Bismillah….
Hari Kiamat adalah hari ketika semua manusia akan dihadapkan pada Allah untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatannya. Tidak ada satu pun yang luput dari perhitungan. Allah berfirman:
﴿وَكُلَّ إِنسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ ۖ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ كِتَٰبٗا يَلۡقَىٰهُ مَنشُورًا ١٣ ٱقۡرَأۡ كِتَٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبٗا ١٤
“Dan Kami akan mengeluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.” (QS. Al-Isra: 13–14)
Namun, para ulama menjelaskan berdasarkan hadis-hadis Nabi ﷺ bahwa hisab (perhitungan amal) di akhirat tidak sama untuk semua orang. Ada yang ringan, ada pula yang berat.
Pertama, Hisab yang Ringan (Al-Hisab Al-Yasir)
Nabi ﷺ bersabda dalam hadis Aisyah radhiyallahu ‘anha:
مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ عُذِّبَ
“Barang siapa yang diperiksa dalam hisab, maka dia binasa.”
Aisyah berkata: “Wahai Rasulullah, bukankah Allah berfirman: Maka dia akan diperhitungkan dengan perhitungan yang mudah (QS. Al-Insyiqaq: 8)?”
Beliau menjawab:
ذَاكَ الْعَرْضُ، يُعْرَضُونَ، وَمَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ هَلَكَ
“Itu hanyalah sekadar pemaparan amal. Barang siapa yang diperinci hisabnya, pasti binasa.” (HR. Bukhari 4939, Muslim 2876)
Dari hadis ini, jelas bahwa hisab ringan adalah ketika Allah hanya menampakkan amal seorang hamba tanpa membongkarnya secara mendetail. Allah menutupinya, lalu memberi ampunan.
Para ulama menjelaskan, inilah makna;
فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا
“perhitungan yang mudah” dalam Al-Qur’an.
Imam al-Qurthubi berkata:
ومعنى قوله: ﴿فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا﴾ أن أعمال المؤمن تعرض عليه عرضا، فيقرره بذنوبه، ثم يغفرها الله له، ويخفيها عليه في الدنيا ويصفح عنها في الآخرة.
“Maksudnya, amal seorang mukmin diperlihatkan, lalu Allah mengingatkannya nikmat-Nya dengan menutupi dosa itu di dunia dan mengampuninya di akhirat.” (Al-Mufhim, 7/158).
Dengan demikian, hisab ringan adalah tanda kasih sayang Allah. Hamba merasa gentar saat dosa diperlihatkan, tetapi kemudian Allah berfirman: “Aku sudah menutupinya di dunia, dan hari ini Aku ampuni untukmu.”
Kedua, Hisab yang Berat (Su’ul Hisab)
Inilah hisab yang penuh detail, penuh debat, dan ujungnya kehancuran. Nabi ﷺ menegaskan:
مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ عُذِّبَ
“Barang siapa yang diperiksa dalam hisab, niscaya ia akan diazab.” (HR. Bukhari-Muslim)
Yang dimaksud, siapa saja yang diperiksa secara rinci atas amal-amalnya, lalu dipersoalkan satu per satu, pasti akan terseret kepada azab.
Allah menyebut kondisi ini dengan istilah “Su’ul Hisab” (hisab yang buruk) dalam firman-Nya:
وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ
“Dan mereka takut akan hisab yang buruk.” (QS. Ar-Ra’d: 21)
Imam Ath-Thabari menafsirkan ayat ini:
يقول تعالى ذكره: ويخافون أن يحاسبهم الله على أعمالهم فيعاقبهم عليها، فلا ينجو من عقابه أحد إلا من عفا عنه.
“Mereka khawatir bila Allah memeriksa amal mereka secara rinci tanpa memberi ampunan, maka tidak ada yang selamat.” (Tafsir Ath-Thabari, 13/507)
Adapun orang mukmin yang berdosa besar, jika Allah kehendaki, mereka bisa termasuk dalam hisab berat ini dan mendapat azab. Akan tetapi, berkat iman mereka, pada akhirnya Allah akan memasukkan mereka ke surga. Adapun orang kafir, maka kesudahannya adalah neraka kekal.
Penutup
Dari uraian di atas, kita bisa simpulkan:
-
Hisab ringan adalah pemaparan amal tanpa diperiksa mendetail. Inilah untuk hamba-hamba Allah yang dirahmati, yang Allah tutupi dosanya di dunia dan diampuni di akhirat.
-
Hisab berat adalah perincian amal secara detail. Siapa pun yang mengalaminya, pasti tidak selamat kecuali dengan azab terlebih dahulu.
-
Seorang mukmin hendaknya berdoa agar Allah memberi hisab yang ringan, karena Nabi ﷺ sendiri memohon perlindungan dari hisab yang sulit.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang diampuni dan mendapatkan hisab yang ringan, bukan hisab yang mendetail dan menyakitkan.
Wallahu a’lam.