Sunan al-Fitrah adalah praktik atau kebiasaan alami yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad ﷺ untuk menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi. Istilah ini berasal dari kata “fitrah,” yang berarti keadaan asli atau alami manusia. Sebagaimana diterangkan dalam kitab Mulakhos Fiqih At-Thaharoh yang diterbitkan oleh lembaga kajian Islam Ad-Duror As-Saniyyah (dorar.net):
هي الطبع السوي والجبلة المستقيمة التي خلق الناس عليها
“Sunan Al-Fitrah adalah naluri yang lurus dan sifat alami yang baik yang manusia diciptakan atasnya.” (hal. 55)
Ada juga penafsiran lain tentang maksud daripada Sunan Al-Fitrah, yaitu sejumlah kebiasaan yang menjadi kebiasaan dan sunnahnya para Nabi. Sebagaimana keterangan yang disampaikan oleh Syaikh Wahb bin Sa’id Al-Qahthani -rahimahullah- di dalam kitab beliau berjudul “Thuhur Al Muslim fi Dhouil Kitab was Sunnah” :
إنها من سنن الأنبياء عليهم السلام, ولا شك أن بعض الخصال واجبة وبعضها مستحبة، ولا يمتنع قرن الواجب بغيره
“Itu termasuk sunah para nabi -‘alaihimussalam-, dan tidak diragukan lagi bahwa beberapa diantaranya ada yang hukumnya wajib dan beberapa lainnya dianjurkan (sunnah), dan tidak ada larangan untuk menggabungkan yang wajib dengan yang tidak wajib.” (Hal. 35)
Sunan al-fitrah disebutkan di dalam hadis di bawah ini:
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَشْرٌ مِنْ الْفِطْرَةِ قَصُّ الشَّارِبِ وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ وَالسِّوَاكُ وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ وَقَصُّ الْأَظْفَارِ وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ وَنَتْفُ الْإِبِطِ وَحَلْقُ الْعَانَةِ وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ قَالَ زَكَرِيَّاءُ قَالَ مُصْعَبٌ وَنَسِيتُ الْعَاشِرَةَ إِلَّا أَنْ تَكُونَ الْمَضْمَضَةَ
“Ada sepuluh macam fitrah, yaitu memotong kumis, memelihara jenggot, bersiwak, istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung,-pen), memotong kuku, membasuh persendian, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, istinja’ (cebok) dengan air.” Zakaria berkata bahwa Mu’shob berkata, “Aku lupa yang kesepuluh, aku merasa yang kesepuluh adalah berkumur.” (HR. Muslim no.261, Abu Daud no. 52, At Tirmidzi no. 2906, An Nasai 8/152, Ibnu Majah no. 293)
Kesepuluh sunan al fitrah tersebut adalah:
- Memotong kumis.
- Memelihara jenggot.
- Bersiwak (membersihkan gigi).
- Istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung).
- Memotong kuku.
- Membasuh persendian.
- Mencabut bulu ketiak.
- Mencukur bulu kemaluan.
- Istinja’ (membersihkan diri setelah buang air besar atau kecil) dengan air.
- Berkumur-kumur.
Wallahua’lam bis showab.
Referensi:
Al-Qahtani, Sa’id bin Wahb (1416H). Thuhur Al Muslim fi Dhouil Kitab was Sunnah.
Dorar.net. Mulakhos Fiqih At-Thaharoh.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com




