Salat Malam Bersama, Bukan Sekadar Tidur Bersama
Bismillah…
Ada pemandangan yang tak pernah ramai. Tak akan kau temui di sorotan media, juga bukan konten viral yang berseliweran di linimasa.
Ia terjadi dalam diam.
Di sebuah rumah kecil, mungkin sederhana, mungkin tak mewah. Tapi di dalamnya ada seorang suami yang bangun di tengah malam. Ia mengambil air wudhu, dingin menggigit, lalu berdiri di hadapan Rabb-nya. Di sampingnya, istrinya masih terlelap. Tapi ia tahu, cinta sejati bukan hanya tentang memberi bunga atau cincin mahal. Maka ia bangkit, membelai pelan wajah istrinya, membisikkan namanya dengan lembut, dan jika istrinya enggan bangun karena kantuk yang berat, ia tak marah. Ia hanya mengambil setitik air… dan meneteskannya ke wajah wanita yang dicintainya karena Allah.
Begitu pula sebaliknya.
Seorang istri bangun lebih dulu. Wajahnya lelah tapi hatinya lapang. Ia sujud. Ia berdoa. Lalu ia bangkit, menatap suaminya yang masih terlelap. Ia ingin lelaki itu ikut merasakan nikmatnya bermunajat di sepertiga malam. Maka ia bangunkan dengan kasih. Jika sang suami masih tenggelam dalam kantuk, ia tak emosi. Ia hanya tersenyum… lalu memercikkan air ke wajah suaminya. Bukan karena kesal, tapi karena cinta. Karena ingin lelaki itu juga dekat dengan Rabb-nya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
رحِمَ اللَّهُ رجلًا قامَ منَ اللَّيلِ فصلَّى وأيقظَ امرأتَهُ فصلَّت فإن أبَت نضحَ في وجهِها الماءَ رحِمَ اللَّهُ امرأةً قامَت منَ اللَّيلِ فَصلَّت وأيقَظَت زَوجَها فإن أبَى نضَحَت في وجهِهِ الماءَ
“Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun malam lalu salat, dan membangunkan istrinya, lalu ia pun salat. Jika istrinya enggan, ia percikkan air ke wajahnya. Dan semoga Allah merahmati seorang perempuan yang bangun malam lalu salat, dan membangunkan suaminya, lalu ia pun salat. Jika suaminya enggan, ia percikkan air ke wajahnya.”
(HR. Abu Dawud – hadis Hasan Shahih, dinilai oleh al-Albani)
Apa yang lebih indah dari dua insan yang saling membangunkan… untuk sujud bersama di hadapan Allah?
Apa yang lebih romantis daripada air yang diteteskan bukan untuk menyakiti, tapi untuk menyadarkan?
Malam itu sepi. Semua orang tidur. Tapi sepasang kekasih ini… sedang mencintai dengan cara yang paling agung: mengajak menuju surga.
Maka jika kau bertanya, bagaimana seharusnya cinta tumbuh dalam rumah tangga?
Cinta adalah ketika kalian saling menarik menuju cahaya. Ketika lelah bekerja tak melumpuhkan semangat salat. Ketika rindu bukan hanya untuk tubuh, tapi juga untuk surga.
Karena rumah yang isinya saling membangunkan untuk salat malam…
adalah rumah yang sedang dibangunkan pula oleh Allah, di taman-taman keabadian nanti.
***
Referensi penjelasan hadis:
Al-Dorar Al-Sunniyah. (n.d.). شرح الحديث: رحم الله رجلاً قام من الليل فصلى وأيقظ امرأته. https://dorar.net/hadith/sharh/29547
Ditulis oleh: Ahmad Anshori Lc., M.Pd.
Artikel: Remajaislam.com