Bismillah..
Banyak anak muda merasa hidupnya tidak jelas arah. Hari ini semangat beribadah, besok futur lagi. Ada yang merasa sudah mencoba berbagai cara untuk menemukan ketenangan, namun tetap saja hati terasa kosong. Padahal Allah telah menurunkan pedoman hidup yang sempurna dan pasti: Al-Qur’an.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman yang mengerjakan amal shalih, bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra: 9).
Kompas Hidup yang Tidak Pernah Menyesatkan
Membaca dan mentadabburi Al-Qur’an adalah salah satu pintu hidayah terbesar yang Allah bukakan bagi hamba-Nya. Dari situlah hati dituntun menuju jalan yang lurus, yaitu jalan yang Allah ridai. Setiap ayat yang dibaca dengan penghayatan akan menjadi cermin yang memantulkan hakikat diri, penuntun yang menunjukkan mana kebaikan dan mana keburukan, sekaligus cahaya yang menyingkap gelapnya kebodohan dan kelalaian. Al-Qur’an mengajak manusia untuk menaati Allah dan Rasul-Nya, meninggalkan maksiat, menumbuhkan keimanan, serta meneguhkan rasa takut kepada Allah yang melahirkan ketaatan. Allah Ta‘ālā berfirman:
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
(Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus, dan memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar) (QS. Al-Isrā’: 9).
Orang yang benar-benar dekat dengan Al-Qur’an akan terdorong untuk menunaikan kewajiban-kewajiban pokok: shalat yang menjadi tiang agama, zakat yang membersihkan harta, puasa yang melatih jiwa, serta haji yang menyempurnakan Islamnya. Tidak hanya itu, ia pun akan bersemangat menambah amal-amal sunnah dan kebaikan tambahan, karena ia merasakan manisnya iman dan nikmatnya ketaatan. Sebaliknya, ketika seseorang jauh dari Al-Qur’an, ia kehilangan arah. Hati menjadi rapuh, mudah goyah oleh syubhat dan syahwat, hidup terasa hampa tanpa tujuan, dan langkah pun berjalan tanpa arah yang jelas.
Karena itu, para ulama menegaskan bahwa kedekatan seorang hamba dengan Al-Qur’an adalah ukuran hidupnya. Ibn Mas‘ūd radhiyallāhu ‘anhu berkata:
من كان يحب أن يعلم أنه يحب الله فليعرض نفسه على القرأن، فإن أحب القرآن فهو يحب الله فإنما القرآن كلام الله
“Barangsiapa ingin tahu apakah ia benar-benar mencintai Allah, maka hendaklah ia mengukur dirinya dengan Al-Qur’an. Jika ia mencintai Al-Qur’an, berarti ia mencintai Allah, karena Al-Qur’an adalah firman Allah.” (Tazkiyatun Nufus, karya Ahmad Farid, hal. 39).
Maka, kedekatan dengan Al-Qur’an bukan sekadar perkara membaca, tetapi juga memahami, mengamalkan, dan menjadikannya kompas kehidupan. Di situlah seorang muslim akan menemukan keteguhan iman, ketenangan hati, dan kebahagiaan yang hakiki.
Cara Nyata Mendekat kepada Al-Qur’an
Agar Al-Qur’an benar-benar menjadi sumber hidayah, ada beberapa langkah praktis yang bisa ditempuh:
- Mulai dari yang kecil tapi konsisten. Sisihkan waktu membaca Al-Qur’an setiap hari, meski hanya beberapa ayat.
- Pahami maknanya. Gunakan tafsir ringkas agar kita tidak sekadar membaca, tetapi juga memahami pesan Allah.
- Jadikan pedoman sehari-hari. Saat membaca ayat tentang sabar, jujur, atau shalat, jadikan itu sebagai bekal nyata dalam aktivitas harian.
- Istiqamah memperbaiki diri. Tidak perlu menunggu sempurna. Yang penting terus melangkah, meski dengan perubahan kecil tapi berkelanjutan.
Penutup
Jadikanlah Al-Qur’an sahabat setia dalam setiap perjalanan hidup kita. Bacalah ia dengan lisan, renungkan dengan hati, dan wujudkan dalam amal nyata. Jangan biarkan hari-hari kita berlalu tanpa siraman ayat-ayatnya, sebab di situlah sumber ketenangan, penopang iman, dan cahaya yang menuntun hingga akhir perjalanan. Barang siapa hidup bersama Al-Qur’an, ia tidak akan pernah tersesat di dunia, dan tidak akan celaka di akhirat.
Karena itu, jangan biarkan Al-Qur’an sekadar menjadi hiasan di rak atau bacaan musiman. Jadikan ia sahabat sehari-hari yang memberi arah, menumbuhkan iman, dan menggerakkan amal shalih. Dengan itu, hidup kita akan lebih terarah, hati lebih tenang, dan di akhirat kelak kita berhak mendapat kabar gembira dari Allah Ta’ala.
Wallahu a’lam.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com