Bismillah…
Kita sering dengar kata “mati syahid”, dan langsung kebayang sosok pejuang di medan perang. Tapi ternyata, nggak cuma itu lho.
Rasulullah ﷺ menyebut, ada banyak jenis kematian yang juga bisa digolongkan syahid, bahkan termasuk hal-hal yang dekat banget sama kehidupan kita.
Ada yang meninggal karena sakit perut, ada yang wafat saat melahirkan, ada juga yang berpulang karena kecelakaan atau serangan jantung.
Nah, pertanyaannya:
Apakah mereka juga termasuk orang-orang yang mati syahid di sisi Allah?
Apa Itu Al-Mabṭūn?
Dalam hadis sahih, Rasulullah ﷺ bersabda:
«الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ: الْمَطْعُونُ، وَالْمَبْطُونُ، وَالْغَرِقُ، وَصَاحِبُ الْهَدْمِ، وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللهِ»
“Para syuhada itu ada lima: yang mati karena tha‘un (wabah), sakit perut, tenggelam, tertimpa reruntuhan, dan yang gugur di jalan Allah.” (HR. Bukhari & Muslim)
Kata “al-mabṭūn” (المبطون) berarti orang yang meninggal karena penyakit perut. Imam An-Nawawi menjelaskan, termasuk dalam kategori ini:
- Orang yang meninggal karena diare berat,
- Perut bengkak atau komplikasi organ pencernaan,
- Atau penyakit lain yang menyerang bagian perut.
وأما المبطون فهو صاحب داء البطن، وهو الإسهال ، وقال القاضي : وقيل: هو الذي به الاستسقاء وانتفاخ البطن ، وقيل: هو الذي تشتكي بطنه ، وقيل: هو الذي يموت بداء بطنه مطلقًا
____
Jadi, kalau ada seseorang wafat karena penyakit lambung, usus, atau infeksi pencernaan berat insyaAllah masuk kategori syahid akhirat, selama dia wafat dalam keadaan beriman dan sabar.
Ibu yang Wafat Saat Melahirkan
Satu lagi yang bikin terharu: Rasulullah ﷺ juga menyebut wanita yang meninggal saat melahirkan termasuk syahidah.
«الشُّهَدَاءُ سَبْعَةٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللهِ: الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ، وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ، وَالْحَرِقُ شَهِيدٌ، وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدَةٌ»
“Para syuhada ada tujuh selain yang gugur di jalan Allah: orang yang mati karena tha‘un, orang yang tenggelam, orang yang terkena radang selaput dada, orang yang mati karena sakit perut, orang yang terbakar, orang yang tertimpa reruntuhan, dan wanita yang meninggal dalam keadaan mengandung (melahirkan).” (HR. Abu Dawud no. 3111, Ibn Majah no. 2803)
Subhanallah…
Bayangin, perjuangan seorang ibu yang bertaruh nyawa demi hadirnya kehidupan baru, Allah balas dengan derajat yang sangat tinggi.
Nggak ada perjuangan yang sia-sia di sisi Allah.
Kematian yang Berat, Tapi Penuh Rahmat
Imam Ibn Hajar rahimahullah bilang, ada lebih dari 20 jenis kematian yang tergolong syahid akhirat.
Di antaranya:
- Tenggelam,
- Terbakar,
- Tertimpa bangunan,
- Digigit hewan berbisa,
- Jatuh dari kendaraan,
- Dimangsa binatang buas, dan lainnya.
Semua jenis kematian itu punya satu kesamaan: penuh penderitaan dan rasa sakit.
Dan di situlah letak kasih sayang Allah.
Rasa sakit itu bukan hukuman, tapi pembersih dosa dan tiket naik derajat.
Tiga Jenis Syahid
- Syahid Dunia & Akhirat
➤ Mereka yang gugur di medan jihad, dengan niat tulus karena Allah.
➤ Jenazahnya tidak dimandikan, dikubur dengan darahnya. - Syahid Akhirat Saja
➤ Mereka yang meninggal karena sebab-sebab berat (penyakit, melahirkan, kecelakaan, dll).
➤ Jenazahnya tetap dishalatkan dan dikafani, tapi pahala akhiratnya seperti syahid. - Syahid Dunia Saja
➤ Mereka yang gugur di medan jihad, dengan niat yang tidak ikhlas, berperang hanya ingin mencari keuntungan atau pujian di dunia.
➤ Jenazahnya tidak dimandikan, dikubur dengan darahnya.
Baca juga:
Memahami Tiga Jenis Syahid
Tapi, Ada Syaratnya Ya…
Nggak otomatis semua yang meninggal karena hal-hal di atas langsung dapat status “syahid”.
Para ulama menyebut, ada beberapa syarat penting:
✅ Masih beriman dan bertauhid.
✅ Sabar dan mengharap pahala (iḥtisāb) atas musibah yang dialami.
❌ Tidak sedang maksiat.
(Misalnya: meninggal saat mabuk, balapan liar, atau berbuat dosa nggak disebut syahid.)
✅ Tidak punya dosa kepada manusia.
(Misalnya: utang belum dibayar, menzalimi orang, atau korupsi itu menghalangi pahala syahid.)
Jadi, Kalau Ada yang Meninggal Karena Kecelakaan?
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah pernah ditanya soal orang yang tenggelam di laut waktu berdagang.
Beliau jawab:
“Ya, ia termasuk mati syahid jika tidak bermaksiat dalam perjalanannya.” (Majmū‘ al-Fatāwā, 24/376)
Artinya, orang yang meninggal karena kecelakaan, serangan jantung, atau penyakit berat — selama dia bukan dalam kemaksiatan dan tetap beriman — insya Allah termasuk syahid akhirat.
Mati Itu Pasti, Tapi Cara Kita Hidup Menentukannya
Nggak ada yang tahu kapan dan di mana kita bakal berpulang.
Tapi yang bisa kita pilih adalah bagaimana kita menjalani hidup sebelum itu tiba.
Bukan soal meninggalnya di mana, tapi dalam keadaan apa kita meninggal.
Apakah dalam taat, sabar, dan mengharap ridha Allah?
Atau dalam lalai dan dosa?
Semoga Allah memberi kita akhir yang indah; husnul khatimah. Semoga kematian kita termasuk kematian yang mulia, dan Allah catat kita dalam golongan orang-orang yang syahid di sisi-Nya.
Wallāhu a‘lam bish-shawāb.
(Allah-lah yang paling tahu kebenaran sejatinya.)
Referensi:
Islamweb. (n.d.). الشهداء ليسوا خصماً في قَتْل. Islamweb. https://www.islamweb.net/ar/fatwa/34588/%D8%A7%D9%84%D8%B4%D9%87%D8%AF%..
Disusun oleh Ustadz Ahmad Anshori, Lc., M.Pd.
Artikel Remajaislam.com