Di zaman sekarang, apa sih yang nggak bisa dicontoh?
Cara jualan? Bisa.
Strategi bisnis? Bisa.
Bahkan gaya hidup orang sukses pun bisa ditiru habis-habisan. Tapi ada satu hal yang nggak bisa di-copy-paste: rezeki.
Banyak orang mikir, “Kalau aku ikutin jejak orang sukses, hasilnya pasti sama.” Jadi, mereka mulai bisnis dengan konsep yang persis, produk yang sama, bahkan cara jualannya pun ditiru mentah-mentah. Tapi anehnya, hasilnya nggak selalu seperti yang dibayangkan. Ada yang sukses besar, tapi ada juga yang justru gagal total.
Kenapa bisa gitu?
Karena rezeki itu bukan cuma soal usaha. Ada faktor lain yang nggak kelihatan: takdir dan keberkahan.
Misalnya, ada orang yang rezekinya lancar banget di laut. Mungkin dia nelayan atau pengusaha ikan. Bisnisnya jalan, uangnya ngalir, hidupnya berkah. Lalu dia mikir,
“Kenapa nggak coba usaha di darat juga?”
Akhirnya dia buka bisnis yang lagi tren, pakai strategi yang udah terbukti berhasil. Tapi nyatanya, usahanya malah ambyar. Padahal cara yang dipakai sama persis dengan yang udah sukses.
Itu bukti kalau rezeki nggak bisa dipaste. Usaha boleh sama, tapi hasilnya tetap di tangan Allah. Seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an:
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat…” (QS. Az-Zukhruf: 32)
Maksudnya, Allah yang ngatur siapa dapat apa, kapan, dan dengan cara bagaimana. Ada orang yang kerja keras banting tulang, tapi tetap seret rezekinya. Ada yang kelihatannya santai, tapi hidupnya berkecukupan.
Allah juga berfirman dalam surat Al-Isra ayat 70:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, serta Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang Kami ciptakan.”
Terus, berarti kita pasrah aja?
Nggak dong.
Tetap usaha, tetap belajar, tetap cari peluang. Tapi sadar bahwa rezeki itu hak prerogatif Allah. Rasulullah -shallallahu’alaihi- pernah bersabda:
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا نُطْفَةً ، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ : بِكَتْبِ رِزْقِهِ ، وَأَجَلِهِ ، وَعَمَلِهِ ، وَشَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi darah beku selama itu, lalu menjadi segumpal daging selama itu juga, kemudian Allah mengutus seorang malaikat yang diperintahkan untuk menuliskan empat hal: amalannya, rizkinya, ajalnya, dan apakah dia akan celaka atau bahagia. Kemudian ruh pun ditiupkan kepadanya. Seseorang di antara kalian akan terus beramal hingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sejengkal, lalu ditentukan takdirnya, dan dia akan melakukan amal perbuatan penghuni neraka. Seseorang lainnya akan beramal hingga tidak ada jarak antara dirinya dan neraka kecuali sejengkal, lalu ditentukan takdirnya, dan dia akan beramal dengan amal perbuatan penghuni surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi, kerja keras itu wajib, tapi jangan sampai kita jadi stres kalau hasilnya nggak sesuai ekspektasi. Ingat, kita cuma bisa copy cara, tapi nggak bisa paste hasilnya. Karena rezeki itu bukan soal teknik atau usaha saja, tapi soal takdir. Maka jangan pernah pasrah kepada usahamu, tapi bergantunglah sepenuhnya kepada Allah.
Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori, Lc., M.Pd.
Artikel: Remajaislam.com