Allah ta’ala berfirman,
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُّبِينٍ
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)
Di dalam tafsir Al-Baghowi diterangkan bahwa sebab turunnya ayat ini berkenaan dengan sejumlah sahabat dari Bani Salamah yang ingin pindah rumah ke dekat masjid Nabawi. Agar langkah mereka ke masjid lebih dekat dan tidak melelahkan. Sebagaimana keterangan dari shabat Abu Sa’id Al-Khudri -radhiyallahu’anhu-,
“شكت بنو سلمة بعد منازلهم من المسجد فأنزل الله تعالى : ” ونكتب ما قدموا وآثارهم
“Orang-orang dari Bani Salamah mengadukan tentang rumah mereka yang jauh dari masjid. Lalu Allah ta’ala menurunkan ayat, “Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.”
Sehingga para ulama menafsirkan bahwa diantara makna yang dimkasud alam ayat “bekas-bekas yang mereka tinggalkan” langkah-langkah mereka ke masjid. (Tafsir Al-Baghawi).
Dalam langkah-langkah yang kau ambil menuju masjid, Allah telah mencatat setiap langkahmu.
Ketika kau merasa letih, ingatlah bahwa bekas-bekas langkahmu di catat oleh-Nya, yang kelak di hari kiamat akan membuatmu bangga dan gembira.
Kau tidak sendirian, karena langkah-langkahmu ke masjid bersama dengan langkah-langkah orang-orang shalih, diantaranya bekas jejak para sahabat yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah, yang menjadi sebab turunnya ayat yang mulia ini.