Bismillah….
Mari kita simak cerita dari sahabat Nabi yang mengalami kisah ini; Malik bin Al Huwairits radhiyallahu’anhu,
أَتَيْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ لَيْلَةً وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَفِيقًا فَلَمَّا ظَنَّ أَنَّا قَدْ اشْتَهَيْنَا أَهْلَنَا أَوْ قَدْ اشْتَقْنَا سَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا بَعْدَنَا فَأَخْبَرْنَاهُ
“Kami mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di saat kami masih muda sejajar umurnya. Kami bermukim di sisi beliau selama dua puluh malam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sosok yang lembut. Beliau menaksi bahwa kami telah rindu kepada isteri-isteri kami, beliau menanyakan tentang keluarga siapa saja yang kami tinggalkan, lalu kami ceritakan kepada beliau. Kemudian beliau bersabda:
ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ فَأَقِيمُوا فِيهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ وَذَكَرَ أَشْيَاءَ أَحْفَظُهَا أَوْ لَا أَحْفَظُهَا وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ
“Kembalilah kalian kepada isteri-isteri kalian. Tinggal lah bersama mereka lalu ajari dan perintahkan mereka (ilmu yang telah kalian dapatkan). Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat. Jika shalat telah tiba waktu shalat, hendaklah salah seorang di antara kalian mengumandangkan adzan, lalu yang paling tua diantara kalian menjadi imam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pelajaran dari hadis:
Hadis di atas memberikan pelajaran para pemuda untuk melakukan safar bersama menuntut ilmu. Lalu berdiam beberapa lama di tempat tujuan belajar untuk menuntut ilmu bersama. Di zaman ini, keteladanan ini bisa dituru oleh para pemuda zaman now dengan travel bersama untuk menghadiri dauroh di sebuah daerah, atau study bersama kawan-kawan sepermainan dan seperjuangan untuk belajar di sebuah kampus Islam yang berkualitas.
Kemudian hadis ini juga menunjukkan arahan kepada para pemuda untuk belajar kepada orang yang dianggap paling alim dan berilmu di wilayahnya. Karena sahabat Malik bin Huwairits dan para rekannya memiliki ayah-ayah yang juga sahabat Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam-, namun anak-anak muda itu tidak mencukupkan diri belajar kepada para sahabat Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam-, mereka berjuang untuk dapat belajar langsung kepada penghulunya para ulama dan pendidik, bahkan imamnya para Nabi dan Rasul; Muhammad -shallallahu’alaihi wa sallam-.
Wallahul muwaffiq.
Referensi:
- Abu Ghodah, Abdul Fattah (1417H/1996M). Ar-Rasul Al-Mu’allim wa Asaaliib fit Ta’lim. Maktabah Al-Matbu’aat Al-Islamiyyah: Hilb -Suria.
- As-Sabt, Khalid bin ‘Utsman (1431H). حديث «ارجعوا إلى أهليكم فأقيموا فيهم..». Retaived form: https://khaledalsabt.com/explanations/1963/%D8%AD…
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com





