Berikut ini merupakan beberapa ayat tentang keutamaan menuntut ilmu dan ahli ilmu:
1. Pertama adalah firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an surat Muhammad ayat 19
﴿فَاعلَم أَنَّهُ لا إِلهَ إِلَّا اللَّهُ وَاستَغفِر لِذَنبِكَ وَلِلمُؤمِنينَ وَالمُؤمِناتِ وَاللَّهُ يَعلَمُ مُتَقَلَّبَكُم وَمَثواكُم﴾
“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu”
Dari ayat ini bisa diambil kesimpulan bahwa hendaknya seseorang berilmu terlebih dahulu sebelum beramal, karena sebuah perbuatan atau perkataan tidak mungkin benar kecuali apabila dilandasi dengan ilmu. Apatah lagi ibadah tentu tidak akan pernah benar sebuah ibadah kecuali apabila ditunaikan dengan ilmu.
2. Kedua, adalah firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 122
﴿وَما كانَ المُؤمِنونَ لِيَنفِروا كافَّةً فَلَولا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرقَةٍ مِنهُم طائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهوا فِي الدّينِ وَلِيُنذِروا قَومَهُم إِذا رَجَعوا إِلَيهِم لَعَلَّهُم يَحذَرونَ﴾
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya”
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di berkata dalam tafsirnya: “Dalam ayat ini terdapat keutamaan ilmu terutama ilmu fiqh sebagai ilmu yang paling penting dalam agama. Dan barang siapa yang mempelajari suatu ilmu dia memiliki kewajiban untuk menyebarkannya”
Dalam ayat ini Allah subhanahu wa taala menerangkan bahwa tidaklah selayaknya bagi kaum muslimin keluar menuju medan peperangan seluruhnya akan tetapi hendaknya ada sebagian mereka yang menetap di negeri mereka untuk menuntut ilmu agama dan mengajarkannya kepada manusia sebagaimana yang diterangkan oleh imam At-thabari dalam tafsirnya.
3. Ketiga, firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar ayat 9
﴿أَمَّن هُوَ قانِتٌ آناءَ اللَّيلِ ساجِدًا وَقائِمًا يَحذَرُ الآخِرَةَ وَيَرجو رَحمَةَ رَبِّهِ قُل هَل يَستَوِي الَّذينَ يَعلَمونَ وَالَّذينَ لا يَعلَمونَ إِنَّما يَتَذَكَّرُ أُولُو الأَلبابِ﴾
“(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.”
Dalam ayat ini terdapat pujian atas orang-orang yang mengerti syariat Allah taala. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata,
“Apakah sama antara orang yang tahu mengenai Tuhannya dan syariat agama, dengan orang yang tidak mengetahui apa-apa? Pasti berbeda antara mereka yang tahu dan tidak tahu. Sebagaimana bedanya malam dan siang, cahaya dan kegelapan, air dan juga api”
4. Keempat, firman Allah taala dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 18
﴿شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلهَ إِلّا هُوَ وَالمَلائِكَةُ وَأُولُو العِلمِ قائِمًا بِالقِسطِ لا إِلهَ إِلّا هُوَ العَزيزُ الحَكيمُ﴾
“Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia; (demikian pula) para Malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana”
Di dalam ayat ini terdapat isyarat yang berkenaan dengan keutamaan ahli ilmu dimana Allah menyandingkan persaksian mereka dengan persaksian Allah ta’ala dan para malaikat-Nya.
5. Kelima, firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 11
﴿يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنوا إِذا قيلَ لَكُم تَفَسَّحوا فِي المَجالِسِ فَافسَحوا يَفسَحِ اللَّهُ لَكُم وَإِذا قيلَ انشُزوا فَانشُزوا يَرفَعِ اللَّهُ الَّذينَ آمَنوا مِنكُم وَالَّذينَ أوتُوا العِلمَ دَرَجاتٍ وَاللَّهُ بِما تَعمَلونَ خَبيرٌ﴾
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata
“Dan Allah subhanahu wa taala mengangkat derajat seorang yang beriman dan berilmu berdasarkan kadar ilmu dan iman yang mereka miliki”