Bismillah…
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu-, dari Nabi shalallahu alaihi wassalam beliau bersabda,
يدخل الجنةَ أقوامٌ أفئدتهم مثل أفئدة الطير
“Akan masuk surga sekelompok orang yang hatinya seperti burung.” (HR. Muslim)
Hadis ini berbicara tentang tawakal. Sebagaimana ditegaskan di dalam hadis yang lain tentang sifat burung sebagai makhluk yang amat tinggi tawakalnya kepada Allah ta’ala,
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh Allah Subhanahu Wata’ala), sebagaimana seekor burung diberi rizki; dimana ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).
Tawakal disusun sebagai kiat pertama dalam meraih kesuksesan karena yang membedakan antara perjuangan manusia beriman dan yang tidak beriman dalam meraih kesuksesan adalah tawakal kepada Allah.
Tawakal bisa dikatakan sebagai kunci paling pokok dalam mengembangkan diri. Karena manusia sebagai makhluk yang lemah membutuhkan pertolongan Allah Tuhan yang maha kuat dalam berjuang meraih kesusksesan. Tanpa pertolonganNya, manusia hanyalah makhluk yang lemah dengan segudang kekurangan.
Apa itu Tawakal?
Tawakal adalah,
صدق اعتماد القلب على الله عز وجل في استجلاب المصالح ودفع المضار من أمور الدنيا والآخرة كلها
“kejujuran hati di dalam bergantung kepada Allah ‘azza wa jalla, di dalam upaya menggapai maslahat atau mencegah bahaya, baik yang berkaitan dengan perkara dunia maupun akhirat.” (Ibnu Rajab Al Hambali).
Sehingga tawakal merupakan amalan hati, yang sepenuhnya pasrah dan bersandar hanya kepada Allah, dalam mengharapkan pertolongan untuk menggapai segala hal yang besar maupun kecil, disertai keyakinan yang kuat terhadap takdir serta keridhoan kepada keputusanNya.
Manusia tanpa tawakal kepada Allah, akan lemah. Meskipun ia memiliki segudang ilmu, relasi, pengalaman, kemampuan dll. Oleh karenanya Allah memuji orang-orang yang bertawakal kepada-Nya,
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allahgemetar hatinnya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.” (Surat Al-Anfal: 2)
Kemudian di ayat yang lain,
وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ
“Siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Surat Ath-Thalaq: 3)
Oleh karenanya hadis ini menjadi pondasi utama di dalam berkembangnya seorang muslim. Tawakal sebagai ibadah hati yang sangat mempengaruhi kedewasaan sikap yang akan membawanya menuju kesuksesan.
Sisi Kesamaan Hati yang Penduduk Surga dengan Hati Burung
Para ulama berusaha memahami titik kesamaan antara hati burung dengan hati penduduk surga adalah,
1. Tawakal yang sempurna.
2. Hati mereka adalah hati yang lembut, dipenuhi rahmat dan selamat dari kekerasan dan kebencian.
3. Hati yang mudah takut kepada Allah, layaknya burung adalah hewan yang mudah takut dengan gangguan-gangguan, dia akan segera terbang menghindar saat ada gangguan.
4. Hati yang tenang dan khusyu’.
5. Hati yang mudah tersentuh oleh nasehat.
Imam Nawawi -rahimahullah- menerangkan,
أنها ذات خشية واستكانة، سريعة الاستجابة والتأثر بقوارع التذكير، سالمة من الشدة والقسوة والغلظة
“Hati burung adalah hati yang takut dan penuh ketenangan., cepat merespon kebaikan dan mudah tersentuh oleh peringatan, selamat dari kekerasan dan kebencian.”
Nabi tidak menyebutkan sisi kesamaan hati penduduk surga dengan hati burung. Saat sisi kesamaan tidak disebutkan, menunjukkan keumuman penyamaan antara hati burung dengan hati penghuni surga, sehingga segala sifat yang melekat pada burung itulah yang menjadi kesamaan. At-Thibbi -rahimahullah- menerangkan,
قد تقرر في علم البيان أن وجه الشبه إذا أضمر عم تناوله قيكون أبلغ مما لو صرح به فينبغي أن يحمل الحديث على المذكورات كلها
“Di dalam ilmu bayan terdapat kaidah bahwa di saat titik kesamaan tidak disebutkan itu menunjukkan kesamaannya mencakup secara keseluruhan. Dan ungkapan seperti itu lebih dalam daripada disebutkan secara gmablang. Sehingga letak kesamaan pesan hadis ini hendaknya ditujukan kepada seluruh sifat yang melekat pada burung yang telah disebutkan di atas.” (Syarah Misykah Al-Mashobih, cet. 1 11/3559).
Sehingga bukan hanya pada tawakal letak kesamaannya namun juga, ya tawakal, takut dan kelembutan hati. Dan tiga sifat ini tidaklah kontradiksi, justeru saling berkaitan, tinggi rasa tawakal kepada Allah melahirkan kelembutan hati dan khasyah kepadaNya.
Semoga Allah menjadikan hati kita sebagai hati yang tawakal sepenuhnya dan menjadikannya sebagai hati yang lembut.
Referensi:
Al-‘Ajin, Ali bin Ibrahum (2021), Al-Arba’un At-Tatwiriyyah; 40 Haditsan fi Tatwir Az-Dzat wa Asbab An-Najah. Naqatech.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com