Wednesday, November 5, 2025
  • Rumaysho.com
  • Donasi Dakwah & Anak Asuh
  • Pondok Darus Sholihin
https://darushsholihin.com/6474-unit-pengumpulan-zakat-pondok-pesantren-darush-sholihin.html
  • Home
  • ISLAM DASAR
    • Aqidah
    • Jalanku
    • Fiqih Remaja
    • Menata Hati
    • Akhlaq Mulia
    • Pojok Muslimah
    • Kisah Teladan
    • Amalan
    • Nasehat
  • GAYA MUDA
    • Cinta
    • Pra Nikah
  • DUNIA MUDA
    • Tips
    • Iptek
    • Dunia Islam
    • Hidayah Kamu
    • Resensi
  • BUKU TAMU
No Result
View All Result
  • Home
  • ISLAM DASAR
    • Aqidah
    • Jalanku
    • Fiqih Remaja
    • Menata Hati
    • Akhlaq Mulia
    • Pojok Muslimah
    • Kisah Teladan
    • Amalan
    • Nasehat
  • GAYA MUDA
    • Cinta
    • Pra Nikah
  • DUNIA MUDA
    • Tips
    • Iptek
    • Dunia Islam
    • Hidayah Kamu
    • Resensi
  • BUKU TAMU
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Nasehat

Tiga Lapisan Tertinggi dari Sebuah Taubat

Ahmad Anshori oleh Ahmad Anshori
31/07/2025
in Nasehat
0
13
SHARES
74
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Bismillah…

Ada taubat yang kita kenal: meninggalkan dosa dan kembali kepada Allah. Tapi adakah kita tahu, bahwa bahkan dalam amal baik pun, tersembunyi cela yang patut kita tangisi?

Cek Artikel Lainnya

Jangan Sebar Aib Orang Lain, Nasihat Rasulullah ﷺ di Tengah Budaya Viral

Godaan Iblis, Cara Melawan Bisikan Setan dengan Istighfar dan Iman

7 Kunci Meraih Keberkahan Hidup Menurut Qur’an dan Sunnah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan bahwa seorang hamba bisa saja bertaubat… bukan hanya dari dosa-dosanya, tetapi juga dari amal saleh yang ia kira telah membawa dekat kepada Allah.

 :توبة الإنسان من حسناته على أوجه

١-أن يتوب ويستغفر من تقصيره فيها.
٢-أن يتوب مما كان يظنه حسنات ولم يكن، كحال أهل البدع.
٣-أن يتوب من إعجابه ورؤيته أنه فعلها وأنها حصلت بقوته، وينسى فضل الله وإحسانه وأنه هو المنعم بها، وهذه توبةٌ من فِعْلِ مذمومْ وَتَرْكِ مأمورٍ).

“Taubat seseorang dari amal kebaikannya terbagi menjadi beberapa bentuk:

  1. Ia bertaubat dan memohon ampun atas kekurangannya dalam melaksanakan kebaikan tersebut.

  2. Ia bertaubat dari amalan yang disangkanya sebagai kebaikan, padahal sebenarnya bukan, sebagaimana keadaan para pelaku bid’ah.

  3. Ia bertaubat dari rasa bangga dan keyakinan bahwa ia telah melakukan kebaikan itu dengan kekuatannya sendiri, serta melupakan karunia dan kebaikan Allah, padahal Dialah yang sebenarnya menganugerahkan amal tersebut.

Ini adalah bentuk taubat dari perbuatan yang tercela dan dari meninggalkan sesuatu yang seharusnya diperintahkan.” (Majmu’ Al-Fatawa 687-688)

Betapa dalam dan lembutnya nasihat ini; menunjukkan bahwa hati yang hidup tak cukup puas dengan kebaikan lahiriah semata.

Pertama, ia bertaubat dari kekurangannya dalam kebaikan. Ia merasa bahwa shalatnya mungkin belum khusyuk. Sedekahnya barangkali bercampur riya. Kalimat dzikirnya mungkin hampa dari kehadiran hati. Maka ia memohon ampun, bukan karena maksiat, tapi karena belum cukup baik dalam berbuat baik.

Kedua, ia bertaubat dari amal yang disangkanya benar, padahal keliru. Ia menyangka amalan itu ibadah, padahal menyimpang dari sunnah. Seperti orang-orang yang rajin ibadah, tetapi dibangun di atas bid’ah. Maka ia kembali, dengan hati tunduk, meminta ampun atas kesalahannya dalam memahami agama.

Ketiga, ini yang paling halus dan dalam: ia bertaubat dari rasa memiliki dalam amalnya. Ia menyangka bahwa kebaikan itu hasil usahanya semata. Ia lupa, bahwa tidak ada satu pun amal yang terjadi kecuali dengan taufik Allah. Ia kagum kepada dirinya, merasa hebat, merasa mulia. Lalu terlupa untuk bersyukur.

Inilah taubat dari sifat ujub, dari lupa kepada Allah, dari mengira bahwa dirinya-lah yang mencipta amal saleh itu. Padahal, setiap desir kebaikan dalam jiwa, setiap gerak ringan menuju masjid, setiap hati yang bergetar saat sujud itu semua adalah anugerah. Dan karunia terbesar itu seringkali kita remehkan: hidayah untuk mencintai kebaikan.

Maka betapa benarlah sabda Nabi ﷺ:

إنما الأعمال بالخواتيم

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada akhirnya.”

Dan betapa lemahnya kita jika hanya mengandalkan apa yang terlihat baik, tanpa terus memperbaiki niat dan menundukkan hati.

Semoga Allah jadikan kita hamba yang senantiasa kembali, bukan hanya dari dosa, tapi dari segala sesuatu yang menghalangi rasa butuh dan hina di hadapan-Nya. Sebab taubat bukan hanya soal meninggalkan maksiat, tapi juga membersihkan jiwa dari perasaan cukup.


Ditulis oleh: Ahmad Anshori Lc., M.Pd.

Artikel: Remajaislam.com 

Tags: dosaistighfarjangan sombongsombongtaubatUjub
Artikel Sebelumnya

Bersikap Baik dan Menjaga Senyuman: Pelajaran dari Hadis Jarir bin Abdullah

Artikel Selanjutnya

“Tenanglah, Aku Bukan Raja” Pelajaran Luhur dari Kerendahan Hati Nabi ﷺ

Ahmad Anshori

Ahmad Anshori

Pembina di Rumaysho Academy bersama Ustadz Dr. Muhammad Abduh Tuasikal. Alumni Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia (S1) & Manajemen Pendidikan UNY (S2).

Related Posts

Viral remajaislam.com
Nasehat

Jangan Sebar Aib Orang Lain, Nasihat Rasulullah ﷺ di Tengah Budaya Viral

oleh Ahmad Anshori
19/10/2025
hukum musik_remajaislam.com
Nasehat

Godaan Iblis, Cara Melawan Bisikan Setan dengan Istighfar dan Iman

oleh Ahmad Anshori
27/09/2025
timeclocks_remajaislam.com
Nasehat

7 Kunci Meraih Keberkahan Hidup Menurut Qur’an dan Sunnah

oleh Ahmad Anshori
25/09/2025
ciri bahagia_remajaislam
Menata Hati

Makna dan Urgensi Al-Qalb al-Salīm (Hati yang Selamat) dalam Islam

oleh Ahmad Anshori
14/09/2025
Sayangilah Negeri Ini; Tanah Air Indonesia_RemajaIslam.com
Nasehat

Hidup Merdeka, Hati Bahagia, Lepas dari Lingkaran Setan

oleh Ahmad Anshori
18/08/2025
Artikel Selanjutnya
Kuburan Nabi_remajaislam

"Tenanglah, Aku Bukan Raja" Pelajaran Luhur dari Kerendahan Hati Nabi ﷺ

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Prove your humanity: 0   +   8   =  

Categories

  • Akhlaq Mulia
  • Amalan
  • Aqidah
  • Cinta
  • Dunia Islam
  • Fiqih Remaja
  • Hidayah Kamu
  • Iptek
  • Jalanku
  • Kajian Al Quran
  • Kajian Remaja
  • Kisah Teladan
  • Menata Hati
  • Mutiara Islam
  • Nasehat
  • Pojok Muslimah
  • Pra Nikah
  • Resensi
  • Tips
  • Uncategorized

Kategori

  • Akhlaq Mulia
  • Amalan
  • Aqidah
  • Cinta
  • Dunia Islam
  • Fiqih Remaja
  • Hidayah Kamu
  • Iptek
  • Jalanku
  • Kajian Al Quran
  • Kajian Remaja
  • Kisah Teladan
  • Menata Hati
  • Mutiara Islam
  • Nasehat
  • Pojok Muslimah
  • Pra Nikah
  • Resensi
  • Tips
  • Uncategorized

Tag

akhlak nabi al quran amalan lailatul qadar amalan ramadhan anjuran menikah bakti orang tua cara shalat cinta fikih nikah fikih puasa fikih shalat haji i'tikaf ilmu istighfar kajian al quran kisah nabi kultwit lailatul qadar madinah makkah mengaji al quran menikah meninggalkan shalat menuntut ilmu Motivasi najis nikah pacaran pembatal puasa pernikahan persiapan nikah puasa Rasul sang pendidik sedekah Self development Self motivated Shalat sombong tafsir tanah suci taubat umrah ushul fikih zina

© 2019 Remajaislam - Remaja Islam Mau Mengenal Islam.

No Result
View All Result
  • Home
  • ISLAM DASAR
    • Aqidah
    • Jalanku
    • Fiqih Remaja
    • Menata Hati
    • Akhlaq Mulia
    • Pojok Muslimah
    • Kisah Teladan
    • Amalan
    • Nasehat
  • GAYA MUDA
    • Cinta
    • Pra Nikah
  • DUNIA MUDA
    • Tips
    • Iptek
    • Dunia Islam
    • Hidayah Kamu
    • Resensi
  • BUKU TAMU

© 2019 Remajaislam - Remaja Islam Mau Mengenal Islam.