Sesuap Nasi Untuk Kekasih
Bismillah…
Kadang, manusia mencari pahala di tempat yang jauh. Di sudut-sudut masjid yang sepi, di atas sajadah yang basah oleh air mata, di jalanan sunyi tempat kaki berjalan membagi rezeki. Tapi lupa… bahwa pahala juga bisa tersembunyi dalam hal-hal yang paling sederhana. Yang paling kecil. Yang paling tak terlihat.
Pernahkah kau mendengar sabda ini?
– إنَّكَ لن تُنْفِقَ نفقةً تبتَغي بها وجهَ اللهِ عزَّ وجلَّ إلَّا أُجِرْتَ بها حتَّى ما تجعلُ في فَمِ امرأتِكَ
“Ketahuilah, tak ada satu pun nafkah yang kau keluarkan, selama itu kau niatkan demi meraih ridha Allah, melainkan semua itu akan dibalas dengan pahala. Bahkan, sesederhana suapan kecil yang kau berikan ke mulut istrimu… itu pun tercatat sebagai amal yang bernilai di sisi-Nya.” (HR. Bukhari)
Bayangkan. Bukan di masjid. Bukan di medan jihad. Tapi di dapur kecil rumahmu. Di meja makan sederhana tempat kau duduk bersama istrimu. Saat kau menyuapkan sesuap nasi ke mulutnya dengan senyum yang tak pernah kau sadari bernilai ibadah.
Inilah ajaran Islam yang begitu indah. Ia mengajarkan bahwa niat adalah ruh dari setiap amal. Ia menjadikan hal biasa menjadi luar biasa. Menjadikan rutinitas menjadi ibadah. Menjadikan cinta… menjadi jalan menuju surga.
Imam Nawawi menjelaskan bahwa niat yang benar bisa mengubah kebiasaan menjadi ibadah. Tidur bisa berpahala jika diniatkan untuk menguatkan diri dalam ketaatan. Makan bisa bernilai pahala jika diniatkan untuk menunaikan hak tubuh agar kuat dalam ibadah. Bahkan berhubungan suami istri, jika diniatkan untuk menjaga diri dari dosa dan mengharap keturunan yang saleh, itu pun tercatat sebagai sedekah.
Maka wahai jiwa yang sibuk mengukur hidup dengan angka dan pencapaian…
Berhentilah sejenak. Lihat sekelilingmu. Bisa jadi, pahala yang kau kejar selama ini bukan di luar sana. Tapi ada di balik tawa anak-anakmu. Di balik lelah istrimu. Di balik suapan kecil yang kau berikan dengan penuh cinta.
Karena tidak ada satu pun gerakan yang kau lakukan untuk mengharap wajah Allah… yang akan disia-siakan. Tidak satu pun.
Dan jika satu suapan saja bisa menjadi sedekah,
maka apalagi peluh dan air matamu dalam menjaga keluarga.
Maka niatkanlah.
Agar setiap langkahmu menjadi cahaya.
Setiap peluhmu menjadi doa.
Dan setiap detik hidupmu… menjadi amal yang kekal.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori Lc., M.Pd.
Artikel: Remajaislam.com