Dari dulu, Allah tuh selalu kasih clue buat manusia yang bener-bener nyari kebenaran. Tapi bukan sekadar keajaiban yang bikin takjub doang. Mukjizat itu sesuatu yang bikin otak nge-lag, bikin hati tiba-tiba ‘klik’ dan sadar kalau ini bukan hal biasa.
Menariknya, setiap nabi dapet mukjizat yang relate banget sama zamannya. Kayak Allah tuh ngomong langsung ke mereka pake bahasa yang mereka paham.
Misalnya, Nabi Musa ‘alaihissalam. Beliau hidup di era di mana sihir itu kayak top skill. Para penyihirnya udah level dewa, jago banget mainin trik-trik optik. Tapi pas mereka lihat tongkat Nabi Musa berubah jadi ular beneran, laut kebelah di depan mata, mereka langsung ngeh, “Oke, ini beda sih, ini bukan sihir.” Mereka langsung sujud, auto beriman!
Allah bahkan ngejelasin ini dalam Al-Qur’an:
فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Maka nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf: 118)
Sama halnya dengan Nabi Isa ‘alaihissalam. Di zamannya, dunia medis udah canggih. Tapi Nabi Isa? Bisa nyembuhin yang buta dari lahir, ngobatin penyakit yang impossible buat disembuhin, bahkan ngidupin orang mati—semua atas izin Allah. Mind-blowing banget!
Tapi masalahnya, mukjizat nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad ﷺ ini ada batasannya:
- Harus dilihat langsung (inderawi). Hanya orang-orang di zaman itu bisa lihat dengan mata kepala sendiri.
- Terbatas waktu dan tempat. Mukjizatnya terjadi saat itu aja, nggak bisa diulang atau dibuktikan ulang sama generasi selanjutnya.
Nah, terus gimana dengan Nabi terakhir, Muhammad ﷺ?
Mukjizat yang Gak Ada Expired-nya
Nabi Muhammad ﷺ juga punya mukjizat yang bisa dilihat langsung—bulan terbelah, air ngalir dari jarinya, makanan yang tiba-tiba nambah sendiri. Tapi mukjizat the real deal yang bikin Islam bertahan sampai sekarang adalah sesuatu yang beda.
Mukjizat itu adalah Al-Qur’an.
Kitab ini bukan sekadar bacaan biasa. Ini literally tantangan buat seluruh manusia dan jin. Allah bilang dalam Al-Qur’an:
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
“Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan mampu membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu.” (QS. Al-Isra’: 88)
Serius, ini udah lebih dari 1400 tahun dan nggak ada yang bisa nyamain keindahan, kedalaman, dan isi Al-Qur’an.
Dan yang bikin lebih keren lagi, Al-Qur’an tuh bukan cuma buat dibaca pas lagi ngaji doang. Ini tuh buku panduan hidup yang masih relevant di segala zaman. Semua aspek kehidupan ada di dalamnya—dari etika, bisnis, sains, sampai urusan hati.
Nabi Muhammad ﷺ sendiri pernah bilang:
مَا مِنَ الأَنْبِيَاءِ نَبِيٌّ إِلَّا أُعْطِيَ مَا مِثْلُهُ آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَرُ، وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُ إِلَيَّ، فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَابِعًا يَوْمَ القِيَامَةِ
“Setiap nabi pasti diberikan mukjizat yang dapat menjadikan manusia beriman kepadanya. Adapun yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang Allah wahyukan kepadaku, dan aku berharap menjadi nabi dengan jumlah pengikut terbanyak pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Mukjizat ini masih ada. Masih bisa diakses kapan aja, dimana aja. Dan siapapun yang bener-bener mau nyari kebenaran, bakal ngerasain sendiri kekuatan Al-Qur’an.
Karena mukjizat itu bukan cuma soal sesuatu yang ‘wow’ di depan mata, tapi juga sesuatu yang bisa bikin hati tersentuh dan pikiran tercerahkan.
Dan Al-Qur’an? Mukjizat paling real dari Nabi Muhammad ﷺ yang sampai sekarang masih nunggu buat ditemuin sama siapa aja yang pengen hidupnya on the right track.
Wallahu a’lam.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori, Lc., M.Pd.
Artikel: Remajaislam.com