Bismillah….
Apa Itu Riya’?
Secara bahasa, riya’ (الرّياء) berasal dari kata ra’ā–yurā’ī yang artinya “memperlihatkan”. Adapun secara istilah, para ulama mendefinisikan riya’ sebagai:
“Seorang hamba melakukan ibadah dengan tujuan agar dilihat manusia, dipuji, dan mendapat kedudukan di hati mereka, bukan mencari ridha Allah.”
Imam Al-Ghazali menyebut riya’ sebagai asy-syirkul khafī (syirik yang tersembunyi), karena seorang hamba seakan-akan beribadah kepada Allah, tetapi pada hakikatnya ia sedang menyembah pujian manusia.
Bahaya Riya’
Riya’ adalah penyakit hati yang sangat berbahaya. Ia bisa membatalkan amal, bahkan menjadikan amal itu sebab masuk neraka. Nabi ﷺ bersabda bahwa perkara yang paling beliau khawatirkan menimpa umatnya adalah syirik kecil. Para sahabat bertanya: “Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Riya’.” (HR. Ahmad, no. 23630, sahih)
Dalam hadis sahih riwayat Muslim, Nabi ﷺ menggambarkan tiga golongan pertama yang dilempar ke neraka: mujahid, qari’, dan dermawan. Amal mereka agung, tapi niat mereka rusak. Mereka beramal bukan karena Allah, tapi agar disebut pemberani, alim, atau dermawan. Dan ketika niat sudah rusak, amal sebesar apa pun tidak bernilai di sisi Allah.
Allah ﷻ menegaskan dalam Al-Qur’an:
وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“Dan Kami hadapkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan.” (QS. Al-Furqān: 23)
Fenomena Riya’ di Zaman Kita
- Orang bersedekah tapi direkam dan dipublikasikan agar dianggap dermawan.
- Orang rajin ibadah tapi setiap amalnya diposting, dengan dalih motivasi, padahal hatinya ingin dipuji.
- Orang menuntut ilmu agama, bukan demi Allah, tapi demi gelar, popularitas, atau follower.
Inilah bukti betapa halusnya riya’. Seseorang bisa tidak sadar bahwa hatinya telah berpaling dari Allah menuju manusia.
Jalan Selamat dari Riya’
- Memperbanyak doa ikhlas. Hati berada di tangan Allah, maka mintalah kepada-Nya agar diluruskan.
Diantaranya bisa mencontoh doa yang sering dipanjatkan oleh sahabat Umar bin Khattab -radhiyallahu ‘anhu-
اللهم اجعل عملي كله صالحا واجعله لوجهك خالصا ولا تجعل لأحد فيه شيئا
ALLAHUMMAJ’AL ‘AMALII KULLAHU SHOOLIHA WAJ’ALHU LIWAJHIKA KHOOLISHO WALAA TAJ’AL LI AHADIN FIIHI SYAI-A
“Ya Allah, jadikan seluruh amalanku shalih, ikhlas karena-Mu, dan jangan sisakan sedikit pun untuk selain-Mu.” (dikutip dari Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah rahimahullah)
- Membiasakan amal tersembunyi. Perbanyak ibadah yang tidak dilihat orang lain.
- Menghadirkan rasa takut. Ingatlah bahwa riya’ bisa menghapus amal sebesar gunung.
- Menghadirkan harapan. Amal kecil yang ikhlas lebih dicintai Allah daripada amal besar yang penuh riya’.
Penutup
Riya’ adalah racun bagi amal. Ikhlas adalah ruh ibadah. Tanpa ikhlas, amal hanya jasad kosong yang tidak akan pernah sampai kepada Allah. Karena itu, seorang mukmin harus senantiasa berdoa, membersihkan hatinya, dan memperbanyak amal tersembunyi.
Semoga Allah ﷻ melindungi kita dari riya’, dan menjadikan setiap amal kita murni karena-Nya semata.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com