Tata cara terbaik dalam melakukan qiyamul lail malam Lailatul Qadar adalah berikut:
- Mengerjakan shalat bersama imam hingga imam menyelesaikan shalatnya dan juga witirnya.
- Melanjutkan shalat malam dengan dua raka’at dua raka’at jika masih memiliki kekuatan dan kesempatan.
- Mencukupkan dengan witir pertama bersama Imam Tarawih.
Inilah cara terbaik dalam melaksanakan shalat malam di malam Lailatul Qodr, karena cara ini lebih sesuai dengan sunnah Rasulullah ﷺ, beliau bersabda:
مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ، كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
“Siapa yang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka akan dicatat baginya pahala shalat sepanjang malam.”
Jika ia meninggalkan shalat sebelum imam selesai, maka ia kehilangan keutamaan berharga ini.
Setelah itu, jika ia ingin mengerjakan shalat tambahan, silahkan lakukan dengan formasi dua raka’at dua raka’at, dengan mencukupkan dengan witir di awal malam saat shalat Tarawih bersama Imam. Karena Rasulullah ﷺ bersabda:
صلاة الليل مثنى مثنى
“Shalat malam itu dua raka’at salam dua raka’at salam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau juga bersabda:
لَا وِتْرَانِ فِي لَيْلَةٍ
“Tidak ada dua witir dalam satu malam.” (HR. An-Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah, dari sahabat Abu Dzar)
Jadi cara yang paling afdol adalah mengerjakan shalat bersama imam hingga selesai hingga witirnya. Kemudian jika ingin shalat lagi, maka shalat tambahan dengan formasi dua raka’at dua raka’at tanpa witir.
Menunda Witir di Akhir Malam
Jika seseorang ingin menunda witir dan mengerjakannya di akhir malam, maka cara yang dianjurkan adalah:
- Jika imam melakukan witir, maka makmum ikut witir bersamanya.
- Setelah imam salam, makmum bangkit menambah satu rakaat sehingga menjadi genap.
- Kemudian, di akhir malam, ia bisa mengerjakan shalat witir kembali sebagai penutup malamnya.
Sepuluh malam terakhir Ramadan adalah kesempatan besar untuk mendapatkan ampunan Allah. Jika seorang hamba bersungguh-sungguh dalam ibadah, maka ia telah membuka pintu ampunan yang agung.
Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Siapa yang menunaikan shalat pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abu Hurairah)
Seorang muslim hendaknya tidak menyibukkan hati dengan sesuatu yang tidak bermanfaat dalam agama dan dunia. Seorang pujangga mengatakan:
ومن أراد السعادة الأبدية، فليلزم عتبة العبودية
“Siapa ingin bahagia nan abadi, hendaknya ia menekuni tangga-tangga Ibadah.”
Ingatlah bahwa kemuliaan seorang hamba bergantung pada ketakwaannya kepada Allah. Allah meninggikan derajat orang-orang yang beribadah dengan ikhlas. Allah memberikan tempat yang mulia bagi mereka di dunia dan akhirat. Allah menjadikan mereka menikmati kehidupan yang baik dan penuh keberkahan.
Jika kita ingin mendapatkan keberkahan dalam kehidupan, maka hendaknya kita:
- Mengusahakan sebab-sebab keberkahan.
- Memohon kepada Allah agar diberikan taufik dan petunjuk.
- Bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu dan beramal saleh.
Siapa yang jujur kepada Allah, maka Allah akan membenarkan kejujurannya.
Siapa yang meminta pertolongan kepada Allah, maka Allah akan menolongnya.
Barang siapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya.
Maka, kita memohon kepada Allah:
- Agar melimpahkan rahmat-Nya kepada kita.
- Agar mengampuni dosa-dosa kita.
- Agar tidak membiarkan kita bergantung pada diri sendiri, walaupun hanya sekejap mata.
- Agar menjadikan kita hidup dalam ketaatan kepada-Nya.
Selamat berjuang meraih keutamaan Lailatul Qodar…
Sumber:
Al-‘Ushoimi, Sholih. Fi Rihabi Lailatil Qodr.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori, Lc., M.Pd.
Artikel: Remajaislam.com