Bismillah…
Sebenernya Islam itu memperbolehkan kita untuk jatuh cinta ga sih?
Langsung aja ya, biar ga kelamaan.
Jatuh cinta dalam padangan Islam ya boleh-boleh aja. Namanya juga manusia makhluk sosial, ya wajarlah jatuh cinta ama lawan jenisnya. Mencintai dan dicintai adalah fitrah yang terpatri di dalam diri setiap manusia. Jadi ya kayak kebutuhan gitu mencintai dan dicintai. Islam adalah agama yang fitrah, aturannya tidak akan ada yang bertentangan dengan fitrah manusia.
Lalu, di dalam Al-Quran ada ayat yang ngejelasin kalo jatuh cinta itu ngga papa, bukanlah sebuah dosa. Di dalam surat Al-Baqarah ayat 235:
وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا عَرَّضْتُم بِهِ مِنْ خِطْبَةِ النِّسَاءِ أَوْ أَكْنَنتُمْ فِي أَنفُسِكُمْ ۚ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ سَتَذْكُرُونَهُنَّ وَلَٰكِن لَّا تُوَاعِدُوهُنَّ سِرًّا إِلَّا أَن تَقُولُوا قَوْلًا مَّعْرُوفًا
“Tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma’ruf.”
Jelas banget ini, di ayat ini desebutkan bahwa ngga berdosa menyampaikan perasaan cinta untuk serius ke nikah kepada wanita-wanita yang berada di dalam masa iddahnya secara sindiran (klo terang-terangan hukumnya haram). Artinya apa? Ngga berdosa jatuh cinta kepada lawan jenis, karena ngga mungkun menyampaikan sindiran seperti itu tanpa diawali rasa cinta. Ini dalil bahwa jatuh cinta bukanlah dosa.
Yang jadi dosa itu, merespon perasaanya gimana?
Kalo masih dalam koridor agama ya ga dosa. Tapi kalo udah kelewat batas, ya dosa. Kayak masalah yang disebutkan di ayat ini, kalo seneng sama cewek yang habis dicerai masih dalam masa iddahnya, ya ngga papa. Tinggal gimana kelanjutannya, kalau rasa cinta di saat itu disampaikan dengan sindiran, ya ga dosa. Tapi kalo disampaikan terang-terangan, kayak bilang “aku seneng sama kamu, nikah kuy” ini baru dosa alias haram.
Jadi jatuh cinta suatu hal yang netral, bisa bernilai pahala jika meresponnya dengan bertakwa kepada Allah. Bisa bernilai dosa kalo meresponnya dinodai dengan melanggar aturan agama.
Dalil lainnya, pernikahan Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- dengan istri-istri beliau didasari oleh cinta. Tentu kalo jatuh cinta itu dosa, ini tidak akan terjadi pada Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam-. Diantara buktinya, kisah cinta Nabi dengan Ibunda Khadijah -radhiyallahu’anha-. Yuk kita simak kisahnya dari Ibnu Hajar Al-‘Asqalani -rahimahullah- berikut ini:
يقول ابن حجر : ” .. إن السيدة خديجة ـ رضي الله عنها ـ كانت ذات شرف وجمال في قريش، وإن النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ خرج في تجارة لها ـ رضي الله عنها ـ إلى سوق بصرى، فربح ضعف ما كان غيره يربح . قالت نفيسة أخت يعلى بن أمية : فأرسلتني خديجة إليه دسيساً (خفية)، أعرض عليه نكاحها، فقبل وتزوجها وهو ابن خمس وعشرين سنة، والذي زوجها عمها عمرو لأن أباها كان مات في الجاهلية، وحين تزوجها رسول الله ـ صلى الله عليه وسلم ـ كانت أيماً بنت أربعين سنة، وكان كل شريف من قريش يتمنى أن يتزوجها، فآثرت أن تتزوج برسول الله ـ صلى الله عليه وسلم ـ فأصابت بذلك خير الدنيا والآخرة ” ..
Jadi gapapa lho, cewek yang menawarkan diri kepada cowok yang memang baik islamnya, baik akhlaknya. Kayak Ibunda Khadijah menawarkan diri untuk dinikahi Nabi. Intinya ya… ini dalil kalau jatuh cinta itu ngga papa.
Wallahumuwaffiq.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com