“Sumber dari sikap rendah hati (tawadu) adalah Anda memulai mengucapkan salam kepada yang lain, dan Anda ridho bertempat dengan tempat-tempat yang tidak dipandang terhormat saat di dalam sebuah acara.” (Abdullah bin Mas’ud -radhiyallahu’anhu- dalam ‘Uyunul Akhbar 1/309)
***
“Sungguh kalian telah melakukan ibadah yang paling afdol, yaitu tawadu’/rendah hati.” (Aisyah -radhiyallahu’anha-, dalam Az-Zuhd karya Imam Ahmad hal. 304)
***
Ayahnya Amr bin Sa’id pernah bercerita, “Suatu hari Abdullah bin Umar tiba di kota Makkah, lalu masyarakat menemui beliau untuk konsultasi soal agama. Lalu Abdullah bin Umar merespon tindakan masyarakat tersebut, “Kalian konsultasi agama ke saya padahal di sini ada ‘Atho’ bin Abi Robah?!” (Al-Hilyah (Tahzibnya) 2/14).
***
“Tidaklah kesombongan itu masuk ke dalam hati seorang, melainkan akan berkurang kadar akal sehatnya sekadar kesombongan yang masuk. Bisa banyak, bisa sedikit.” (Ahnaf bin Qois -rahimahullah-, dalam As-Siyar (Tahzibnya) 1/451)
***
“Siapa yang memandang dirinya lebih baik dari yang lain maka dia telah bersikap sombong. Karena Iblis menolak untuk sujud menghormati Adam karena kesombongannya.” (Sufyan bin Uyainah -rahimahullah- dalam Sifatus Shofwah
2/540)
***
Referensi primer:
At_Thoyyar, Ahmad bin Nashir. (1433). Hayatus Salaf Bainal Qoul Wal ‘Amal. Penerbit Dar Ibnu Hazm, Damam – Saudi Arabia.
Disusun oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com