Fikih I’tikaf #1
Salah satu cara terbaik untuk mengejar keberkahan malam Lailatul Qodar adalah dengan beri’tikaf. Agar I’tikaf yang kita lakukan dapat berjalan baik dan afdol, alangkah perlunya kita membekali diri dengan ilmu-ilmu berkaitan ibadah I’tikaf. Karena ilmu adalah awal dari segala aktivitas, terlebih aktivitas yang bernilai ibadah. Mengawali I’tikaf dengan mengilmui akan membuat kita terbimbing untuk melakukan I’tikaf terbaik.
Pengertian I’tikaf
Secara Bahasa:
لزوم الشيء أو المكان والإقبال عليه
“Menetap di suatu tempat dan konsentrasi kepada tempat tersebut.” (Tashil Al-Fiqh 7/553).
Sebagaimana disebutkan di dalam Al-Quran saat menceritakan ucapan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam kepada kaumnya:
مَا هَٰذِهِ التَّمَاثِيلُ الَّتِي أَنتُمْ لَهَا عَاكِفُونَ
“Patung-patung apakah ini yang kalian rela beri’tikaf di hadapannya?” (QS. Al-Anbiya’ 52)
Dan juga firman Allah ta’ala:
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتَوْا عَلَىٰ قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَىٰ أَصْنَامٍ لَّهُمْ
Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang beri’tikaf menyembah berhala mereka. (QS. Al-A’rof: 138)
Secara Istilah:
لزوم المسجد للتفرغ لطاعة الله تعالى فيه
“Menetap di masjid dalam untuk tujuan dapat beribadah kepada Allah secara fokus.” (Tashil Al-Fiqh 7/554).
Definisi ini berdasarkan makna I’tikaf secara bahasa Arab dan ayat Al-Quran,
وَلا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
“Janganlah kalian cumbui istri-istri kalian sementara kalian sedang ber-i’tikaf di masjid-masjid.” (Al Baqarah: 187).
References:
Al-Jibrin, Abdullah bin Abdulaziz (1440H). Tashil Al-Fiqhi Al-Jami’ Li masail Al-Fiqhi Al-Qodimah wal Mu’ashiroh. Penerbit Dar Ibnul Jauzi: Dammam – Saudi Arabia.
15 Ramadhan 1444 H, di Kampoeng Santri Wirokreten Jogja.
Penulis : Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com