Motivasi Wakaf
Bismillah…
Ya mumpung masih muda, mulailah direncanakan untuk berwakaf. Sebagai tabungan masa depan di akhirat kelak. Kenapa di masa muda mulai direncanakan berwakaf? Karena biasanya untuk berwakaf membutuhkan kemampuan finansial dan kecukupan harta. Dan masa muda biasanya masa-masa membangun karir, mencari dan memaksimalkan kekuatan passion dan membangun bisnis. Ya meskipun wakaf itu tidak harus mahal ya, tapi dengan menghadirkan semangat seperti ini perjuangan kalian di masa muda untuk berkembang tidak akan sia-sia, akan menjadi lebih bernilai. Karena gol yang diniatkan amat indah, yaitu mampu berwakaf. Sehingga langkah perjuangan kalian wahai anak muda, akan bernilai ibadah yang itu akan menjadikan hidupmu lebih bernilai dan diberkahi. Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- bersabda,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَِى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا، أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Amalan-amalan itu hanyalah tergantung pada niatnya. Dan setiap orang itu hanyalah akan dibalas berdasarkan apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya keapda Allah dan Rasul-Nya. Namun barang siapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau seorang wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kan indah banget hidup kalau capek-capek ngebagun bisnis untuk bisa bangun masjid…
untuk bisa bangun sekolah…
untuk bisa ngebenrin jalan rusak di kampung…
untuk gali ribuan sumur di berbagai daerah yang kekeringan…
untuk bangun pesantren… dst.
Wakaf akan menjadi saham pahala yang profitnya akan terus mengalir ke kantong pahala Anda saat hidup bahkan ketika sudah pindah alam nanti. Sebagaimana diterangkan di dalam ayat,
إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَاقَّدُموا وَءَاثَارَهُمْ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُّبِينٍ
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Yasin: 12).
Dan juga di dalam hadis shahih, Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam-, beliau bersabda,
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث : صدقة جارية أو علم ينتفع به من بعده , أو ولد صالح يدعو له
“Jika manusia mati maka seluruh amalnya akan terputus kecuali 3, yaitu; sedekah jariah, ilmu bermanfaat yang ia ajarkan dan anak shalih yang mendoakan orantuanya.”
Yang dimaksud sedekah jariah pada hadis ini adalah, wakaf. Sebagaimana penjelasan Syaikh Abdulaziz bin Baz -rahimahullah-,
صدقة جارية قد وقفها هو مثل وقف مسجد يصلى فيه، أو عمارة تؤجر، ويتصدق بأجرتها، أو أرض زراعية يتصدق بما يحصل منها، أو ما أشبه ذلك، فهذه صدقة جارية، يجري عليه أجرها بعد وفاته، ما دامت ينتفع بها الناس.
“Sedekah jariah artinya seorang yang berwakaf, seperti wakaf masjid yang digunakan untuk shalat masyarakat, wakaf apartemen yang disewakan, kemudan hasil sewa disedekahkan, wakaf ladang pertanian yang hasil paninnya dijual kemudan profitnya disedekahkan atau yang lainnya. Inilah yang dimaksud sedekah jariah yang pahalanya terus mengalir kepada pelakunya setelah dia meninggal, selama harta yang ia wakafkan itu dimanfaatkan oleh manusia.” (https://binbaz.org.sa/fatwas/15526/%D8%B4%D8…)
Dan ternyata rekan muda, ada sebuah kabar yang sangat menginspirasi dari pendahulu kita yaitu para sahabat Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam-. Bahwa ternyata mereka berusaha untuk memiliki bagian di dalam wakaf. Sahabat Jabir bin Abdillah mengatakan,
لم يكن أحد من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم ذو مقدرة إلا وقف
“Tak ada satupun sahabat Nabi yang memiliki kemampuan berwakaf melainkan mereka berwakaf.”
Semoga bisa menginspirasi sobat muda dan siapa saja yang membaca tulisan ini untuk berwakaf.
Wallahul muwaffiq.
*Tulisan berseri dengan judul “Muda Berwakaf, Bolehlah” adalah bahan ajar yang disampaikan oleh Ustadz Ahmad Anshori, Lc. dalam kelas “Ruang Belajar Islam”.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com