Bismillah…
Di saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup, lebih dari 14 abad yang lalu, beliau telah mengabarkan bahwa akan ada umatnya yang menghalalkan musik, khamr dan dosa lainnya. Dikabarkan oleh Abu ‘Amir atau Abu Malik Al Asy’ari bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِى أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ ، وَلَيَنْزِلَنَّ أَقْوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ يَرُوحُ عَلَيْهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُمْ ، يَأْتِيهِمْ – يَعْنِى الْفَقِيرَ – لِحَاجَةٍ فَيَقُولُوا ارْجِعْ إِلَيْنَا غَدًا . فَيُبَيِّتُهُمُ اللَّهُ وَيَضَعُ الْعَلَمَ ، وَيَمْسَخُ آخَرِينَ قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat musik. Dan beberapa kelompok orang akan singgah di lereng gunung dengan binatang ternak mereka. Seorang yang fakir mendatangi mereka untuk suatu keperluan, lalu mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami esok hari.’ Kemudian Allah mendatangkan siksaan kepada mereka dan menimpakan gunung kepada mereka serta Allah mengubah sebagian mereka menjadi kera dan babi hingga hari kiamat.” (HR. Bukhari 2/203).
Jika dikatakan menghalalkan musik, kalimat ini tegas menunjukkan musik itu hukumnya haram.
Jika ada yang meragukan keshahihan hadis ini, maka perlu diperhatikan bahwa hadits ini telah dinilai shahih oleh banyak ulama, di antaranya adalah: Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al Istiqomah (1/294) dan Ibnul Qayyim dalam Ighatsatul Lahfan (1/259). Penilaian senada juga dari An Nawawi, Ibnu Rajab Al Hambali, Ibnu Hajar dan Asy Syaukani –rahimahumullah-.(rumayso.com, 2009)
Di dalam hadis shahih yang lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ليشربن ناس من أمتي الخمر ويسمونها بغير اسمها
“Akan ada sejumlah orang dari umatku yang meminum Khamr lalu ia akan menamai Khamr bukan dengan namanya.” (HR. Abu Dawud no. 3688, Ahmad no. 22900 dan Ibnu Majah no. 4020)
Dan zaman ini telah kita temukan kenyataan kabar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas.
Hari ini kita menemukan orang mabuk miras lalu mereka sebut sebagai minuman penghangat badan.
Zina sebagai kebebasan, ketulusan pacaran dan nda papa kalau suka sama suka.
Musik sebagai nutrisi jiwa atau penenang pikiran.
Risywah/sogok sebagai berbagi hadiah.
Riba adalah bunga.
Tabarrujnya para wanita (berdadan seksi dipertontokan kepada para khalayak) sebagai kemajuan peradaban, emansipasi wanita, kebebasan berekspresi dst.
Di saat kita telah menemukan penamaan-penamaan cantik itu kepada benda-benda dan tindakan yang buruk, ini menunjukkan bahwa bumi ini sudah tua kawan… Ini juga menunjukkan tentang tanda kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dimana apa yang beliau kabarkan di masa itu, betul-betul menjadi kenyataan… Ini menunjukkan bahwa kita telah berada di akhir zaman yang makin dekat dengan kiamat.
Kemarilah kawan,mendekat kepada Allah, ayo kita bertaubat. Bumi sudah tua.
Saat dosa dianggap kebaikan, yang mungkar dianggap kebenaran,
Amar nahi mungkar dianggap tidak menghargai kebebasan.
Mengamalkan ajaran Islam dinilai ekstrimis, radikal dan keras.
Membenci orang kafir dan kesyirikan mereka dianggap tidak toleransi.
Diam dari menyampaikan kebenaran dinilai sikap yang hikmah dan menjaga persatuan.
Menyuarakan kebenaran dianggap sikap yang kaku dan pemecah belah barisan.
Yang tulus menasehati dianggap musuh dan yang benar-benar musuh dianggap kawan.
Berislam yang murni mengikuti ajaran Rasulullah dengan pemahaman para sahabat dianggap kaum konservatif, primitif, ketinggalan zaman.
Semua ini kenyataan kita rasakan, di bumi raya ini, di negeri tercinta Indonesia bahkan.
Ukuran kebenaran telah berubah, standar keindahan moral sudah bergeser. Mau heran tapi ya inilah akhir zaman.
Satu-satunya solusi dari dunia yang abu-abu, kehidupan yang penuh lawak ini adalah, kembalilah kepada ajaran Allah dan RasulNya. Bertaubatlah dari segala dosa. Mendekatlah kepada TuhanMu. Pegang kuat-kuat pesan Rasulullah ini!
أَنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيرى اخْتِلافاً كثِيرا. فَعَلَيْكُمْ بسُنَّتي وَسُنَّةِ الْخُلُفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ، عضُّوا عَلَيْهَا بالنَّواجِذِ، وإِيَّاكُمْ ومُحْدثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضلالَةٌ
“Siapa diantara kalian yang hidup sepeninggalku, maka dia akan melihat banyaknya perselisihan. Maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah para khulafa ar-Rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah keduanya dengan gigi-gigi kalian. Dan waspadalah terhadap perkara-perkara yang baru di dalam agama ini, karena setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Hanya Allah yang mampu memberi kita hidayah. Semoga kita istiqomah di dalam tauhid hingga ajal menjembut.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com