Bismillah…
Pernah ngalamin udah mandi junub, eh tiba-tiba keluar mani lagi? Bikin panik, ya. Tapi tenang, jangan buru-buru balik ke kamar mandi. Yuk, simak penjelasan lengkapnya biar nggak salah langkah!
Apakah Harus Mandi Junub Lagi Kalau Setelah Mandi Keluar Mani?
Banyak orang; terutama yang baru belajar soal fiqih bingung kalau habis mandi junub, tapi beberapa saat kemudian keluar lagi cairan mani. Apakah itu artinya harus mandi junub ulang?
Menurut penjelasan ulama (dalam salah satu fatwa Syaikh Ibn Baz), tidak wajib mandi lagi selama mani yang keluar itu adalah sisa dari hubungan sebelumnya dan keluarnya bukan karena syahwat. Ini kutipan fatwa beliau ya..
Beliau ditanya tentang kasus sudah mandi junub, lalu setelahnya keluar lagi sedikit mani, apakah harus mandi ulang?
Berikut ini jawaban beliau:
السؤال: لها استفسار ثان في رسالتها تقول: إذا اغتسلت من، ما دام حصل غسل فهذا المني لا قيمة له؛ لأنه خرج بدون شهوة فحكمه حكم البول لا قيمة له، وإنما الغسل الواجب قد أدي فلا يضرك خروج المني الذي نشأ عن الجماع السابق، وهكذا الرجل لو اغتسل ثم خرج منه بعد ذلك مع البول لا يضره ذلك ما دام ناشئًا عن الجماع السابق، أما إن خرج عن شهوة جديدة أو ملامسة جديدة أو عن تقبيل أو نحو ذلك من أسباب خروج المني من شهوة فهذا مني جديد يغتسل له، إذا كان عن شهوة جديدة من نظر أو ملامسة أو تقبيل، فهذا يكون له حكم الجنابة الجديدة على من خرج منه ذلك أن يغتسل من رجل أو امرأة، أما إذا كان بقية الغسل السابق بقية الجنابة السابقة فلا يضر ولا يترتب عليه غسل.
Jawaban Syaikh: “Tidak perlu. Selama sudah mandi junub, maka mani yang keluar setelah itu tidak berpengaruh. Karena keluarnya bukan karena syahwat, maka hukumnya seperti air kencing saja; tidak ada nilai hukumnya. Mandi junub yang wajib sudah ditunaikan, jadi keluarnya mani yang tersisa dari hubungan sebelumnya tidak membatalkan mandi tersebut.
Hal yang sama juga berlaku bagi laki-laki. Kalau ia sudah mandi, lalu setelah itu keluar mani lagi bersamaan dengan buang air kecil, tidak masalah; selama itu memang sisa dari hubungan sebelumnya.
Tapi kalau keluarnya mani itu karena syahwat yang baru; misalnya karena bersentuhan, ciuman, atau melihat sesuatu yang membangkitkan syahwat; maka itu dihukumi sebagai junub yang baru, dan mandi pun wajib dilakukan kembali. Intinya, kalau keluarnya mani itu karena rangsangan baru, entah karena sentuhan, pandangan, atau ciuman, maka itu dianggap kondisi junub yang baru, baik bagi laki-laki maupun perempuan, dan harus mandi lagi.
Namun kalau itu hanyalah sisa dari junub sebelumnya, maka tidak apa-apa dan tidak perlu mandi ulang.” (binbaz.org/sa/fatwasbinbaz.org/sa/fatwas)
Ini Penjelasan Gampangnya
Kalau sudah mandi junub dengan benar, dan keluar lagi sedikit mani setelahnya,
Selama keluarnya bukan karena syahwat baru, seperti karena ciuman, sentuhan, atau melihat yang bikin “deg-degan”
Maka tidak perlu mandi lagi. Itu dihukumi seperti buang air kecil biasa.
Kapan Wajib Mandi Lagi?
Nah, beda cerita kalau:
- Mani itu keluar karena syahwat baru,
- Seperti karena melihat, menyentuh, atau berfantasi yang menimbulkan gejolak baru,
- Maka itu sudah dihitung sebagai junub yang baru,
Artinya: wajib mandi lagi.
Jadi, Gimana Kesimpulannya?
Kalau mani keluar setelah mandi junub dan bukan karena syahwat baru, itu aman, nggak perlu mandi ulang. Tapi kalau keluarnya karena syahwat yang baru muncul, barulah mandi lagi jadi wajib.
Kalau kamu punya pertanyaan seputar fiqih harian atau topik lainnya, tulis aja di kolom komentar. Yuk saling belajar bareng!