Bismillah…
Sebenarnya tidak ada hadis yang menjelaskan tentang bacaan antara takbir shalat ied. Namun ada riwayat dari sejumlah sahabat Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- tentang bacaan diantara takbir shalat ‘ied. Mengingat tidak adanya hadis yang bisa menjadi landasan tentang bacaan diantara takbir shalat ‘ied, menyebabkan munculnya perbedaan pendapat ulama dalam hal ini:
- Ada yang berpendapat: tak ada bacaan diantara takbir shalat ‘ied. Pendapat ini dipegang oleh Abu Hanifah, Malik dan Al-Auza’i.
- Ada yang berpendapat lain bahwa: disunnahkan membaca dzikir diantara takbir shalat ‘ied. Pendapat ini dipegang oleh Syafi’i dan Ahmad.
Imam Ibnu Qudamah -rahimahullah- menerangkan:
ولنا ما روى علقمة أن عبد الله بن مسعود وأبا موسى وحذيفة خرج عليهم الوليد بن عقبة قبل العيد يوماً فقال لهم: إن هذا العيد قد دنا، فكيف التكبير فيه؟ فقال عبد الله: تبدأ فتكبر تكبيرة تفتتح بها الصلاة، وتحمد ربك، وتصلي على النبي صلى الله عليه وسلم ثم تدعو وتكبر وتفعل مثل ذلك، ثم تدعو وتكبر وتفعل مثل ذلك ثم تدعو وتكبر وتفعل مثل ذلك، ثم تدعو وتكبر وتفعل مثل ذلك، ثم تدعو وتكبر، وتفعل مثل ذلك، ثم تقرأ ثم تكبر وتركع، ثم تقوم فتقرأ وتحمد ربك وتصلي على النبي صلى الله عليه وسلم ثم تدعو وتكبر وتفعل مثل ذلك، ثم تكبر وتفعل مثل ذلك، ثم تكبر وتفعل مثل ذلك، ثم تركع، فقال حذيفة وأبو موسى: صدق أبو عبد الرحمن. رواه الأثرم في سننه.
ولأنها تكبيرات حال القيام فاستحب أن يتخللها ذكر كتكبيرات الجنازة وتفارق التسبيح لأنه ذكر يخفى ولا يظهر بخلاف التكبير، وقياسهم منتقض بتكبيرات الجنازة.
“Abdullah bin Mas’ud, Abu Musa, dan Hudhaifa meriwayatkan bahwa Al-Walid bin Uqbah datang kepada mereka satu hari sebelum Hari Raya dan berkata, “Hari Raya sudah mendekat, jadi bagaimana cara kita melakukan takbir?”
Abdullah berkata, “Mulailah dengan melakukan takbir yang kamu buka shalat dengan itu, kemudian bertahmid, mengucapkan shalawat kepada Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam-, kemudian berdoa dan melakukan takbir, dan lakukan hal yang sama lagi, kemudian berdoa dan bertakbir. Lakukan lagi hal yang sama, kemudian berdoa dan bertakbir. Selanjutnya akukan hal yang sama lagi, kemudian berdoa dan bertakbir. Lakukan lagi hal yang sama, lalu membaca dan bertakbir. Lalu sujud, kemudian berdiri dan membaca, bertahmid, mengucapkan shalawat kepada Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam-, kemudian berdoa dan bertakbir, kemudian bertakbir dan lakukan hal yang sama lagi, kemudian bertakbir dan lakukan hal yang sama lagi, kemudian bertakbir dan lakukan hal yang sama lagi, kemudian sujud.”
Hudhaifa dan Abu Musa berkata, “Benar apa yang dikatakan oleh Abu Abdur Rahman.” Keterangan Ini diriwayatkan oleh Al-Atsram di dalam Sunannya.
Karena ini adalah takbir saat berdiri, sehingga disarankan untuk menyelipkan dzikir di antaranya, sebagaimana yang berlaku di dalam shalat jenazah, diantara takbirnya di isi dengan bertasbih, karena bacaan diantara takbir itu adalah dzikir yang tersembunyi, tidak sebagaimana takbir yang dibaca keras. Analogi mereka menjadi tidak berlaku dengan takbir dalam shalat jenazah.”
Keterangan Ibnu Qudaman -rahimahullah- di atas menunjukkan bahwa dasar adanya dzikir antara takbir shalat ‘ied adalah riwayat yang berstatus mauquf kepada sahabat Abdullah bin Mas’ud, dan pendalilan ini cukup kuat karena tidak ditemukannya riwayat yang menerangkan adanya penentangan atau perselisihan dari sahabat yang lain.
Bacaan tersebut adalah:
Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar.
Wallahua’lam bis showab.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com