Bahagianya Dunia adalah, Wanita Shalihah
Bismillah…
Banyak anak muda bertanya-tanya, “Kalau aku kelak menikah, istri seperti apa yang akan membuatku bahagia?” Pertanyaan ini sangat wajar, karena manusia tidak bisa lepas dari harapan akan pasangan hidup yang mendukung, bukan yang justru menjadi beban.
Islam tidak membiarkan pertanyaan ini tanpa jawaban. Nabi ﷺ memberi panduan jelas tentang kriteria wanita yang paling berharga di sisi Allah dan paling menenangkan bagi suaminya: wanita shalihah.
Apa Itu Wanita Shalihah?
Wanita shalihah bukan berarti sempurna tanpa salah. Ia juga manusia, bisa lelah, kadang salah ucap, bahkan menangis karena hal-hal kecil. Tetapi ada satu hal yang selalu menonjol darinya: ketaatan kepada Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ»
“Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.”
(HR. Muslim, no. 1467)
Hadis ini sederhana tapi mendalam. Dunia penuh hiasan, ada harta, jabatan, kendaraan, rumah mewah. Namun Nabi ﷺ menyebut satu perhiasan paling istimewa, wanita shalihah. Artinya, kalau seorang laki-laki sudah diberi anugerah istri shalihah, ia memiliki hiasan terbaik dalam hidupnya, bahkan melebihi harta dan kedudukan.
Tanda-Tanda Wanita Shalihah
Al-Qur’an juga menyebutkan ciri penting wanita shalihah dalam firman-Nya:
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“Maka wanita-wanita yang shalihah adalah yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah menjaga mereka.” (QS. An-Nisā’: 34)
Ayat ini mengajarkan dua kunci utama:
Qānitāt (taat) – ia tunduk kepada Allah, taat kepada suaminya dalam hal yang ma’ruf, tidak keras kepala atau egois.
Hāfizhāt lil-ghaib – ia menjaga kehormatan dirinya dan rumah tangganya saat suami tidak ada. Ia bisa dipercaya, baik dalam menjaga rahasia, harta, maupun kesetiaan.
Dari sini jelas, wanita shalihah bukan hanya tampak dari luarnya, tapi lebih pada integritas di balik layar.
Kenapa Wanita Shalihah Begitu Penting?
Karena pernikahan bukan sekadar berbagi rumah, tetapi berbagi hidup, berbagi cita-cita, bahkan berbagi surga. Kalau pasangan tidak saling menguatkan dalam taat, maka rumah bisa jadi tempat penuh tekanan.
Pasangan yang saling menolong dalam ketaatan akan membuat perjalanan menuju Allah lebih ringan, lebih cepat, dan lebih indah. Sebaliknya, pasangan yang saling menyeret kepada maksiat hanya akan menambah berat perjalanan hidup.
Bayangkan seorang pemuda yang pulang kerja, lelah, dan hatinya gundah. Kalau yang menyambutnya seorang istri shalihah, ia akan menemukan ketenangan. Tapi kalau yang menunggu adalah istri yang penuh tuntutan dunia, bisa jadi lelahnya semakin bertambah.
Realita Anak Muda, Harus Mulai dari Diri Sendiri
Pertanyaan yang sering muncul: “Bagaimana aku bisa mendapatkan wanita shalihah?”
Jawabannya sederhana tapi berat: mulailah dengan menjadi laki-laki shalih.
Allah berfirman:
وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ
“Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik.” (QS. An-Nūr: 26)
Kalau kita masih jauh dari ketaatan, jangan berharap Allah memberi amanah berupa wanita shalihah yang taat. Maka perjalanan mencari pasangan seharusnya dimulai dari membenahi diri: shalat tepat waktu, menjaga pandangan, menahan hawa nafsu, berbakti kepada orang tua, dan menjaga pergaulan.
Menjadi wanita shalihah memang mulia, tapi mencari dan menantikan pasangan shalih juga bukan perkara mudah. Namun, di situlah letak perjuangan seorang pemuda muslim.
Ingatlah sabda Nabi ﷺ:
«إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا، قِيلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ»
“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktunya, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: ‘Masuklah ke surga dari pintu mana saja yang engkau suka.’ (HR. Ahmad, no. 1661; sahih)
Hadis ini bukan hanya kabar gembira bagi wanita, tapi juga motivasi bagi para pemuda: carilah pasangan yang cita-citanya adalah surga. Sebab dengan itu, rumah tangga akan menjadi jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Wallahul muwaffiq.
Referensi:
Al-Shaqāwī, A. bin ‘Abd Allāh. (2023, 19 Juni). Al-mar’ah al-sāliḥah. IslamWay. https://ar.islamway.net/article/90201/%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B1%D8%A3%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%B5%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%A9
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com