Friday, November 14, 2025
  • Rumaysho.com
  • Donasi Dakwah & Anak Asuh
  • Pondok Darus Sholihin
https://darushsholihin.com/6474-unit-pengumpulan-zakat-pondok-pesantren-darush-sholihin.html
  • Home
  • ISLAM DASAR
    • Aqidah
    • Jalanku
    • Fiqih Remaja
    • Menata Hati
    • Akhlaq Mulia
    • Pojok Muslimah
    • Kisah Teladan
    • Amalan
    • Nasehat
  • GAYA MUDA
    • Cinta
    • Pra Nikah
  • DUNIA MUDA
    • Tips
    • Iptek
    • Dunia Islam
    • Hidayah Kamu
    • Resensi
  • BUKU TAMU
No Result
View All Result
  • Home
  • ISLAM DASAR
    • Aqidah
    • Jalanku
    • Fiqih Remaja
    • Menata Hati
    • Akhlaq Mulia
    • Pojok Muslimah
    • Kisah Teladan
    • Amalan
    • Nasehat
  • GAYA MUDA
    • Cinta
    • Pra Nikah
  • DUNIA MUDA
    • Tips
    • Iptek
    • Dunia Islam
    • Hidayah Kamu
    • Resensi
  • BUKU TAMU
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Jalanku

Berjuanglah, Semua akan Dimudahkan Sesuai Takdirnya

Ahmad Anshori oleh Ahmad Anshori
07/09/2024
in Jalanku, Kajian Remaja
0
244
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Bismillah…

Mari kita pelajari pesan membangun diri dari hadis ini:

Cek Artikel Lainnya

Bahaya Fitnah (Bagian 1) Fitnah yang Memalingkan Manusia dari Ibadah

Senantiasa Ada Golongan yang Dijaga Allah

Sahabat Sejati, Anugerah Langka dari Allah, Bukan Sekedar Hasil Pencarian

Dari Ali bin Abi Thalib -radhiyallahu’anhu-, beliau mengatakan, “Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- bersabda:

اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ

“Beramal lah, setiap orang akan dimudahkan sesuai takdirnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

_______________

Dalam bahasan tentang membangun diri (self devolepment), hadis ini bisa dipahami bahwa untuk menjadi pribadi yang sukses, seorang harus mengenali bakatnya dan berusaha memahami kecerdesannya dalam bentuk apa. Itulah yang biasa disebut Multiple Intelligence (الذكاء المتعددة), dimana manusia memiliki kecerdasan yang beraneka ragam yang mana salahsatunya lebih menonjol dari yang lain dan menjadi keunikannya.

Teori ini pertamakali dikenalkan oleh seorang peneliti di Harvard School of Education and Harvard Project Zero, Howard Gardner. Beliau melihat bahwa kecerdasan adalah sekumpulan keterampilan yang memungkinkan individu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Konsep kecerdasan menurutnya berbeda dari konsep tradisional yang hanya membatasi kecerdasan manusia hanya pada IQ saja. Namun sejatinya manusia memiliki kecerdasan yang beraneka ragam, yaitu:

  1. Kecerdasan Bahasa.
  2. Kecerdasan Visual atau Spasial.
  3. Kecerdasan Musik.
  4. Kecerdasan Logis-Matematis.
  5. Kecerdasan Kinestetik.
  6. Kecerdasan Interpersonal.
  7. Kecerdasan Intrapersonal.
  8. Kecerdasan Naturalis.
Sumber: Pinterest-Terrienseul

Gardener memberinya makna yang lebih luas tentang kecerdesan, bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai dan  bermanfaat dimana seorang itu hidup.

Teori ini memperluas konsep kecerdasan manusia, melampaui batasan yang digambarkan oleh teori-teori tradisional yang berfokus pada kecerdasan yang bergantung pada faktor keturunan atau hanya terbatas pada kecerdasan IQ saja.

Gardner percaya bahwa sudah saatnya kita melepaskan pandangan sempit tentang kecerdasan yang hanya diukur dengan angka IQ. Sebaliknya, kita perlu lebih memperhatikan bagaimana keterampilan hidup berkembang secara alami dalam konteks budaya masing-masing. Misalnya, Gardner menyoroti para pelaut yang mengandalkan pengamatan bintang dan gerakan air untuk menentukan arah di tengah lautan. Walaupun mereka tidak mendapatkan nilai yang tinggi pada tes kecerdasan umum, mereka jelas memiliki kecerdasan dalam konteks keterampilan yang mereka miliki.

Kedelapan jenis kecerdasan di atas bukan berarti pada masing-masing manusia hanya memiliki satu atau sebagian dari kecerdesan-kecerdasan tersebut. Namun setiap kita terkumpul padanya seluruh kecerdasan tersebut, dan memungkinkan untuk mempertajam setiap kecerdesan tersebut. Hanya saja, pengaruh lingkungan, motivasi diri, kecenderungan atau minat seseorang, menjadikan ia lebih menonjol pada salahsatu atau lebih dari 8 jenis kecerdasan di atas.

Lantas dimanakah letak relevansi hadis dengan teori ini?

Hadis di atas berbicara tentang iman kepada takdir. Agar lebih jelas, mari coba kita baca keseluruhan hadis:

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu berkata bahwa suatu ketika Nabi Muhammad ﷺ duduk dengan para sahabatnya dan kemudian mengambil sesuatu untuk ditulis di tanah. Beliau berkata, “Tidak ada satu pun di antara kalian kecuali telah ditentukan tempatnya di surga atau neraka.” Para sahabat kemudian bertanya,

يا رسول الله، أفلا نتكل على كتابنا وندع العمل؟

“Ya Rasulullah, kalau begitu, apakah kita harus pasrah pada apa yang sudah dituliskan bagi kita dan tidak perlu berusaha lagi?”

Nabi ﷺ menjawab,

“اعملوا فكلٌّ ميسر لما خلق له، أما من كان من أهل السعادة فيُيسر لعمل أهل السعادة، وأما من كان من أهل الشقاوة فيُيسر لعمل أهل الشقاوة.”

“Berusahalah, karena setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan apa yang ia diciptakan. Jika seseorang diciptakan sebagai bagian dari orang-orang yang berbahagia, maka ia akan dimudahkan untuk melakukan amalan-amalan orang yang berbahagia. Sebaliknya, jika seseorang termasuk dari orang-orang yang celaka, maka ia akan dimudahkan untuk melakukan amalan-amalan orang yang celaka.”

Kemudian beliau membacakan ayat:

فَاَمَّا مَنۡ اَعۡطٰى وَاتَّقٰىۙ‏

Maka barangsiapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,

وَصَدَّقَ بِالۡحُسۡنٰىۙ‏

dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga),

فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلۡيُسۡرٰىؕ
maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan),
وَاَمَّا مَنۡۢ بَخِلَ وَاسۡتَغۡنٰىۙ
dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah),

وَكَذَّبَ بِالۡحُسۡنٰىۙ

Serta mendustakan (pahala) yang terbaik,

فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلۡعُسۡرٰىؕ

maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan). (QS. Al-lail: 5-10)

Maksudnya adalah bahwa Allah, dengan ilmu-Nya yang azali, mengetahui nasib manusia, namun Dia menyembunyikannya dari manusia. Oleh karena itu, yang dituntut darinya adalah beramal, karena manusia adalah pelaku sejati dari amalnya, dan Allah memudahkannya dalam urusannya. Maka, barang siapa yang memilih jalan kebenaran, Allah akan memudahkannya menuju kebaikan dan jalan-jalan kebaikan. Dan siapa yang memilih jalan keburukan, maka Allah akan memudahkannya menuju jalan keburukan. Di sini sudah mulai terlihat ya relevansinya.  Artinya, Allah ta’ala telah menciptakan dalam diri kita kemampuan-kemampuan yang membentuk berbagai jenis kecerdasan, dan Dia membagikan kemampuan-kemampuan ini kepada setiap manusia. Setiap orang memiliki kemampuan yang unik dan berbeda dari yang lainnya. Kesimpulan ini senada dengan ayat ini,

أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَةُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

“Apakah mereka yang membagi rahmat Tuhanmu? Kami yang telah membagi penghidupan di antara mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami meninggikan sebagian mereka di atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Az-ZUkhruf: 32)

Ibnu Katsir -rahimahullah- menerangkan makna ayat ini:

قال تعالى مبيناً أنه قد فاوت بين خلقه فيما أعطاهم من الأموال والأرزاق والعقول والفهوم، وغير ذلك من القوى الظاهرة والباطنة.

“Allah Ta’ala menjelaskan bahwa Dia telah membedakan di antara makhluk-Nya dalam hal apa yang diberikan kepada mereka berupa harta, rezeki, akal, pemahaman, dan selain itu dari kekuatan lahiriah maupun batiniah.”

Ibnu Katsir melanjutkan penjelasannya:

لِيُسَخِّرَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا فِي الْأَعْمَالِ لِاحْتِيَاجِ هَذَا إِلَى هَذَا، وَهَذَا إِلَى هَذَا.

“Sehingga sebagian dari mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain dalam pekerjaan karena kebutuhan yang satu kepada yang lainnya, dan yang lainnya kepada yang satu.” (Tafsir Alquran Al ‘adhim 7/207-208, Dar Alkutub Al’ilmiyah, Beirut #1)

Coba perhatikan penjelasan beliau -rahimahullah- bahwa Allah telah mengaruniakan akal yang berbeda-beda pada manusia, dan pernyataan beliau tentang kekuatan lahir dan batin, di sinilah kenaneka ragaman kecerdasan manusia itu tercakup, serta menjelaskan tentang manusia satu sama lain saling membutuhkan. Tinggal tugas kita beramal dan berusaha mengungkap kemampuan dan kecerdasan yang telah Allah tanamkan dan menysukurinya untuk semakin dekat dengan Nya.

Wallahl muwaffiq.

 


Ditulis: Ahmad Anshori

Artikel: Remajaislam.com

Tags: 40 hadis membangun diriSelf developmentSelf motivated
Artikel Sebelumnya

Seperti Apakah Timbangan Amal di Hari Kiamat?

Artikel Selanjutnya

Hidupmu Peluang Emasmu

Ahmad Anshori

Ahmad Anshori

Pembina di Rumaysho Academy bersama Ustadz Dr. Muhammad Abduh Tuasikal. Alumni Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia (S1) & Manajemen Pendidikan UNY (S2).

Related Posts

Jalanku

Bahaya Fitnah (Bagian 1) Fitnah yang Memalingkan Manusia dari Ibadah

oleh Ahmad Anshori
11/10/2025
Berdakwahlah dan Jangan Menyerahkan Diri Kepada Kesalahan. Remajaislam.com
Jalanku

Senantiasa Ada Golongan yang Dijaga Allah

oleh Ahmad Anshori
10/10/2025
Diskusi_remajaislamcom
Kajian Remaja

Sahabat Sejati, Anugerah Langka dari Allah, Bukan Sekedar Hasil Pencarian

oleh Ahmad Anshori
06/10/2025
Obat Sedih. Remajaislam.com
Jalanku

Mengelola Kesedihan dengan Laa Taḥzan

oleh Ahmad Anshori
06/10/2025
Tips masuk perguruan tinggi negeri
Kajian Remaja

Kesuksesan Hakiki dalam Islam, Menata Ulang Standar “Berhasil”

oleh Ahmad Anshori
28/09/2025
Artikel Selanjutnya
timeclocks_remajaislam.com

Hidupmu Peluang Emasmu

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Prove your humanity: 0   +   3   =  

Categories

  • Akhlaq Mulia
  • Amalan
  • Aqidah
  • Cinta
  • Dunia Islam
  • Fiqih Remaja
  • Hidayah Kamu
  • Iptek
  • Jalanku
  • Kajian Al Quran
  • Kajian Remaja
  • Kisah Teladan
  • Menata Hati
  • Mutiara Islam
  • Nasehat
  • Pojok Muslimah
  • Pra Nikah
  • Resensi
  • Tips
  • Uncategorized

Kategori

  • Akhlaq Mulia
  • Amalan
  • Aqidah
  • Cinta
  • Dunia Islam
  • Fiqih Remaja
  • Hidayah Kamu
  • Iptek
  • Jalanku
  • Kajian Al Quran
  • Kajian Remaja
  • Kisah Teladan
  • Menata Hati
  • Mutiara Islam
  • Nasehat
  • Pojok Muslimah
  • Pra Nikah
  • Resensi
  • Tips
  • Uncategorized

Tag

akhlak nabi al quran amalan lailatul qadar amalan ramadhan anjuran menikah bakti orang tua cara shalat cinta fikih nikah fikih puasa fikih shalat haji i'tikaf ilmu istighfar kajian al quran kisah nabi kultwit lailatul qadar madinah makkah mengaji al quran menikah meninggalkan shalat menuntut ilmu Motivasi najis nikah pacaran pembatal puasa pernikahan persiapan nikah puasa Rasul sang pendidik sedekah Self development Self motivated Shalat sombong tafsir tanah suci taubat umrah ushul fikih zina

© 2019 Remajaislam - Remaja Islam Mau Mengenal Islam.

No Result
View All Result
  • Home
  • ISLAM DASAR
    • Aqidah
    • Jalanku
    • Fiqih Remaja
    • Menata Hati
    • Akhlaq Mulia
    • Pojok Muslimah
    • Kisah Teladan
    • Amalan
    • Nasehat
  • GAYA MUDA
    • Cinta
    • Pra Nikah
  • DUNIA MUDA
    • Tips
    • Iptek
    • Dunia Islam
    • Hidayah Kamu
    • Resensi
  • BUKU TAMU

© 2019 Remajaislam - Remaja Islam Mau Mengenal Islam.