخه، وساعدهم على ذلك ما كان يرويه الرسول صلى الله عليه وسلم نفسه عن الأحداث التي مرت به أو مر هو بها منذ نشأته الأولى، وكذلك ما كان يرويه أصحابه والمتصلون به عن هذه الأحداث.
وبدأ المسلمون – حينئذٍ – يستوعبون كل ما يسمعون من تاريخ نبيهم صلى الله عليه وسلم لينقلوه إلى الناس على توالي العصور
“Mungkin sebab utama terjadinya perbedaan pendapat tentang waktu kelahiran Nabi ﷺ adalah karena ketika beliau lahir, tak seorang pun menyangka bahwa kelak beliau akan memikul risalah sebesar itu. Karena itulah, sejak awal kehidupannya, tidak ada perhatian istimewa yang diarahkan kepadanya.
Baru setelah Allah mengizinkan beliau menyampaikan dakwah di usia empat puluh tahun, orang-orang mulai menelusuri kembali ingatan-ingatan mereka tentang masa lalu beliau. Setiap peristiwa kecil maupun besar menjadi bahan pertanyaan dan pencarian. Hal ini semakin terbantu dengan cerita-cerita yang beliau sendiri sampaikan tentang pengalaman hidupnya sejak kecil, juga dari riwayat para sahabat dan orang-orang terdekat.
Sejak itu, kaum muslimin pun mencatat dengan penuh perhatian setiap kisah tentang Nabi ﷺ, lalu menyampaikannya kepada generasi-generasi setelahnya agar terus hidup sepanjang zaman.” (al-Qaul al-Mubīn fī Sīrati Sayyid al-Mursalīn, hlm. 78)
Hal yang Pasti Disepakati
Tahun kelahiran
Para ulama sepakat bahwa Nabi ﷺ lahir di ‘Aamul Fīl (Tahun Gajah). Tahun itu dinamakan demikian karena terjadi peristiwa besar: Abrahah, seorang gubernur dari Yaman, memimpin pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka’bah. Allah lalu melindungi rumah-Nya dengan cara yang luar biasa, sebagaimana disebutkan dalam Surah al-Fīl. Peristiwa ini sangat menggemparkan, sehingga dijadikan penanda sejarah yang diingat oleh seluruh penduduk Arab.
Ibnul Qayyim رحمه الله berkata:
لا خلاف أنه ولد صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بجوف مكّة، وأن مولده كان عامَ الفيل
“Tidak ada perbedaan bahwa beliau lahir di Makkah, dan tahun kelahirannya adalah Tahun Gajah.”
(Zādul Ma‘ād, 1/76)
Ibn Katsir juga menegaskan bahwa pendapat ini adalah pendapat yang masyhur di kalangan ulama, bahkan sebagian besar ulama menukil adanya ijma‘.
Penelitian modern memperkirakan ‘Aamul Fīl bertepatan dengan tahun 570 atau 571 M. Jadi, bisa dikatakan, Nabi Muhammad ﷺ lahir sekitar tahun itu.
Hari kelahiran
Nabi ﷺ lahir pada hari Senin. Dalilnya adalah sabda beliau sendiri ketika ditanya tentang puasa hari Senin:
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ – أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ
“Itulah hari aku dilahirkan, hari aku diutus, atau diturunkan wahyu kepadaku.” (HR. Muslim, no. 1162)
Maka, tidak ada keraguan dalam hal ini.
Hal yang Diperdebatkan
Perbedaan pendapat ulama muncul ketika membicarakan bulan dan tanggal kelahiran beliau. Di sini ada beberapa riwayat yang berbeda:
- 2 Rabi‘ul Awwal
- 8 Rabi‘ul Awwal
- 10 Rabi‘ul Awwal
- 12 Rabi‘ul Awwal → pendapat yang paling masyhur, diriwayatkan dari Ibn Ishaq, Ibn Abbas, dan Jābir رضي الله عنهما
Ada juga riwayat lemah yang menyebut bulan Ramadhan atau bulan Shafar, namun tidak dianggap kuat oleh para ahli.
Nah, penelitian astronomi modern juga ikut membahas ini. Seorang ahli falak Mesir bernama Mahmud Pasha al-Falaki, dan kemudian ditegaskan juga oleh penulis sirah terkenal Shafiyurrahman al-Mubarakfuri dalam ar-Rahīq al-Makhtūm, menyimpulkan bahwa hari Senin tahun 571 M bertepatan dengan 9 Rabi‘ul Awwal, sekitar 20 April 571 M.
Jadi, meskipun umat Islam banyak yang mempopulerkan tanggal 12 Rabi‘ul Awwal, penelitian modern menunjukkan kemungkinan besar Nabi ﷺ lahir pada 9 Rabi‘ul Awwal.
Wafatnya Rasulullah ﷺ
Kalau soal wafatnya, para ulama lebih sepakat. Nabi ﷺ wafat pada:
- Hari: Senin
- Bulan: Rabi‘ul Awwal
- Tahun: tahun ke-11 Hijriah
Pendapat yang paling populer dan dipegang jumhur ulama adalah: beliau wafat pada 12 Rabi‘ul Awwal tahun ke-11 H.
Hari itu adalah hari paling berat bagi umat Islam, karena cahaya kenabian yang selama ini menuntun mereka telah kembali ke sisi Allah. Namun, ajaran beliau tetap hidup melalui Al-Qur’an dan Sunnah, menjadi warisan terbesar bagi umat hingga akhir zaman.
Kesimpulan
- Rasulullah ﷺ lahir di Makkah, pada ‘Aamul Fīl (570/571 M), hari Senin.
- Tanggal kelahirannya diperkirakan antara 8–12 Rabi‘ul Awwal, dengan pendapat masyhur 12 Rabi‘ul Awwal, namun penelitian modern condong pada 9 Rabi‘ul Awwal (20 April 571 M).
- Beliau wafat pada hari Senin, 12 Rabi‘ul Awwal tahun ke-11 H.
Pelajaran Penting untuk Kita
Sejatinya, perbedaan pendapat tentang tanggal lahir beliau bukanlah masalah besar. Yang lebih penting bagi kita adalah bagaimana meneladani hidup Rasulullah ﷺ. Beliau lahir sebagai yatim, dibesarkan dalam kesederhanaan, namun Allah angkat derajatnya menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Hari kelahiran beliau seharusnya menjadi pengingat bagi kita bahwa cahaya Islam lahir untuk menerangi dunia. Tugas kita bukan sekadar mengetahui tanggal lahirnya, tetapi menjadikan hidup kita lebih dekat dengan ajaran beliau, meneladani akhlaknya, dan menjadikan sunnahnya sebagai petunjuk jalan.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com